CLACK
CLACK
Chanyeol dengan waspada mengecek pelurunya, jantungnya bergemuruh, apapun yang ia hadapi pastilah tak akan selalu berjalan dengan mulus.
Apalagi yang akan disergapnya adalah kasus yang paling rumit, organisasi mafia terbesar di Korea.
Sebentar lagi ia bisa melihat wajahnya.
Penjahat yang selama ini ia sudah tunggu-tunggu, ia hanya berharap bisa menangkapnya hidup-hidup tanpa melalui baku tembak yang tak diperlukan.
Tiba-tiba Chanyeol mengangkat lengannya, menitah para prajuritnya untuk berhenti. Insting nya yang tajam merasakan sebuah kejanggalan.
"Suasana terlalu sunyi", gumamnya pelan yang hanya terdengar oleh Jongin.Seharusnya malam ini akan di adakan transaksi jual beli barang gelap namun terlihat tidak ada aktifitas apapun yang terjadi disini, suara jangkrik pun nyaris tak terdengar. Dengan pasti ia mengkomando-kan untuk bergerak dengan lebih cepat menjutu tempat yang tidak terlalu terekpose, bersembunyi sebelum pihak musuh mengetahui lokasi tim nya berada.
"Woah, lihat ini, kita kedatangan tamu rupanya"
Chanyeol dan pasukannya dengan reflek mengangkat senjata nya mencari asal suara tersebut. Hal tersebut sontak menimbulkan cekikian dari pihak musuh. "Ah, kenapa tegang sekali? Turunkan senjatamu"
Chanyeol tak bergeming masih mencari asal suara. Kondisi gelap gulita, pencahayaan yang minim membuatnya sedikit kesulitan.
'Sial, ini jebakan' Batin Chanyeol.
"Yeol, apa yang harus kita lakukan?" bisik Jongin pelan, mata elangnya masih dengan tajam memperhatikan setiap sudut.
Tak lama kemudian banyak orang mengenakan topeng hitam berdiri mengerubungi pasukan Chanyeol. Tubuh mereka yang kekar tidak membuat dirinya terintimidasi, ia sudah banyak melihat penjahat seperti ini, menggeretak.
"Fuck, kita kalah jumlah" Desis Chanyeol marah.
"Turunkan senjata atau aku akan menghabisimu" Lagi-lagi suara itu muncul entah darimana, bagai menggema di mencekamnya malam. Membuat hati Chanyeol entah mengapa berdesir mendengarnya, nyalinya mendadak menciut. Matanya mendelik ke kiri dan kanan mencari asal suara tersebut.
DOR
Letusan senjata api itu bagai pertanda mulainya peperangan diantara polisi dan para penjahat. Ekor mata Chanyeol menangkap salah seorang prajuritnya dengan sengaja menembak temannya sendiri.
"INTRUDERS", teriak Chanyeol yang kemudian dengan nyalang mengarahkan pistolnya menembak pria itu, Namjin, anggotanya, seorang penyusup.
DOR
DOR
Gencatan senjata demi gencatan senjata membuat heningnya malam sirna tergantikan oleh suara letusan pistol yang memekakan telinga. Tim Chanyeol kalah jumlah, beberapa anggotanya sudah ada yang terbaring tak berdaya bersimbah darah.
Ini adalah kesalahannya.
Dirinya lengah ketika tak mengetahui bahwa pria bertato naga di belakangnya sudah meletakkan moncong pistol di kepalanya.
"Berhenti. menyerahlah detektif nyawamu sudah berada di ujung jurang" Suara itu terdengar kembali.
"Brengsek! Kau membunuh teman-temanku, dan sekarang kau ingin aku mengakhiri semua ini?!" Chanyeol berteriak dengan lantang, emosinya meluap-luap, tangan kanannya memegang pistol dengan erat.
Pria bertato naga di belakangnya tampak geram dengan cara lancang Chanyeol berbicara pada bos besarnya. "Bicara seperti itu lagi, kepalamu akan ku lubangi, bangsat"
Chanyeol memejamkan matanya, dalam hatinya matipun tak apa, memang itu yang selalu ia inginkan. Dirinya hanya berharap Jongin dan sisa anggotanya dalam keadaan baik-baik saja, biar dialah yang mati menggantikan mereka, jangan ada lagi pertumpahan darah karena kesalahannya.
"Bunuh saja aku tapi biarkan mereka pergi!" Ucap Chanyeol frustasi.
Sayup-sayup terdengar langkah kaki menghampiri tempatnya. Pria yang menodongkan pistol kearahnya dengan cepat menghempas kasar tangan Chanyeol hingga pistol miliknya terlempar ke aspal, membuat pria tampan itu menggeram marah.
Ia berusaha mengambil kembali pistol kesayangannya. Terlalu banyak memory akan kekasihnya disana, ia tidak bisa kehilangannya.
Perlahan siluet asal suara tersebut mulai terlihat, tubuhnya tidak tinggi dan kekar seperti yang Chanyeol pikirkan selama ini.
"Berlutut!" Perintah pria bertato dibelakangnya. Kaki panjangnya di tendang hingga tubuhnya nyaris tersungkur jika saja tubuh atletisnya tidak kuat menahan.
Pria pendek yang Chanyeol yakini adalah ketua gang mafia itu sedikit membungkukkan tubuhnya untuk mengambil pistol miliknya yang tergeletak, "Jangan banyak bergerak detektif atau anak buahku tak segan menembak kepalamu, kematian yang tidak menyakitkan bukan, detektif?"
Kakinya melangkah lebih dekat hingga perlahan wajah itu mulai menampakkan rupanya.
Kedua obsidian Chanyeol membesar tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Atau lebih tepatnya siapa yang berdiri di hadapannya.
"Long time no see, Chanyeollie"
Belum sempat mencerna apa yang terjadi, seseorang memukul kepalanya dengan sangat keras hingga kesadarannya menghilang, sebelum semua menjadi gelap dirinya melihat pria mungil yang selalu dirindukannya itu tersenyum dengan mengerikan.
Baekhyun?
.
.
.ㅡㅅㅡ
What a mess!
Terima kasih yang sudah menunggu ff ini, terima kasih yang sudah upvote & komen meskipun ff ini gajelas bgt sumpah wkwk
Btw ff ini emang pendek pendek ya. Sekian. Muachh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bite The Bullet
Fiksi PenggemarByun Baekhyun, Mafia's Leader & Park Chanyeol, Police Detective. [CHANBAEK] BL / CRIME / MATURE SCENE