MUSE (2) Present by RoséBear

731 112 1
                                    

Dia tetap memiliki pesona yang luar biasa, jika seseorang menemukannya di pinggir jalan, barangkali akan sulit mengira umur pemuda berkulit tan seksi yang sekarang berdiri di bawah alat pemberi isyarat lalu lintas menunggu warna lampu berganti agar dia bisa menyeberang menuju halte yang berjarak beberapa meter dari tempatnya saat ini. Arus lalu lintas terkendali, dia keluar jalur zebra cross dan memisahkan diri dari orang kebanyakan. Sebenarnya Ia masih berada di semester akhir sebuah perguruan tinggi.

Kai

Karena masalah keuangan beberapa waktu lalu dia telah mengajukan cuti semester. Tadinya dia pikir harus mengajukan cuti semester lanjutan hingga musim semi mendatang atau memilih mengakhiri hidup.

Tapi sepertinya sebuah penawaran kecil berhasil membuatnya bertahan memilih jalan untuk tetap hidup.

Ia menatap lembar perjanjian yang telah ia tandatangani tadi malam dan tertawa kecil mengingat apa yang baru saja terjadi beberapa saat lalu.

Ketika Kai kembali ke tempat sewaannya. Menemui nyonya Jung untuk mencicil biaya sewa, nyatanya perempuan itu telah mengeluarkan satu koper berisikan pakaian serta buku-buku milik Kai.

'Uang ini bahkan tidak bisa melunasi sewa sebelumnya.'

Tawa pemuda itu begitu ringan mengingat makian yang dia terima pagi ini.

"YAISHHH!!"

Ia berteriak kesal, pada akhirnya mengundang beberapa tatapan orang-orang telah berada di sekitar. Membuat mereka memilih menggeser posisi agar memiliki jarak yang semakin lebar dengan Kai.

Sekarang Kai sama sekali tidak tahu harus kemana, dia tidak memiliki cukup uang untuk membayar sebuah kamar kecil bahkan untuk satu malam.

Ketika orang-orang telah menaiki bus dan meninggalkan dirinya. Sebuah mobil Marcedes Benz terlihat memarkirkan diri di ujung halte.

Seorang pria tinggi keluar dari sana. Tidak ada yang Kai pedulikan hingga lelaki itu berdiri di depannya. Seperti seorang malaikat penolong dengan wajah kebingungan.

"Kai? Apa yang kau lakukan di sini?"

Tanpa mendongak, Kai membawa tatapannya memperhatikan siapa yang bicara di depannya kini.

"Kita baru bertemu tadi malam."

Oh! Itu adalah Chanyeol. Kekasih dari lelaki photografer berwajah cantik yang tadi malam menawarinya sebuah pekerjaan. Lelaki ini juga memberinya uang bayaran di muka yang kemudian telah ditarik oleh nyonya Jung.

Chanyeol memilih duduk di sebelah Kai. Menghapus jarak, dan itu membuat Kai ingat akan sesuatu. Bajingan di sebelahnya ini adalah seorang gay.

Secara reflek dia menggeser tempat duduk membuat Chanyeol tertawa.

"Apa kau berpikir aku menyukaimu?"

Matanya mendelik menatap Chanyeol.

Tangan Chanyeol bersembunyi di kedua kantung celananya, pria itu menyilangkan kaki membuat jarak yang lebih lebar lagi. Tatapannya lurus ke depan.

"Kris pasti sudah mengatakannya. Aku memang seorang gay, tapi kau harus tahu jika kami begitu setia pada pasangan. Banyak hal sulit yang terus kami lalui bersama, tidak mudah untuk melirik orang lain Kai. Aku tidak tertarik padamu, selama kekasihku masih hidup."

Mereka hening beberapa saat.

"Jadi apa yang kau lakukan seorang diri di sini? Dengan satu koper?"

Ia membawa tubuhnya condok ke depan agar bisa menoleh ke samping Kai. Memperhatikan sebuah koper gelap berdiri menemani pemuda tan ini.

"Hahh!" Helaan napas berat Kai keluar.

MUSE (KAISOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang