Tiga hal

751 116 51
                                    

.

.

.

.

.

"Kau gila, Kim Woojin? Kau pikir jam berapa itu?"

Hampir seluruh pasang mata di kantin siang itu menaruh atensinya pada meja hak mutlak huni Kim Woojin kini disinggahi oleh sosok yang rasanya mustahil akan duduk di sana.

Ya, Bang Chan ada di sana. Ia sedang bernegosiasi dengan Kim Woojin mengenai jam belajar kelompoknya. Akhirnya Bang Chan memutuskan untuk menyetujui rencana Mingyu ini. Toh, orang yang seperti Woojin juga mau mengikutinya.

Kemana Hyunjae? Younghoon menariknya begitu saja setelah bel istirahat tadi berbunyi. Membawanya entah kemana.

"Aku hanya bisa mengajarimu di jam itu. Tidak mau? Maka lupakan saja tentang proyek Mingyu ini." Woojin tetap pada pendiriannya. Ia mulai menyantap makan siangnya. Chan juga melakukan hal yang sama. Ia menyuapkan nasi jumlah banyak ke mulutnya. Tanda ia sedang kesal.

"Sore ada waktu!" ia akhirnya membentak setelah berhasil menelan makanannya.

"Kau pikir aku pengangguran sepertimu?" Woojin berujar tenang. Berkebalikan dengan Chan.

"APA?" ia langsung menatap nyalang Woojin. Ia hampir saja menggebrak meja namun melihat Woojin baru saja memasukkan sesendok lauk ke mulutnya, ia urung melakukannya. Ia takut Woojin akan mati karena tersedak.

"Terserah, Bang Chan. Kalau tidak mau ya sudah." Woojin berujar final. Ia kemudian bangkit berdiri dengan membawa nampan kosongnya dan segera pergi tanpa memberi kesempatan Chan untuk bereaksi.

.

.

.

.

.

"Bang Chan! Malam ini, di kelas ini. Sampai bertemu nanti?" Woojin berujar sambil menggoyang-goyangkan sebuah benda tipis berwarna biru mengkilat. Setelahnya ia segera keluar kelas tanpa menoleh ke belakang lagi, tetapi sempat melirik pada bangku Hyunjae dan Younghoon yang kosong. Mereka tidak kembali dari siang tadi.

Chan sudah berseru marah di sana.

"SIALAN KAU, KIM WOOJIN!"

"Chan, ada apa?" Mingyu menghentikan langkah Chan yang hendak mengejar Woojin. Chan menatap Mingyu penuh curiga.

"Kau memberikan ponselku pada Kim Woojin?"

"Eh?" Mingyu terkejut atas tuduhan Chan. Tetapi kemudian ia tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sialan kau, Kim!" Chan mendorong Mingyu keras sampai sang ketua kelas menabrak meja di belakangnya.

"Ayolah, ini demi kebaikanmu juga. Woojin harus pergi ke tempat les jam segini."

"Dia tidak mengambil bimbingan belajar dimanapun, Mingyu."

Mingyu hampir saja melompat karena terkejut tiba-tiba ada suara di belakangnya. Oh, meja Hyunjae. Pantas saja ada pemiliknya di sana tampak mengemasi barangnya. Ada yang menarik perhatian Mingyu.

"Ada apa denganmu? Tidak biasanya membolos? Matamu juga-"

"-sejak kapan kau peduli padaku, Kim Mingyu?" Hyunjae menjawab dengan suara setengah serak. Sial, dia tidak bisa mengontrol suaranya. Sebelum benar-benar runtuh lagi, ia segera pergi dari ruang kelas yang sudah kosong itu, tak lupa menenteng tasnya yang tidak terlalu berat itu.

Bahkan saat tidak sengaja berpapasan dengan Younghoon di pintu, pemuda itu tetap memacu langkahnya tanpa menghiraukan kehadirannya.

Chan dan Mingyu menatap heran keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4419 -I Loved You [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang