Kakek Tura

27 2 0
                                    

Uluran tangan yang membawaku sampai di titik ini, dimana Aku bisa berdiri dengan serpihan ketakutan dan rintihan kegelisahan, saat saat dimana Aku terjun bebas di alam yang sama sekali bukan alam ku.

Dalam kisahku, entah siapa pemeran utama nya, yang jelas Aku hanya menceritakan cerita dari seseorang yang Aku temui seseorang yang pernah datang di kehidupanku, entah kedatangan baik atau buruk, yang Aku ambil hanyalah kisah mereka yang mampu Aku jadikan pelajaran untuk kehidupanku.

Bermula dari
.
.
.
.
.
.
.

Kelahiran bulan purnama, kandungan yang sudah melebihi hari nya, dimana ia masih tersipu untuk keluar, ketika sinar itu datang ia memberanikan diri untuk keluar.
Aku Wulan, biasa dipanggil uan.

Pertama kali,di bulan juni di taman kanak kanak, seorang kakek telah menunggu ku untuk mengantar masuk kelas. Kakek Tura namanya, perawakan yg tinggi besar, sedikit bungkuk dan baju loreng merah yang setiap hari ia pakai, tongkat yang dibawanya digenggam erat sambil menuntunku.
Sesampainya di kelas,kakek menunggu ku di depan pintu, menemaniku makan saat jam istirahat,memperhatikan ku saat jam pelajaran.

Bel berbunyi tanda untuk pulang, Aku keluar dituntun kakek. Aku bertanya
'Kakek mau anter uan lagi?'
'Iya,sampe rumah saja yaa'
'Kalo uan dijemput gimana?'
'Gapapa,toh kan gaada yang liat kakek ini'

Dijalan, mungkin orang menganggap Aku sendirian,tapi kakek selalu menemaniku.
Di hari hari ku sekolah, pasti selalu berjumpa,tanpa pengecualian.
Hingga suatu hari kakek marah.

Kakek datang malam malam ke rumah. Tidak seperti biasa, kakek berjalan sangat cepat, Aku heran.
Aku tidak tahu apa yang terjadi,pada saat itu pertama kalinya Aku merasakan takut.

Kakek berubah, tidak menemaniku. Ia hanya menatapku dari kejauhan sambil berbicara yang tidak Aku mengerti.
Ketakutan ku bertambah ketika banyak wanita mengajakku bermain dan pulang bersama mereka.

Aku hanyak anak TK yang tidak mengerti harus melakukan apa, yang Aku tahu 'Aku harus pulang dengan selamat sampai rumah menemui Ayah dan Ibu'
Takut ? Iya

Aku menganggap mereka orang gila.

Hanya bisa Aku pendam sendiri, karena kusangka mereka hanyalah orang gila yang tidak bisa menyentuhku.
Dan Aku pun tersadar bahwa Kakek Tura adalah salah satu dari orang gila itu.

~

Sekelilingku gelap, sesak, dingin.
Kakek ada di ujung sana, entah dimana ini, aku hanya mendengar suara tongkat Kakek Tura yang diketukkan.
Perlahan Kakek Tura menghilang, hembusan nafas di telinga kiri ku, itulah yang terakhir kali Aku ingat. Dan Aku tahu bahwa itu adalah nafas kakek Tura.

Semenjak itu, Aku tak pernah melihat Kakek Tura lagi, pohon besar yang biasa ia singgahi kini terganti dengan wanita tinggi.
Dan semenjak hari itu Aku memiliki teman manusia.

Cerita ini hanya sebagian yang Aku ingat, Aku tak tau kapan Aku pertama kali melihat mereka.

Dan jika kalian ingin tahu

Kakek Tura tadi malam menemuiku, dan bilang 'ada apa Uan?'

---------------------------------------------------------

Kakek Tura, pernah bercerita bahwa Ia sangat ingin memiliki cucu perempuan.

Kakek bilang ;
"Kakek tidak sempat punya anak, apalagi cucu.
Kakek sayang uan. Kakek senang diam disini, melihat anak kecil berlalu lalang tertawa riang ditengah sibuknya kawan kawan semacam kakek, ada beberapa yang menyadari kakek seperti uan, tapi kebanyakan dari mereka lari terbirit birit saat melihat kakek.
Kakek suatu saat pasti pergi jika Kakek memang ingin.
Jangan memaksa kakek untuk pergi ataupun selalu berada bersama uan,
Sampai saat itu tiba, Kakek yakin uan bisa memilih teman."

Saat masih kecil, Aku tidak mengerti apa yang Kakek Tura bicarakan itu. Sekarang usia ku hampir 18 tahun, mengerti apa yang dulu Kakek Tura bicarakan. Dan Aku paham maksudnya.

Jika dihitung bulan, kebersamaan ku bersama Kakek Tura sekitar 7bulan.
Dia sudah seperti Kakek ku sendiri.
Tapi pada akhirnya Kakek pergi, entah kemana, dengan akhir yang kurang mengenakkan.

Waktu itu Kakek marah gara gara, aku tidak mau ikut bersama kakek.
Aku menolak ikut ke 'rumah' Kakek yang aku sudah tau bahwa rumah itu adalah tempat yang seharusnya tidak Aku  kunjungi.
Dengan kata lain mungkin 'dunia lain'.

Kini Aku tau sebabnya.

My Spiritual JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang