"hai Venya, udah lama ya."
Satu kalimat yang mampu merobohkan tembok kokoh yang selama ini ku bangun. Aku melihatnya, lagi. Untuk sekian waktu yang lama, kau datang dan mengingatkanku akan pasang surut dunia cintaku. Dunia yang selama ini terkubur jauh di dalam kenangan berbalut pilu. Aku tersenyum, namun dalam lubuk hati ini bingung. Haruskah aku bahagia? Atau kembali merana?
Maret 2011
Jam beker ku berdering kencang, mataku pun terbuka dari pejamnya walau nyawa belum kembali seutuhnya. Senin pagi, hari yang paling menyebalkan bagi sebagian besar pelajar kurasa. Dimana aku harus berdiri diam dan tak bersuara untuk waktu yang lumayan lama. Berdoa saja pembina upacara nya baik hati sehingga tak memberi ceramah panjang yang cuma masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Ah,salah. Untukku, ceramah-ceramah yang disampaikan bahkan tak pernah masuk ke telingaku. Mereka semua memantul dan tak pernah sedikitpun singgah dipikiranku. Aku memang gadis yang agak hyperactive, kayak gak bisa diam gitu deh. Ada aja yang mau dilakuin,diomongin, ga kenal tempat, ga kenal waktu. Paling mulutku diam cuma pas lagi molor, itupun badan suka geser-geser kesana kemari sampe satu king-sized bed aku jelajahi.
Aku bergegas siap-siap ke sekolah dan menerima kenyataan bahwa dua hari akhir pekanku yang berharga telah usai dan akan datang dalam 5 hari lagi. "yess! weekend lima hari lagi." sepertinya ketika hari senin hingga jum'at jiwaku melayang ke tempat entah berantah dan akan kembali lagi ketika hari sabtu dan minggu.haha.
Lima menit sebelum bel masuk berbunyi, aku sudah sampai disekolah dan tersenyum bangga karna gak telat seperti biasanya. Ting neng nong neng... bunyi bel terdengar tiga kali tanda semua murid harus cepat-cepat berkumpul dilapangan atau siap-siap aja didatangi guru killer yang membawa penggaris panjang andalan nya. Singkat cerita, upacara bendera pun selesai. Aku kembali ke kelas dengan dua sahabatku, Nila dan Kiki yang sifatnya sebelas duabelas denganku. Mereka gila pake banget, mereka yang bikin hari-hari aku di sekolah lebih fun dan gak stress mikirin tugas-tugas yang bertumpuk kayak mille crepes dan segala ulangan yang bikin deg-degan sekaligus pusing otak.
Jam pertama, wali kelasku yang masuk untuk mengajar. Tapi sepertinya hari ini beliau gak datang sendiri, dia datang dengan seorang laki-laki tampan, tinggi, dan berkulit putih yang membuat cewek-cewek satu kelas heboh dengan parasnya yang rupawan ini. Aku mengakui ketampanannya itu, bahkan bisa dibilang aku naksir! Cewek mana sih yang gak klepek-klepek liat cowok kayak dia? Kalau ada, takutnya gak normal tuh.
"anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, silakan perkenalkan diri kamu nak." kata Bu Endah membuka percakapan di depan kelas.
"halo! Nama aku Rendy Aksarahadi, panggil aja aku rendy. Aku dari SMA Bintang di Surabaya. Salam kenal ya semuanya, aku harap kita bisa berteman baik."
Semuanya termasuk aku tepuk tangan dan tersenyum usai sang pangeran berjubah putih itu memperkenalkan dirinya, dia pun juga ikut melebarkan bibir dengan senyuman yang manis nya melebihi batas rata-rata. Ia tersenyum ke segala arah hingga sampailah matanya tertuju padaku. Senyuman yang tadinya selebar jagad raya tiba-tiba menyusut hingga wajahnya datar tanpa ekspresi dan terus memandangi wajahku. Aku yang kebingungan pun ikut mendatarkan ekspresi sambil memandanginya balik.
"nak Rendy, silakan duduk di bangku kosong paling belakang itu. Ibuk mau memulai pelajaran hari ini." Kata-kata Bu Endah memecah permainan saling pandang memandang kami yang membuat aku berpikir kalau dia agak aneh.
Di jam istirahat, aku, Nila dan Kiki memilih berhambus dari kelas dan mojok dikantin untuk memakan mi goreng level 20 sambil gosipin cowok baru itu.
"eh Venya, tadi gue perhatiin kok lu sama cowok baru itu lama banget sih pandang- pandangannya? Ya kan Ki?" tanya Nila yang ternyata sadar dengan apa yang aku dan si cowok itu lakukan.
"iya nih ven, lu kenal ya sama si anak baru itu?" sambar kiki yang gak kalah kepo nya.
" eh enggak kenal kok, gatau tuh tiba-tiba dia mandangin gue mulu, yaudah gue pandangin balik aja."
"mending lu tanyain ke dia, siapa tau dia emang kenal lu." jawab kiki padaku .
"atau jangan-jangan dia naksir sama lu kali Ven! Cie...cie..." Nila menggoda ku sambil mencubit pipiku yang agak chubby.
"azeekk, cinta pandangan pertama nih yee." tambah kiki yang membuat kantin lebih ribut karna suara mereka yang lumayan besar.
"ih apaan sih kalian, jangan gitu dong... nanti gue tanyain deh ke dia." Jawabku sambil sedikit malu dengan suara mereka di kantin yang kencengnya ngalahin toa.
"yaudah kita balik yuk?" ajak Nila.
"yuk..."
Baru saja aku mau memasuki pintu kelas, dia sudah berdiri didepan pintu sambil memandangiku lagi. Matanya yang tajam seakan-akan menargetkan ku sebagai mangsanya. Aku yang hendak menanyainya langsung ciut dan memilih langsung masuk lalu duduk dikursi ku. Tak disangka, setelah itu dia beranjak dari depan pintu dan mendatangi ku.
"lu... ingat gue kan?" cowok itu dengan santai nya bertanya padaku yang membuat aku kebingungan harus menjawab apa karena aku rasa aku tak pernah mengenalnya.
"lu siapa?"
"coba aja dipikir dulu gue siapa, ntar juga lu ingat."
Lalu dia berjalan menuju kursinya, aku yang masih bingung hanya diam tak menjawab apa-apa. Dalam pikiranku hanya ada satu pertanyaan,siapa dia?
WELCOME TO MY FIRST STORY:D
hallo! my name is Miarrig, u can call me Mia hehe
maaf kalo masi banyak salah:(
aku harap kalian enjoy bacanya gais
kritik dan saran kalian berharga banget buat aku
thank you, love you!
*miarrig*
![](https://img.wattpad.com/cover/161128346-288-k390028.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RICORDATI
Teen FictionDia bagai candu, pengisi angan indah dalam hidupku, dahulu. Dia adalah masa lalu yang tak sempat jadi milikku, lalu mengapa kini dia kembali dan menjadi the one and only? Mau selama apapun ingatanku tentangnya menghilang, jika aku belum memusnahkan...