Salam kenal :)

341 50 8
                                    


Masih teringat jelas di ingatan Jiwon mengenai kejadian kemarin ketika dia dan junhoe menunggu hujan berhenti dari jam 6 sampai jam 9 malam. Mungkin karena saking nyamannya mereka tak sadar kalau hujan sebenarnya sudah berhenti sebelum jam 9. Senyum jiwon mengambang mengingat kejadian manis kemarin. Dia ingin mengulangnya lagi, maka dari itu dia menunggu tepat disini , sekitar 5 meter dari loker koridor bawah, sama seperti kemarin saat jiwon menemukan junhoe. Sekarang sudah pukul 6 sudah setengah jam dia menunggu junhoe. Dan sore ini pun hujan cukup deras.

Yang di kangeni pun datang, dengan pakaian serba hitam , mulai mendekati loker

"Hey junhoeeee!!!"

"OH ASTAGA!" Dia mengagetkan junhoe yang sedaritadi asyik dengan handphonenya.

Sebelum melangkah pergi, jiwon menarik lengan junhoe "hey, kau pasti tidak bawa payung. Apa kau tidak melihat ramalan cuaca? Hari ini akan hujan sampai tengah malam. Aku bawa payung, akan kuantar kau pulang."

"Tidak" jawaban yang sudah jiwon tebak.

"Kalau begitu kuantar kau sampai gerbang, akan kupesankan taxi" bujuknya

"Tidak" perjuangan mendapatkan cinta memang berat

Dan tiba tiba lampu koridor padam membuat mereka sedikit panik

"Kalian pulanglah, buat apa lama lama disini, lampunya masih perbaikan, tadi klonset" salah seorang pengurus yang kebetulan lewat memberitahu kami

'Tuhan itu baik' pikir jiwon

"Ehemmm jadi mau gak mau kamu harus nebeng payung sama aku nihh hehhee.. "

Tiba tiba junhoe membuat panggilan di hp nya

"Selamat malam. Aku mau pesan satu armada di seoul university. Tapi apakah bapak bisa masuk ke dalam halaman kampus? Karena dari sini ke gerbang agak jauh jaraknya dan aku tidak bawa payung.. apa? Gak bisa? Kenapa sampe gerbang aja?? Ohh oo oke baiklah.. atas nama koo junhoe. Oke, aku tunggu" junhoe menyudahi teleponnya

'ngajak payungan bareng aja susah amat, apalagi ngajak ke pelaminan, untung aja semesta mendukung.' Jiwon menyeringai

"Heh, jangan salah paham ya. Bapak taxi nya ga bisa masuk halaman kampus, udah aturan sini. Yaa berhubung kamu tadi mau minjemin payung yaudah deh kepaksa. Ayok"

Jiwon hanya bisa tersenyum tipis menghadapi gebetannya ini yang malu malu mau.

Junhoe sepertinya memang takut hujan, karena raut mukanya menandakan dia tidak suka, junhoe pun lebih menguasai payung, membuat bahu jiwon sedikit basah.

Keduanya berjalan berdempetan. "Hey jangan deket deket"

"Ihh kan kamu yang dempetin aku beibb"

"APA LU KATA?!"

"Enggak. . Maksud ak.."

BRUGG!

Jiwon kesakitan sambil jejingkrakan pegang selangkangan.

"Akkhhh sapa sih yang naruh kursi besi disini. Aw awawawawww"

"Bwahahahaha sukurin. Kalau jalan tuh liat depan. Oh iya kalau jalan kan lu merem yak kkkkkkkk"

Seketika rasa sakit jiwon menghilang karna melihat tawa junhoe. Ini yang pertama kalinya dia ngeliat ketawa junhoe yang girang banget , yah sekalipun dia ngetawain jiwon. Its okey, kalau dilihat lihat ketawanya kayak bulbasaur. 'Cute. Hehee'

"Ngapain cengar cengir sendiri? Mr. P nya kehubung sama otak ya? Dia yang kejedot , tapi kok otaknya yang konslet"

"Hehehe lucu deh kamu yang"

The past vs The futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang