Chapter 2 : 박찬열

2.7K 279 5
                                    

"Ouch lihat siapa yang baru saja bangun karena kelelahan melakukan sex sepanjang malam?"

Kyungsoo mencibir Baekhyun, sembari mengoleskan mentega di roti-nya. Baekhyun tidak menjawabnya, ia melangkahkan kakinya menuju kulkas.

Tenggorokannya terasa sangat kering. sialan. Ia terlalu banyak berteriak tadi malam.

"Aku melihat Minsung keluar dari kamarmu? Apa kau sekarang bersama dengannya?"

"Tidak"

"Benarkah? Biasanya kau tidak bercinta dengan seseorang lebih dari 3 kali"

Baekhyun hampir tersedak dengan minuman yang diminumnya, ia berusaha memasang wajah sedatar mungkin. "The fuck, Kyungsoo? Kau menghitungnya? Orang aneh!"

Kyungsoo tertawa kecil, "Baek, aku ini sabahatmu, aku melihatmu membawa pria berbeda setiap hari-nya, dan si Minsung itu kau masih menyimpannya sebagai mainanmu atau.. lebih seperti kau sebagai mainannya?"

Baekhyun mendudukkan dirinya di sofa, tidak tertarik dengan kemana arah percakapan ini.

"Kau mencintainya?"

"Apa kau bercanda denganku saat ini? Kau tahu aku tidak percaya dengan cinta—"

"Bullshit, Baek! Kau bisa berkata seperti itu pada orang-orang tapi aku tahu dirimu yang sebenarnya!"

"Aku bukan Byun Baekhyun bodoh yang kau kenal dulu Kyungsoo-yah, kau tahu itu" Baekhyun memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening karena Kyungsoo mulai berteriak kearahnya seperti orang gila.

"Apakah ini jati dirimu sekarang? Byun Baekhyun, the everyone's slut? Atau si mengerikan Byun Baekhyun yang tidak memiliki hati?" Kyungsoo mengagkat kedua tangannya diudara, seolah-olah ia ketakutan seperti orang-orang yang takut melihat Baekhyun.

"Cukup"

"Bagaimana dengan Park Chanyeol? Apa kau sudah melup—"

Baekhyun secepat kilat sudah berdiri sejajar dengan tubuh Kyungsoo, ia entah darimana sudah memiliki pisau lipat di tangan-nya, menodongkan pisau lipat tersebut hingga tinggal beberapa senti dari tenggorokan Kyungsoo.

Kyungsoo tidak bergeming.

"Jangan. Sekali. Kali. Kau. Coba" Baekhyun menatap sahabatnya dengan pandangan dingin. Ia kemudian menaruh kembali pisau lipat itu ke dalam saku celana-nya, berniat untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Tidak bisakah kau hentikan ini? Tidakkah kau lelah terus melarikan diri?"

Langkah Baekhyun terhenti, namun ia tidak menoleh.

"Bagiku dia sudah lama mati" suara nya begitu dingin dan tanpa keraguan, Baekhyun melanjutkan kembali langkah kakinya.

•••

"Kerja bagus, Park Chanyeol!"

Pria bertubuh tinggi tegap itu menundukkan kepalanya ke yang lebih tua, senyum tak lepas dari wajah tampannya. Sekali dua kali pria tua berpangkat Jendral itu menepuk pundaknya merasa bangga dengan kinerja anak buah kesayangannya.

"Terima kasih, semua ini juga atas bantuan bapak maka semuanya dapat berjalan dengan lancar dan pelakunya tertangkap dengan cepat", Chanyeol kembali membungkukan tubuh tegapnya namun di tahan oleh atasannya.

"Tidak perlu berterima kasih, ini sudah jadi tugas Saya juga" Jendral berpangkat bintang empat itu kemudian pamit pergi menghadiri rapat, meninggalkan ruang kerja.

"Ouch, lihat siapa yang baru saja mendapatkan pujian, aku sangat iri"

"Jika kau iri kau harus memindahkan pantatmu itu dari tempat duduk dan mulai bekerja, Kim Jongin" Sindir Chanyeol, memukul kepala sahabat karibnya dengan buku protokol yang lumayan tebal.

Bite The BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang