Hujan masih saja turun, jam sudah menunjuklan pukul 11, kami hanya duduk di depan tv bersampingan, aku sama sekali tidak fokus dengan drama korea yang berkali-kali membuat wanita disampingku ini tertawa. Bagiku mereka cuma segerombolan lelaki tampan yang menarik perhatiannya.
"ya ampun liat dech dia, lucukan" ucapnya.
"mmm lucu" jawabku datar, mungkin dia sadar dengan nadaku bicara, dia langsung melihat ke arahku.
"mas kenapa? Gak suka nonton drama comedy ya?" tanyanya "mau aku cariin film yang lain?"
"No bukan itu"
"aku gak suka kamu fokus ke cowo lain" jawabku jujur.
"ya ampun, trus aku harus fokusnya sama mas aja?" tanyanya matanya tajam melihat mataku, mungkin mencari jawaban.
"gak gitu juga" jawabku gengsi.
"ya udah kalo gitu" balasnya kemudian kembali mengalihkan perhatiannya kearah tv. Oke she know to push my botom.
"oke fine, aku cuma pengen kamu fokus ke aku paling gak untuk hari ini" jawabku cepat dan itu membuatnya tersenyum.
"trus mas rio yang sukanya aku perhatiin ini, maunya kita ngapain lagi?" godanya. Aku tertawa tidak percaya.
"ini yang aku suka dari kamu, kamu jujur sama dirimu sendiri, gak peduli kalo kamu bertingkah konyol atau gak, selama itu bikin kamu happy, I like it" ucapku jujur, dia harus tau bahwa kepribadiannya membuatku nyaman, aku juga hanya perlu menjadi diriku sendiri bila bersamanya dan itu membuatku nyaman.
"kenapa tiba-tiba jadi serius?" tanyanya heran.
"you need to know it" jawabku singkat, dia hanya tersenyum kearahku, senyumnya kali ini berbeda dari biasanya.
Yuki menarik nafas panjang "you got one point from me" lanjutnya. Aku hanya tersenyum, menyodorkan telapak tanganku kearahnya dan dia menyambutnya.
Ini pertama kali kami bersentuhan kecuali pelukan singkat yuki tadi malam. Jujur saja ini terasa berbeda, aku menyadari apa yang aku lakukan dan apa yang dia lakukan, tanganya lebih kecil dan lebih lembut dari tanganku, tangannya juga terasa dingin, apa mungkin dia gugup?, karna itu yang terjadi padaku, jatungku berdetak cukup kencang. Yuki kembali mengalihkan perhatiannya pada tv, tapi kali ini aku tidak merasa tersaingi, karna telapak tangannya masih menggenggamku erat, tak lama dia menyandarkan kepalanya dibahuku, dia melakukannya dengan natural seakan-akan tidak terjadi apapun, matanya masih tetap terfokus pada tv.
"ko aku ngantuk ya" ucapnya sambil menutup mulutnya yang menguap.
" mau istirahat dikamar, nanti waktunya berangkat aku bangunin, kamu juga bisa kunci kamarnya biar aman" candaku sambil memainkan jari-jari tangannya yang ku genggam.
"gak usah, dramanya masih seru nih" pukasnya.
"oke than" jawabku singkat, hanya duduk diam seperti ini sudah membuatku bahagia, aku hanya berharap ini akan berlangsung lama.
---"Mas... Mas" suara lembut itu membangunkanku, sepertinya aku tertidur saat menemaninya menonton drama yang tidak aku mengerti sama sekali "Rio, mas, io" lanjutnya, aku tersenyum mendengarnya " hpnya dari tadi geter, ini udah ke 3 kalinya"
"siapa?" jawabku masih dengan mata tertutup, aku tertidur saat duduk, yukipun masih bersandar dibahuku.
"gak tau, gak berani liat" singkatnya.
"liat aja gak apa-apa , biar aku tau penting atau gak" jawabku malas tetap dengan mata tertutup, mata ini rasanya berat untuk dibuka mungkin karena semalam aku tidak bisa tidur sama sekali. Aku merasa yuki bergerak bangun, kepalanya tidak lagi bersandar kepadaku, saat ia akan melepaskan tangannya aku tetap menggenggamnya dengan erat.
Beberapa saat suasana menjadi hening, aku terpaksa membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
are we meant to be?
Fanfiction#rank 1 multifandom 17 sept 2018 #rank 1 multifandom 23 sept 2018 Kami pernah berpapasan dan berhenti sejenak untuk saling menatap tapi kemudian berjalan pergi tanpa menoleh. Dan kini itu terjadi untuk kedua kalinya, haruskan aku melanjutkan langkah...