EPILOG

2K 203 9
                                    

Untuk kalian semua yang sudah smpai pada part ini, kalian hebat karena bisa menyelesaikan cerita yang menurutku sangat kurang ini. Tapi tetap aja, tanpa kalian semua, cerita ini tak akan pernah ada bahkan hingga selesai. Aku sayang kalian semua 😘😘😘

.

.

.

6 bulan kemudian....

Tepukan tangan itu bergema dari tangan-tangan kecil milik para anak-anak itu. Membuat gadis yang baru saja menyelesaikan permainan gitarnya itu tersenyum pada anak-anak itu.

"Kalian semua menyukai permainan gitarnya?"

"Ne!!" Jawab mereka serempak.

Lalu pandangan gadis itu terhenti pada jam dinding yang ada disana. Menunjukkan pukul 7 malam. Itu berarti, kunjungannya kemari telah berakhir.

"Nah, anak-anak. Waktuku sepertinya sudah habis disini. Saatnya untuk kalian istirahat."

Tampak raut wajah kecewa para anak-anak itu ditangkap oleh gadis itu. Ia meletakkan gitarnya perlahan di sampingnya. Merentangkan kedua tangannya.

"Kemarilah."

Dan mereka semua tak butuh waktu untuk yang lama mengerti ucapan gadis itu. Membawa dirinya memeluk gadis itu.

"Rose eonni, besok pasti akan kemari lagi, kan?"

"Tentu saja."

"Noona berjanji?"

"Aku berjanji pada kalian semua. Jika perlu, aku akan membawakan sebuah hadiah besok. Satu-satu untuk kalian semua."

Akhirnya setelah bujukan itu, senyuman mereka kembali. Membuat Rose yang melihatnya juga ikut tersenyum menatap pada mereka.

Setelah memastikan jika para anak-anak itu masuk ke dalam kamar mereka masing-masing dan sudah terlelap setelah meminum obat mereka, gadis itu beranjak pergi. Dengan menggendong tas gitar di bahunya.

"Boo!"

Rose terkejut tentu saja, menatap kesal pada Namjoon disana yang malah tersenyum setelah membuatnya terkejut. Jika ini bukan rumah sakit, gadis itu pasti sudah membentak pria itu.

"Kau menyebalkan." Dan pukulan di lengannya Namjoon terima setelahnya. Membuat pria itu meringis tanpa menghilangkan senyumnya karena sudah berhasil membuat gadis itu kesal.

"Untuk apa kau disini?"

"Tentu saja untuk menjemputmu. Ini sudah jam 7 malam."

Namjoon mengambil alih tas gitar yang berada di bahu Rose, dimana gadis itu tak menolaknya dan memilih untuk merangkul lengan Namjoon setelahnya.

"Makan malam?"

"Nenek sudah memasak pasti di rumah. Aku tak ingin makan di luar."

"Baiklah. Kemauan tuan putri kita adalah perintah bagiku."

Rose hanya mendecih setelahnya, namun tersenyum ketika Namjoon menatapnya.

Namun langkah Rose terhenti ketika keduanya sudah berada di luar rumah sakit. Dan Namjoon menyadarinya, ikut menatap pada arah yang Rose lihat.

Pria itu menghela napasnya, menghadapkan wajah Rose padanya sebelum mendaratkan sebuah kecupan lembut di kening gadis itu.

Rose memilih untuk menutup matanya, menyamankan dirinya pada bahu Namjoon dan mengeratkan rangkulannya pada lengan pria itu.

Can You See My Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang