Malam kemarin ada yang sedang menyusuri jalan.
Tanah rusak berbicara dan bangkit dari posisinya.
Hembusan angin masuk ke sela-sela telinga dan menjadi ide puisi di raga dan jiwanya.Dengan sekejap ia mengingat kata-kata ini "hati-hati kau dengan penyair, sekali kau menyakitinya, habis lah kau dalam kalimat-kalimatnya."
Akhirnya dia bergegas ke sebrang jalan, menepi sebentar, dan memburu semua patah hatinya ke dalam puisiPerang puisi di mulai saat ia berada disebrang jalan, dengan perasaan yang sudah berkeping-keping.
8 September
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantra Teduh
Poezjauntuk semua hati yang patah dan runtuh untuk semua senyum yang mencoba tegap dan tegar terimakasih telah menyempatkan hadir disini. salam tenang, syahla