When The Sun Rise

2.5K 293 67
                                    

"saya sudah dirumah, dengan selamat 😉"  aku mengirim pesan, karna takut mengganggunya.

"tuhkan formal mulu" jawaban singkatnya membuatku tertawa geli, dia memintaku untuk menanggalkan kata saya.

"kalo aku telepon sekarang ganggu kamu istirahat gak?" sebelum pesan itu sempat ku kirim hp ku sudah berdering.

"katanya mau nelpon?" suara lembutnya terdengar ditelingaku.

"baru mau, lagi apa?" tanyaku balik.

"nunggu kabar kamu" kamu, kamu, selama ini aku gak pernah sadar kalau kata 'kamu' bisa menjadi sepesial.

"saya kan udah kasih kabar" jawabku

"tuh kan formal mulu" rengeknya membuatku tertawa.

"maksudnya tadikan aku udah kasih kabar"

"mmm mas sampe kapan di jakarta?" tanyanya ragu.

"besok harus balik ke solo, seninkan kerja" jelasku, sambil merebahkan badan di kasur yang sudah memanggil-manggil.

"ow"

"why? You miss me that soon?" candaku, kalau dia merasa sedih karna aku kembali ke solo its mean kita sudah berjalan ke arah yang sama.

"ih apaan sih, siapa coba yang kangen" sangkalnya, kenapa suaranya terdengar jauh lebih manja.

"aku, I will miss you for sure" jawabku jujur, belum mencintainya bukan berarti tidak menyukainya, I like her from a long time ago, but she push me away, dekat lagi dengannya membuat rasa yang sudah lama aku kubur kembali.

"ih gak nyangka mas rio gombal, kirain pendiem sama pemalu" balasnya.

"I will go all out, I will say what I  feel and what I think, aku gak mau kejadian dulu terulang lagi, kalau aku pasif you will push me again kaya waktu itu" jawabku jujur.

"aku gak bikin kamu ngejauh, kamu yang ngejauh sendiri" jelasnya "aku emang cuek orangnya, banyak yg bilang aku susah dideketin gak tau kenapa" lanjutnya.

"sampe sekarang masih banyak yang deketin?" tanyaku mengodanya. Dia tertawa terbahak mendengarnya " kalo mereka ganggu kamu, say that you are mine, they will stop" lanjutku.

"so am I your now?"

" if you want" jawabku singkat.

"ih si mas apaan sih becandanya, kemaren-kemaren aku tahu mas punya pacar masa gampang banget bilang gitu ke aku"

"emang aku bilang apa? Aku gak bilang kalo aku cinta sama kamu kan" jawabku, setelah itu selama beberapa detik aku tidak mendapat respon "yuki?"

"ya ampun ada gak sih cowo yang lebih blak-blakan dari mas, ngeselin deh, terus ngapain deketin aku kalo gitu? , kalo masih sayang sama mantannya balikan aja sana" dari jawabannya aku tau dia kesal, tapi itu membuatku senang.

"tapikan aku bilang kalau aku suka sama kamu" jawabku jujur.

"dih rese" singkatnya.

" tapi suka?" candaku.

" nggak tuh" jawabnya masih dengan nada kesal.

"kamu besok shooting?"

"aku shooting jam 3 sorean kayanya" jawabnya sedikut ragu, mungkin sedang mengingat-ingat jadwalnya.

"when the sun rise, lets meet, aku jemput, bisa?" tanyaku sedikit ragu, aku sendiri bingung kenapa kalimat itu yang keluar dari mulutku.

"when the sun rise?" tanyanya "maksud mas rio, besok pagi?"

are we meant to be? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang