Ramainya murid baru di SMA Citra Nusa membuat Dias Priyanka Candradevi kesusahan untuk mencari sahabat karibnya Anggritha Pradnyaputri dan Karlina Array di tengah kerumunan para siswa dan siswi yang berkumpul di areal depan sekolah. Terdengar suara teriakan nama Dias dengan lantang yang sudah bisa ia pastikan siapa pemilik suara tersebut. Tak lain dan tak bukan adalah kedua sahabat yang sudah sukses membuatnya malu karena di perhatikan oleh banyak orang saat ini.
"Dias! Aa gua kangen njing"kata Ritha sambil memeluk sahabatnya
"Aa sama gua juga kangen nyet"balas Dias
Suara mikrofon sekolah yang telah menggema di telinga semua siswa mengharuskan Dias dang yang lainnya pergi menuju lapangan upacara untuk pembukaan MPLS dan awal tahun pelajaran baru di sekolahnya.
Banyaknya siswa yang sakit dan pingsan membuat Dias dan para anggota PMR kewalahan mengurusnya. Sepeti saat ini baru saja seorang siswi dibawa ke ruang UKS yang membuat Dias harus berkerja ekstra karena ia sudah menangani siswa pingsan sebelumnya.
Ketika upacara telah selesai dan semua siswa telah sadar, disinilah Dias baru bisa bernafas dengan lega. Ketika ia keluar dari ruang UKS ia fokus pada satu objek yang menjadi titik kerumunan para siswa. Mading. Dimana pengumuman penempatan kelas ada di sana. Dias berlari kencang pergi ke mading dan menerobos kermunan siswa yang ada untuk melihat namanya. Ia sudah mencari namanya di semua kelas dan ia menemukan namanya dan kedua sahabatnya di kelas XI IPA 3 dimana kelas itu adalah kelas impiannya. Entah mengapa hati gadis itu menghangat menandakan ia sedang sangat bahagia dengan apa yang iya dapatkan saat ini. Ia merasa ia sedang mendapatkan undian lotre yang sangat besar nominalnya.
°
°
°
~XI IPA3~Banyak muka - muka siswa yang sudah Dias kenal karena ia cukup aktif di dalam berbagai kegiatan pada kelas X yang di adakan sekolahnya. Ia kelihatan bingung saat akan memilih tempat duduk, karena sejauh ia memandang semua tempat sudah diduduki oles semua siswa.
"Dias lu mau duduk di mana?"tanya Array
"Maunya sih di belakang kalian tapi kayaknya tinggal bangku di pojok aja deh"jawab Dias
"Berarti lu duduk bareng Dean ya?"tebak Ritha
"Dean?"
"Iya Dewangga Dean Pratama temen SMP yang dulu pendiem itu tapi kayaknya sih masih kayak dulu aja"jelas Array
"Oh yaudah"kata Dias
Bel sudah menggema seantero SMA Citra Nusa bertepatan dengan waktu yang menunjukkan pukul 11. Hari ini adalah hari pertama sekolah jadi belum ada kegiatan belajar dan mengajar yang terjadi dan secara otomatis jam 11 semua anak sudah boleh pulang. Banyak anak yang sudah keluar kelas untuk pulang tetapi Dias masih belum meninggalkan tempatnya hanya karna ingin menikmati wi-fi sekolah yang baginya lebih ia rindukan dari pada para guru yang mengajar. Di rumahnya sudah terpasang wi-fi tapi baginya ia tidak akan menyia -nyiakan infrastruktur sekolah dengan cuma - cuma begitu prinsip yang ia miliki.
👑👑👑
Vote+comment❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny~
Teen FictionTakdir. Suatu hal yang tidak pernah pasti kadang takdir ada di pihak kita, kadang juga tidak sama sekali. Mungkin banyak orang yang masih mengandalkan takdir di pada setiap harinya. Tapi bagi seorang gadis pemilik surai coklat itu adalah yang sanga...