Sekarang Jeno membawa Renjun ke sudut taman kampus, dimana taman itu ditanami pepohonan yang amat rindang. Langkah besar Jeno membuat Renjun kwalahan mengikutinya, merintih kecil saat pergelangan tanganya ditarik kasar.
Brukk
"Aduh!" Renjun mengaduh saat punggungnya mengahantam batang pohon karena didorong jeno.
Jeno menyeringai seram, "Nah, ini tempat yang aman buat ciuman.. Gue gak mau ciuman depan umum." sekarang renjun takut, sumpah dehh! Kalo renjun boleh milih dia lebih baik ikut Kak Minhyung pas lagi ngapel Jaemin aja ketimbang diginiin jeno.
Jeno maju.. Renjun mundur.. Sayangnya kepala renjun udah gak bisa mundur lagi karena dibelakang ada pohon. Renjun deg-deg-an waktu Jeno udah tinggal beberapa cm di depannya sambil merem, tanpa sadar dia mencengkram baju jeno kuat. Dia takut sebenarnya, karena dia belom pernah ngelakuin hal ini! Gandengan aja gak pernah :"(( paling sama Kak Minhyung kalo gak sama Jaemin dan Chenlem. Makin dekat Lee Jeno.. Makin Renjun menahan nafasnya.. Sedikit lagi... Ya!!!
Drrtt.. Drtt ...
Fiuhhh~
Rasanya renjun mulai bisa bernafas lagi! Siapapun yang menghubungi Jeno sungguh penyelamat renjun. Dapat renjun lihat Jeno mendengus waktu mengecek siapa yang nelpon dia.
Irene Noona is calling~
"Tsk! Menganggu.." Jeno menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponselnya di telinga.
Ini kesempatan renjun buat lari! Mencoba lepas dari kukungan Jeno, tapi yang namanya Lee Jeno punya prinsip.. Kalo mangsa udah di dapet jangan kasih lepas! Apaan dahh jen..
Jeno lebih mendekatkan tubuhnya ke tubuh renjun, membuat si mungil tambah terpojok dan tidak bisa lari. Menutup mulut Renjun dengan sebelah tanganya yang bebas supaya renjun tidak berbicara, lalu meletakan kepalanya dipundak Renjun. Jangan tanyakan Renjun.. Karena sekarang hanya dia bisa lakukan hanya mematung dengan wajah memerah.
"Yeoboseo?" Jawab jeno pada seseorang yang menelponya.
"..."
"Ahh nde Noona.."
"..."
"Sekarang? Ya aku bisa kok" Jeno mulai membawa wajahnya dari pundak renjun ke depan wajah renjun.
Renjun terus mendengarkan obrolan mereka dengan tubuh kaku dan wajah merah. Lalu...
Chu~~
jeno menciumnya!!
Anhi!!!
Lebih tepatnya mencium punggung tangannya sendiri yang sedang membekap mulut renjun, sumpah demi apapun.. Renjun rasanya ingin nangis aja! Bukannya renjun senang?? Yaaa senang sihh.. Tapi gak gini juga caranya!!
"Aku tunggu di stasiun ya jeno hari sabtu, bye" Masih pada posisi yang sama, renjun dapat dengan jelas mendengar suara perempuan yang sedari tadi mengobrol dengan Jeno di telepon.
Klik
Langsung menutup ponselnya dan memasukannya kesaku tanpa merubah posisi mereka. Mata renjun terpejam erat dan semburat merah menghiasi wajahnya.
Sret
"Anak pintar!" Ucap Jeno dengan mengelus pucuk kepala renjun saat sudah melepaskan nama mungil itu.
Renjun masih diam membisu, masih shock berat dia tuh!
"Heh?"
"Tadi.. Selama aku nerima telpon, kamu diem aja.. Anak pinter~" Sekarang si Dominan mencubit gemas pipi renjun.