Hari Senin merupakan hari yang dapat dibilang menyebalkan oleh seluruh siswa SMP Solo Diamond.
Lelahnya upacara bendera,lamanya jam pelajaran,dan masih sangat banyak keluhan lagi.
Apalagi untuk Shelva,lebih lengkapnya Shelva Karina Natasha Salsabila.Di pagi hari yang masih terbilang sunyi tiba-tiba terdengar suara,"Shelvaa!!! Bangun,udah jam 6!"
Suara cempreng omanya berhasil membangunkannya setengah dari tidurnya.
Dia sedang bersemangat pagi itu,karena hari ini adalah hari pertamanya menjadi siswa kelas 9 atau murid paling tua di sekolahnya,ia berfikir pasti akan seru dan menyenangkan.
Padahal,biasanya Shelva memang tidak pernah mendengarkan oma dan opanya saat sedang membangunkannya dan malah memilih menutupi telinganya dengan bantal dan kembali tidur.
Walaupun bersemangat,Shelva yang mulai terbangun dari tidurnya kaget,bahkan sangat kaget.
Dia baru menyadari kata terakhir yang diucapkan omanya itu.Sudah jam 6
Kata-kata omanya itu masih mendengung ditelinganya.Ia berfikir sejenak-
"Jam 6?",tanya Shelva dalam hati.Diapun baangun dan merapikan selimutnya tanpa menjawab panggilan omanya tadi.
Tapi,betapa terkejutnya ia ketika mendapati jam digital Doraemon-nya baru menunjukkan pukul 05.31.
"Omaa!!",kata Shelva dengan suara tidak kalah cempreng dari omanya.
Walaupun baru bangun tidur,suara cempreng Shelva tidak akan hilang.
Itu memang ciri khas Shelva sejak kecil."Apa?",jawab omanya singkat tanpa menoleh kearahnya.
"Omaaku sayang ini baru jam setengah enam omaaa!! Bukan jam enamm!!!",kata Shelva dengan suara yang dibuat-buat sok manis.
"Emang kalau oma bilang ini jam setengah enam kamu bakal bangun?
Enggakkan? Oma tu ngerawat kamu dari kecil Shelva,oma tau semua sifat kamu. Mending kamu nurut aja."kata omanya.Shelva hanya mendengus pelan meng-iyakan kata-kata yang baru saja omanya ucapkan.
Setelah lelah berdebat, Shelva segera meninggalkan kamarnya,mengambil baju mandi,lalu mandi.
Shelva tidak membutuhkan waktu lama untuk mandi,hanya 10-15 menit saja.
Shelva memang tidak terlalu suka berada di kamar mandi terlalu lama. Selain dingin,sebenarnya ia juga masih sedikit mengantuk.Setelah semuanya selesai ia persiapkan iapun turun dari kamarnya yang berada di lantai dua.
Dengan menyeret tas yang berada di tangan kanannya dan topi yang ada ditangan kirinya.Hari Senin sudah pasti dilakukan upacara bendera di sekolah.
Tapi,pagi itu terdapat masalah baru.Shelva lupa,ia lupa dimana ia menaruh dasinya.
BENAR-BENAR CEROBOH.
Itulah Shelva.
Tak lama kemudian ia menjerit,
"Opaaa! Dasiku dimana?"Opanya yang mendengar lalu mendekatinya dan berkata,
"Di meja belajar,kemaren udah opa rapiin,makanya kalau naruh barang yang teliti,jangan ceroboh!"Shelva yang mendengar hanya mengangguk pelan dan lanjut mencari dasinya tanpa memperhatikan opanya yang sedikit menceramahinya.
Shelva bertanya kepada opanya karena opanyalah yang mengetahuinya.
Opanya biasa merapikan meja belajar Shelva.
Opanya memang sangat menyayangi cucu perempuan satu-satunya itu.Setelah menemukan dasinya,iapun duduk di meja makan lalh memakan dengan lahap makanan yang ada didepannya.
Bagaimana tidak? Sudah tersedia ayam goreng hangat+sambal masakan omanya.
Shelva memang sangat menyukai sambal.
Lebih tepatnya sambal bawang yang baru saja selesai dibuat oleh omanya.
Apapun makanan yang dimakannya harus terdapat sambal. Jika tidak,pasti dia akan berceloteh panjang lebar sambil menasihati omanya agar membuatkannya sambal.
Setelah ia menghabiskan makanannya,ia dan tantenya segara pamit terhadap oma dan opanya. Dia akan pergi ke sekolah dan tantenya akan pergi bekerja.
Tante? Ya tantenya. Selama ini Shelva hidup bersama dengan oma,opa,dan tantenya.
Shelva tidak pernah merasa keberatan dengan hal itu. Dia sudah terbiasa dengan hal itu sejak dia masih sangat kecil.
Dia nyaman-nyaman saja selama ini dan merasa oma,opa,dan tantenya juga sangat menyayanginya dengan setulus hati.Setelah berpamitan,Shelva dan tantenya akhirnya berangkat menggunakan mobil milik Dewi,tante Shelva. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang mulai meninggalkan rumah ber-cat biru itu.
Di jalan,Shelva hanya diam menatap jalan.
Tidak berkata apapun juga.
Shelva memang menyukai suasanya sunyi di mobil.Dewi mulai membuka pembicaraan,
"Shel,ga ada yang ketinggalan kan?""Ga ada,Tan."
Balas Shelva singkat."Oh yaudah."
Jawab tantenya yang juga singkat.Suasanapun kembali hening-
Walaupun Shelva terkenal cerewet,didalam lingkungan keluarga dia tidak cerewet sama sekali.
Dia justru lebih memilih diam dan tertutup kepada orang tuanya,entah mengapa.
Lalu tantenya kembali berbicara,
"Shel,kamu sekarang udah kelas 9. Belajar yang rajin,jangan kebanyakan main HP------"Shelva memang mendengarkan ucapan tantenya,tapi hanya diawal.
Dia sudah bosan mendengarkan celotehan tantenya yang terus menasihatinya."Janji?"
"Hah? Apa tan? Janji apa?",kata Shelva kebingungan.
"Tukan ga dengerin. Kalau tante ngomong didengerin!"
"Iya tan",jawabnya singkat.
"Kamu harus janji bakal lebih rajin belajar,ga keseringan main HP,dan kalau bisa nilai UN kamu harus jadi yang terbaik. Oke?"
"InsyaAllah Tan",jawab Shelva singkat.
Shelva memang sudah menganggap tantenya itu seperti ibunya sendiri.
Bahkan banyak orang yang mengira bahwa Shelva adalah anak dari tantenya.
Padahal tidak. Hanya keponakan. Tapi Shelva juga tidak terlalu peduli dan memikirkan akan hal kecil itu.Tidak terasa ia sudah berhenti di depan gedung tinggi dan besar berwarna orange yang bertuliskan "SMP Diamond Solo"
Shelva pun berpamitan kepada Dewi. Lalu ia turun dari mobil dan mulai memasuki sekolahnya itu.
🍁
Bukan ibuku , tapi bagaikan pengganti ibuku. Aku kagum padamu
KAMU SEDANG MEMBACA
VaDelo
RomanceGadis yang cerewet. Sifatnya itu menimbulkan banyak masalah baginya dan orang-orang disekitarnya. Apa dia mampu menghadapi seluruh masalahnya?