02: Kata Sederhana Penuh Makna

259 9 0
                                    

Pada saat umurku masih di bawah 10 tahun, aku marasakan hal yang iri kepada salah satu orang itu. Yaitu ayahku. Hahaha kalian pasti berfikir kenapa aku seorang anak kandungnya iri kepada ayahnya sendiri. Tapi jangan menilai terlalu cepat, karna dengan kalian menilai terlalu cepat, tidak baik untuk menggambil sebuah tindakan bukan? Jadi tolong perhatikan sesuatu terlebih dahulu,berfikir lebih lama untuk menggambil keputusan maupun tindakan. Akankah jika terlalu cepat menilai, akan menimbulkan rasa kepuasaan? Sepertinya tidak. Dengan terlalu cepat menilai pasti akan menimbulkan rasa penyesalan terhadap dirimu sendiri.

"Ayah. Jauhkan pelukan mu terhadap ibuku!! " Aku melihatnya dengan penuh amarah.
"kakak ayah hanya melungkapkan perasaan ayah terhadap ibu.. " ayahku berkata dengan lemah lembut.

Kenapa aku iri kepada ayahku sendiri?. Hahaha masih terbayang diriku merasakan hal itu. Aku iri. Iri karna aku takut. Takut ibuku berpaling perhatiannya kepadaku. Saat itu aku masih belum bisa untuk berfikir bahwa yang aku rasakan itu salah. Tapi seiringnya dengan waktu, aku tumbuh menjadi gadis yang pintar, aku mulai memahami situasi-situasi yang mulai memasuki kedalam otakku. Tapi ingat pada saat itu aku masih sayang kepada ayahku.

Tumbuhnya seorang gadis yang pintar, kehidupan diriku penuh dengan kebahagiaan. Kebahagian dengan senyum termanis yang bisa matikan rasa dendam terhadap ku. Aku bersyukur apa yang aku punya di dunia ini. Keluarga, teman, kehidupan yang berkecukupan. Semua pernah aku rasakan.

"Ibu.. aku bahagia memilikimu.. takkan pernah aku mengores hatimu, slalu ku jaga perasaanmu, akan ku rawat dirimu, tidak ada yang bisa menyentuhmu sebelum melewatkan mayatku". Dengan penuh semangat dan hati yang berdetuk kencang kusampaikan perasaan ku terhadap ibuku
" ... " Hanya melihat diriku dengan menahan air mata. Padangan ibuku terhadapku.
"Ibu tolong. Tolong jangan tinggalkan diriku terlebih dahalu. Karna aku tidak tahu harus bersama siapa selain dirimu. Kau yang menjagaku, merawatku, menyangiku, tempat curhatku, tempat air mataku jatuh di pelukkanmu"
"..." Air mata ibuku pun jatuh. Jatuh di wajahnya yang penuh kasih sayang terhadap ku.

Aku relakan jiwa dan raga ku untuk melindungi ibuku dan keluargaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku relakan jiwa dan raga ku untuk melindungi ibuku dan keluargaku. Aku berfikir bahwa janganlah Allah menggambil nyawa ibuku terlebih dahulu karna aku Tidak sanggup, tidak sanggup melihat ia terlelap tidur dengan senyum yang indah dan tidak lagi bangun di pagi kehidupan ku yang sempurna karnanya.

Aku relakan jiwa dan raga ku jika Allah inggin menggambil nyawaku, tapi janganlah ibuku. Perasaan ini tidak kuat jika melihat orang yang disayang harus mengghilang di kehidupan nyata.

Kenapa hanya kepada ibuku aku berkata seperti itu? Karna aku hanya merasakan perasaan, yang amat sangat jujur, kasih sayang ia yang tak terhingga terhadap diriku. Usapan dari tangan yang lembut, mengusapkan keningku dengan usapan yang merasakan, bahwa ia sangat sayang kepadaku.

Kenapa dengan diriku setiap aku selalu dekat denganya, menyetuhnya, memandanginya, air mata ini tiba-tiba menggalir di wajahku. Aku tidak mergerti apa yang kurasakan. Sedih, sayang, cinta, takut kehilangan, ini semua ada di dalam diriku.

Aku tidak bisa menghindar kepadapanya. Terlalu sayang, terlalu cinta, dan semua yang baik-baik ada pada dirinya. Sakit untuk di hindari, tidak kuat merasa sakit di dalam hati ini. Ingin menghidar tetap kembali kepadanya. Aku sayang kepada ibu, seperti ibu yang selalu sayang kepadaku.

P.s Apakah ini sudah hal yang menyedihkan? Tapi tunggulah dulu, bagaikan kamu menunggu jawaban dari orang yang kamu suka. Jawaban tentang bagaimana pendapat ia setelah kamu mengungkapkan perasaanmu terhadapnya.

Untuk mu sang pembaca pujaan hati kasih, ku ucapkan terimakasih, untukmu. Karna susah membaca karya ku.
Sampai jumpa lagi untukmu, Untukmu di malam minggu.

DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang