Chapter 4: 운명

276 29 0
                                    

"Sungguh tragedy bukan? Takdir yang terlalu menyakitkan"

"Baekhyun.." Chanyeol berusaha membuka matanya, mulutnya kelu, kepalanya terasa sangat pening, badannya kaku tidak bisa bergerak bahkan seujung jaripun tidak dapat ia gerakkan untuk meraih pria itu, kekasih nya yang telah lama hilang.

Belahan jiwa nya.

Baekhyun berdiri, menatapnya dengan pandangan dingin, kemudian mulai berjalan menjauhi tubuh Chanyeol yang terkapar di dingin nya aspal malam itu. Beberapa pria berbadan besar mendekat kearah Chanyeol, membawa tubuh besar itu masuk ke dalam mobil van hitam dengan cepat.

"Baekhyun.. jangan tinggalkan aku.."

"Park Chanyeol!" Teriakan Jongin satu-satu nya yang Ia dengar sebelum dirinya jatuh dalam kegelapan.

•••

TIK
TIK
TIK

"Ugh" Chanyeol terbangun dalam keadaan dimana kepalanya terasa sangat pening.

Beberapa kali Ia mencoba menggelengkan kepala mencoba menampis rasa sakit, sedikit meringis karena efek hantaman senjata tumpul yang dengan keras mengenai belakang kepalanya. Perlahan mencoba menajamkan pandangannya, mata besar itu memperhatikan sekeliling ruangan tempatnya berada yang tampak asing, lampu nya remang-remang, ruangan besar yang nampak seperti kamar itu didominasi oleh warna hitam gelap, bahkan cahaya matahari dari luar jendela saja tidak mampu membuat ruangan itu lebih terang.

Ia mencari sosok mungil yang selama ini menghantui diri nya selama bertahun-tahun.

Byun Baekhyun.

Jantung nya berdebar kencang, merindukan sosok lelaki itu. Bahkan dengan mengingat namanya saja sudah membuat jantung nya seperti diremas dengan kencang.

Tubuhnya hampir tersentak kaget mendapati lelaki yang dicari nya itu ternyata sedang duduk dalam diam di kursi besar dengan balutan kayu jati yang terukir bentuk ular mengitari kursi itu, tentu sungguh tampak menawan.

Baekhyun, mengenakan gaun malam satin berwarna hitam dipadukan dengan tubuh molek dan aura yang sangat kuat membuat Chanyeol tidak dapat melepaskan pandangannya.

Pakaian yang dikenakan oleh Baekhyun terlihat agak kebesaran sehingga bahu putih nan halus terpampang jelas membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya. Baekhyun nya tidak pernah mengenakan pakaian terbuka seperti ini.

"Suka dengan apa yang kau lihat?" ucap Baekhyun, bibir tipisnya tersungging keatas.

Chanyeol berdehem canggung. Tubuhnya hendak berdiri memeluk tubuh sang kekasih dihadapannya namun gerakan Baekhyun jauh lebih cepat. Pria berambut silver itu memiringkan kepalanya, jemari cantiknya menodongkan pisol hitam yang terukir angka 6104.

"Baekhyun", panggil Chanyeol dengan suara parau.

"Jangan mendekat", ancam Bekhyun menatap manik mata Chanyeol dingin.

"Apa yang terjadi denganmu? Selama ini kau kemana? Aku hampir gila mencarimu kemana-mana", mata besar itu menatap mata Baekhyun sendu, ia seperti mencari sesuatu, tatapan hangat yang selalu terlihat berbinar ketika menatap dirinya, yang dilihatnya kini hanya pandangan dingin tanpa cinta disana, kemana Baekhyun nya pergi?

"Baekhㅡ"

CEKLEK

Baekhyun bersiap untuk menarik pelatuk, mengarahkan ujung pistol tersebut ke arah pemiliknya. Ia tertawa dengan kencang seperti orang gila, membuat Chanyeol menatap Baekhyun dengan bingung, mata nya sudah memerah menahan air mata karena hati nya seperti akan meledak menahan kerinduan.

Bite The BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang