~pensi~
Hari ini adalah hari dimana pensi bakal diadain. Acara muali jm 6 dan semua siswa harus sudah ada jm 4 di sekolah. Dress code kali ini adalah monokrom,jadi Dias hanya memakai dress hitam dan snikers putih miliknya. Rambutnya di biarkan di gerai membuat ia terlihat feminim.
"Abang anterin adek ke sekolah" kata Dias sambil turun dari lantai atas.
"Wih udah cantik ae,udah siap?"tanya Devano.
"Udah yuk jalan. Mama adek jalan"kata Dias
"Iya. Abang hati hati bawa mobilnya"teriak mamanya dari dapur.
"Iya ma"sahut Devano.
°
°
°
"Bang makasi ya udah nganter"
"Iya nanti kalo udah lese telfon abang ya"
"Sip deh bang"Acara saat ini sangat ramai. Ramai acara,ramai siswa,dan ramai stan makanan yang membuat perut keroncongan. Dias pergi mencari sahabatnya yang entah ada di mana. Setelah lama mencari akhirnya Dias menemukan mereka di belakang kerumunan siswa di depan panggung. Akhirnya ia memutuskan untuk menetap diam di sana.
Semakin larut semakin seru acara pensi kali ini.
"Sekarang kita akan tampilkan band akustik dari perwakilan kelas 11"kata pembawa acara.
"Tepuk tangan yang meriah untuk mereka"Dias sangat terkejut dengan penampilan selanjutnya. Bagaimana tidak yang akan tampil adalah Dean, Panardra Adi Nata, Wahyu Aditya, Chandia Artha, dan Alanta Rama . Sudah dipastikan itu adalah penampilan yang sangat memukau. Band itu disebut "kenapa tidak kita" aneh memang tapi itulah nama band mereka.
Ardra muali memetik gitar miliknya dan Wahyu memulai untuk bernyanyi.
You know me the best
You know my worst, see me hurt, but you don't judge
That, right there, is the scariest feeling
Opening and closing up again
I've been hurt so I don't trust
Now here we are, staring at the ceilingI've said those words before but it was a lie
And you deserve to hear them a thousand timeIf all it is is eight letter
Why is it so hard to say
If all it is is eight letter
Why am I in my own way
Why do I pull you close
And then ask you for space
If all it is is eight letter
Why is it so hard to sayIsn't it amazing how almost every line on our hands align
When your hands in mine
It's like i'm whole again, isn't that a sign
I should speak my mindIf all it is is eight letter
Why is it so hard to sayKetika menyanyikan bagian itu mata Dean menatap lekat mata Dias yang menonton di bagian belakang. Karena di perlakukan seperti itu akhirnya Dias pergi ke stan makanan untuk menangkan dirinya dari perilaku itu. Terdengar bahwa band Dean sudah selesai dan itu membuat Dias merasa sedikit tenang.
"Dias"
"Eh iya kenapa?"jawab Dias sedikit gugup.
"Mau ngomong boleh?"kata Dean
"Iya boleh"
"Tapi jangan di sini rame"
"Ya udah mau dimana?"
"Ikut saya"Dean mengajak Dias pergi ke rooftop sekolah. Di atas sana adalah pilihan tempat yang paling tepat menurut Dean. Dari sana terlihat sangat indah dan meriah acara yang terlaksana.
"Mau ngomong apa?"tanya Dias
"Oh iya saya lupa"
"Yeuy"
"Jadi saya mau ngajak kamu ke puncak nanti hari senin sampek rabu mumpung kita libur sampek kamis"
"Sama siapa aja?"
"Saya,Ardra,Wahyu, Artha ,Alanta,sama 2 temen temen kamu"
"Emang mereka mau?"
"Udah saya tanya kemaren dan mereka bilang iya"
"Ok gua ikut"
"Oke"Suasana yang sepi dan udara malam yang mendesir membuat suasana terasa tenang atau mungkin awkard. Ya karena setelah percakapan yang terbilang singkat itu keduanya enggan untuk membuka percakapan kembali. Rasa dingin mulai dirasakan oleh Dias dan seperti dapat membaca pikiran Dias, Dean membuka kemeja yang dia pakai dan di selimutkan di bahu milik Dias.
"Saya tau kamu pasti kedinginan"
"Trus lo gapapa pakek kaos itu doang?"
"Gapapa saya kan macan jadi kuat"
"Se merdeka lo dah an"Mungkin malam ini akan menjadi malam yang hangat bagi dua insan itu. Canda dan tawa yang mereka buat sukses membikin hati keduanya menghangat.
°
°
°
"Makasih ya untuk yang tadi"
"Iya sama sama. Sana udah di tunggu bang dev"
"Iya iya"👑👑👑
Bakalan lama ga update karna persiapan uas😌. Jadi mohon bersabar💕
Vote+comment❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny~
Teen FictionTakdir. Suatu hal yang tidak pernah pasti kadang takdir ada di pihak kita, kadang juga tidak sama sekali. Mungkin banyak orang yang masih mengandalkan takdir di pada setiap harinya. Tapi bagi seorang gadis pemilik surai coklat itu adalah yang sanga...