09

32.5K 1.8K 17
                                    

Ting tong

Terdengar suara bel rumah berbunyi, ibu tadi sempat pulang dulu sebentar namun pergi lagi dengan alasan menemui temannya. Aku membuka pintu rumah dan dapat aku lihat mas Andi sedang berdiri di depan pintu dengan tangan kokohnya yang menggendong Tata.

"Masuk mas" aku mempersilahkannya masuk, duduk di ruang tamu dengan Tata di pangkuannya. Langsung saja aku ke dapur membuat secangkir kopi. Kulihat wajahnya yang tampak lelah, dengan mata panda dan juga dasinya yang tidak terpasang rapi.

Aku menghidangkan kopi yang ku buat, lalu mrngambil alih Tata dari gendongannya.

"Minum mas" suguhku. Yang langsung diangguki olehnya. Ku lihat dia mulai menyesap kopi yang ku buat. Sebentar, hanya butuh waktu yang sebentar untuk menghabiskan secangkir kopi itu. Dia sednag tergesa. Terlihat ketika kopinya habis dia mulai berdiri dari duduknya.

Aku hanya melihat saat dia merapikan baju dan dasinya. Tidak berniat menolong karena tanganku pun sibuk menggendong Tata.

"Saya pamit, titip Tata ya" ujarnya lalu mencium wajah Tata namun melewati wajahku. "Belum saatnya" terdengar gumaman dari mulutnya.

"Hati-hati mas" ucapku sebelum akhirnya mengantar dia hingga depan pintu. Setelah jejak mobilnya menghilang, akupun masuk dan menutup pintu. 

"Tata udah mamam nak?" tanyaku pada Tata yang jelas saja tidak dia mengerti. Kutekan sedikit perutnya lalu terasa sedikit keras tandanya dia sudah makan. Lalu kubawa dia ke kamar, menghidupkan kipas kearah kami dan berbaring di ranjang. Qtime ala kami berdua, aku mengajaknya ngobrol meskipun dia tak mengerti tapi tetap saja ada kebahagiaan dihatiku.

"Tata lebih sayang mommy atau daddy?" tanyaku sambil mengusap pipinya pelan.
"Mamamamama" seru Tata sambil menepuk nepuk tangannya.

"Pinter anak mommy" ujarku walaupun aku tau Tata memang baru bisa mengucapkan kata asal seperti itu tapi tetap saja ku anggap jawaban.

Lama kami bermain hingga suara bel rumah berbunyi. Lagi. Ketika ku buka pintu ternyata ibu yang baru pulang dari rumah temannya.

"Ih ada cucu ibu, sini Sayang" serunya heboh ketika melihat Tata. Langsung saja diraihnya Tata dari gendonganku. Membawanya duduk di ruang keluarga.

"Sama siapa tadi sayang kesininya?" tanya ibu pada Tata.

"Sama bapaknya lah, mau sama siapa lagi" balasku malas. Aneh aneh saja pertanyaan ibuku ini.

"Udah sana buatin susu, gangguin acara Nenda sama cucu aja kamu" balas ibu ikutan sengit.

"Nenda? Apaan tu bu?"

"Nenek Muda"

Aku langsung berjalan menuju dapur membuat susu untuk Tata. Kulihat memang Tata dan ibu sesekali tertawa bersama terkadang ekspresinya diam dengan mata membulat seolah mengerti apa yang ibu katakan.

Bahagia. Baru ini yang aku dapatkan tapi aku sudah merasa sangat bahagia. Dan semoga kelak juga seperti ini.

Setelahnya, akupun membawa botol susu itu kedekat ibu. Meminta Tata agar kami dapat pindah ke kamar, sedari tadi Tata belum ada tertidur. Nanti takutnya dia kelelahan karena keasikan bermain.

Ibu memberikannya walau ada rasa tidak rela disana. Lebay. Aku membawanya menuju kamar, seperti sedia kala menghidupkan kipas lalu membantu memegang botol dot nya.

"Bobok ya sayang, mommy sayang banget sama kamu" ujarku ketika botol susunya sudah kosong, dan matanya sudah tertutup rapat. Ku cium keningnya pelan lalu beranjak dari kamar.

***

"Bantu ibu masak, pasti nanti calon suami kamu kesini kan?" tanya ibu padaku.

"Nggak, anaknya udah dikasih ke aku jadi dia gak kesini lagi" balasku.

SAFIRA [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang