Titik awal sebuah kisah

137 24 6
                                    

" jatuh cinta adalah anugerah yang paling indah bagi setiap manusia yang ingin mencobanya, cinta juga datang tanpa perlu kau tanya, cinta membuat kau sadar bahwa di temani itu tak seburuk yang di bayangkan "

Duduk lah sebentar dan sandarkan tubuhmu sejenak, mari kita berbincang sedikit dan bertukar cerita tentang pengalaman indah atau burukmu denganku. Pernah tidak kau merasakan bahwa kau sedang berada di puncak damai dalam kehidupan? Kau begitu nyaman dengan duniamu sendiri tanpa adanya yang berani mengusik, kau juga tenang dengan kebiasaan hidup tanpa seorang 'kekasih' .  Lalu tiba-tiba saja seorang tak kau kenal membuka pintu hati yang kau tutup hingga nyaris berdebu itu secara perlahan, membuatmu terenyah dan merasa waspada, lalu berjalan nya waktu kau pun terbawa suasana nyaman, dan semakin lama kau pun sadar bahwa 'dia' telah menjadi kebiasaan mu yang baru.  Jika pernah berarti kau tak jauh beda denganku.

Aku pernah menutup pintu hatiku dan enggan untuk membuka nya lagi, aku bahkan lupa apakah itu 'cinta' dan 'kasmaran' ataupun bagaimana rasanya saja aku pun tak tahu. Setelah banyaknya aku mendengar cerita dari lingkungan ku,  aku pun yakin bahwa pilihan untuk menjauh dari dunia percintaan itu lebih baik dari pada aku harus merasakan sakit.

Tetapi aku tak komitmen dari hal tersebut. Aku tak sadar telah membiarkan orang asing masuk ke dalam hidupku tanpa permisi dan tak ku usir, aku terdiam menikmati bahwa ada teman itu juga tak buruk, aku terlena dengan semua kenyamanan yang asing ini, aku lupa bahwa aku telah jatuh cinta, dan aku lupa bahwa cinta itu juga akan membuat orang menggila karena patah.

Cinta sungguh indah saat aku memberanikan diri menyentuhnya, Apakah cinta itu memang bisa membuat orang mabuk kepayang, atau apa benar cinta itu bisa gila hanya memikirkan nya saja?

Tidak.

Awal ku di perkenalkan cinta sungguh menyebalkan.

'kau' selalu  jengkel dan murka, setiap bertemu denganmu hanyalah yang ku dapat sebuah perkataan yang membuatku menabung amarah, kau tak henti mencemooh kan aku hingga telinga ku panas dan rasanya ingin ku lempar badanmu ke angkasa, saat aku berbincang selalu saja kau memotong nya dan membuatku tersudut, dan yang membuatku semakin kesal adalah mereka yang melihat kita seperti anjing dan kucing bertingkah seperti peramal hebat dan berkata

' kalian ini akan berjodoh '

Sial.

Hari semakin berlalu, adanya sosok tubuhmu yang harum telah menjadi kebiasaan bagiku bahwa kau telah ada di sampingku selalu, bersama dengan pertengkaran kita yang tiada hentinya.  Aku semakin senang dengan keberadaan mu, saat kau tidak bisa ku lihat, aku merasa ada yang kurang dalam kebiasaan ku, dan itulah untuk pertama kalinya aku kembali merasakan merindu.

Aku semangat kembali bertatap muka dan melihat matamu yang sendu, aku semangat untuk kembali bertengkar denganmu, dan aku pun telah siap untuk jatuh cinta dengan mu.

Perasaan memang tak bisa di dustai, perlahan benih cinta itu memang terasa, aku merasa muka ku panas dan gugup jika kau hanya beberapa langkah dariku, aku bersikap seperti putri malu saat kau menatapku tanpa sengaja.

Ah sial, aku berdebar.

***





PERGI BERSAMA LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang