[18+] ✔
Ia masih duduk di pojokan sudut kamarnya. Luka di bibirnya telah mengering sejak beberapa menit yang lalu. Namun tangisannya bahkan masih terdengar.
Ia mendongak ketika melihat sepasang kaki yang kini berdiri di hadapannya. Berlutut untuk me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandangan gadis itu terus saja tertunduk. Bagaimana tidak? Semenjak dia memasuki sebuah pusat perbelanjaan dimana sedari tadi pula, pria yang menariknya ini membawanya masuk. Menggenggam tangannya dengan erat. Menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang mereka lewati. Gadis itu bahkan melihat kembali penampilannya saat itu.
Tidak ada yang aneh dengannya. Ya, gadis itu yakin sekali. Tapi kenapa pandangan itu terus saja tertuju pada keduanya? Membuat gadis itu benar-benar sangat risih sekarang.
"Angkat kepalamu. Kau bukan orang jahat sehingga kau harus menundukkan kepalamu terus-menerus."
"Tapi pandangan mereka menatap pada kita. Jadi bisakah kau lepaskan genggaman ini sekarang juga?"
Namjoon hanya tersenyum tipis. Walaupun tak terlihat, Namjoon bisa menyimpulkan jika Rose saat ini benar-benar sangat kesal padanya. Dan pria itu menyukainya. Menyukai saat melihat wajah menggemaskan gadis itu karena kesal. Semakin membuatnya bersemangat untuk menggoda Rose.
Sementara Rose masih sama. Berulang kali pula ia berusaha untuk melepaskan genggaman Namjoon padanya. Namun berulang kali pula pria itu menahannya. Dan bukannya mengendur, genggaman itu semakim erat setiap detiknya.
Rose tak mau menyangkalnya. Jika dia berdebar hanya karena pria itu menggenggam tangannya saat ini. Seolah mengatakan pada dunia bahwa pria itu tak bisa untuk di dekati. Karena sudah ada seseorang yang kini berada di sampingnya. Dan semakin berdebar karena Rose baru menyadari, jika ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama ia memiliki kontak tubuh dengan seorang pria. Walaupun itu hanyalah sebuah genggaman tangan.
Rose menghentikan langkahnya. Melihat Namjoon di hadapannya yang lebih dulu menghentikan langkahnya. Lalu pandangan gadis itu melirik ke sekitarnya. Menatap pada sebuah store dengan puluhan bahkan ribuan pasang pakaian. Namun menundukkan kembali kepalanya ketika pandangan para karyawan disana kini menatapnya.
"Sajangnim, anda kemari. Sebuah kehormatan bagi kami bisa menyambut anda."
"Tidak perlu formal. Aku datang kemari sebagai pengunjung. Jadi bersikap biasa saja."
"Ne, sajangnim--"
"Ck, sudah kubilang panggil aku dengan panggilan biasa."
"B-Baiklah, Tuan Muda. Jadi apa yang bisa kami bantu untuk anda?"
Namjoon melirik kembali pada Rose disana. Yang kembali menundukkan kepalanya. Mungkin gadis itu memang tak terlalu nyaman dengan pandangan orang-orang yang menatap ke arahnya.
"Manajer Tak, bisakah jika hanya kami berdua saja disini? Dia merasa tak nyaman dengan pandangan kalian semua."
"Ah, maafkan kami kalau begitu. Ne, anda bisa melakukannya, Tuan Muda. Aku akan menyuruh para karyawan disini untuk pergi dan memberikan waktu bagi kalian."
"Terima kasih."
Menit selanjutnya, hanya ada keduanya disana. Membuat Rose kini beralih pada Namjoon disana yang kembali menariknya untuk lebih masuk ke dalam store.