~Bab 4~

17 4 0
                                    

     Dias sudah berada di depan jalan setapak yang berada si pesisir pantai. Jalan setapak itu tampak sangat jarang dilalui orang. Karena itu adalah jalan menuju suatu bangunan tua milik ayah Ritha yang sudah menjadi markas tempat mereka berkumpul. Setelah lama menunggu akhirnya Ritha dan Array datang dengan diantar oleh supir setia Ritha yang selalu dapat diajak kompromi masalah waktu jalan mereka.

"Kata lu jangan ngaret - ngaret tapi lu yang ngaret"ceroscos Dias .

"Telat dikit elah"sahut Array diikuti cengiran khas miliknya yang membuat siapa saja yang melihatnya ingin membuangnya ke laut tengah.

"Dikit - dikit ndasmu mledak apa. Lu kira nunggu itu enak hah?!"kata Dias .

"Nyante atuh mbak ku"sahut Ritha yang akhirnya bersuara.

     Ketiga gadis itu mulai menyusuri jalan setapak yang telah dihiasi berbagai lampu sebagai pengindah dan penerang jalan untuk menuju markas mereka. Lampu - lampu itu mereka pasang ketika mereka naik ke jenjang SMA.

     Suara deburan ombak mulai terdengar di indra pendengaran mereka, itu menandakan bahwa mereka sudah mendekati tempat tujunan mereka yang berada di pinggir pantai. Sesampainya mereka di sana, Array menghidupkan stop kontak listrik yang hanya di hidupkan bila mereka datang. Memang villa ini hanya diperuntukkan untuk mereka saja. Semacam privat villa.

"Ah udah lama ya ga kesini"kata Ritha sambil mengambil tempat favoritnya di kursi gantung yang berada di pojok ruangan yang menghadap ke pantai.

"Iya ih gua kangen ni tempat"tambah Dias yang sudah terbaring di kasur sebelah kursi yang diduduki Ritha.

"Anjir itu liat deh kok tumben ya udah ada yang ke laut jam segini biasanya kan malem lah ini masih sore"kata Ritha.

"Mungkin biar bisa dapet banyak ikan kalik" sahut Array .

"Eh btw nih ya menurut kalian si Dean tu gimana? Soalnya nih ya gua masih agak parno kalo harus duduk sama dia"kata Dias .

"Gua sih kaga tau pasti ya menurut gua sih dia orang yang baik dia juga lumayan pinter lah orangnya jadi lu nya kaga rugi - rugi amat nanti duduk bareng dia"kata Ritha .

"Mencari kesempatan di dalam kesempitan eta teh"tambah Array .

"Iya in ae onyet"kata Dias .

"Yeu lu monyet teriak monyet"balas Array .

"Terserah kalian ae dah gua kaga peduli bodo amat teung" sahut Ritha .

     Beberapa lama mereka tidak ke tempat itu membuat meraka sangat merindukan tempat itu. Memang tempat itu sudah menjadi tempat yang sering mereka kunjungi sejak SMP. Mereka memang lebih mementingkan pergi ke tempat itu dibandingkan pergi ke mall atau taman hiburan.

     Waktu sudah semakin larut yang membuat mereka harus meninggalkan tempat itu. Berat hati mereka untuk pergi dari sana. Sudah terlalu nyaman mereka dengan tempat itu dibandingkan dengan tempat - tempat umum yang ada.

     Ritha menghubungi supirnya untuk menjemput mereka. Jarak antara rumah mereka memang terbilang jauh antara satu sama lain yang menyebabkan waktu yang mereka tempuh semakin lama.

°
°
°
     Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan Dias baru sampai di rumah dengan diantar supir Ritha . Orang - orang rumah sudah memaklumi jika ketika mereka pergi ke tempat itu pasti menghabiskan waktu yang cukup lama. Sesampai di rumah Dias langsung membersihkan diri dan pergi untuk tidur.

👑👑👑

Vote&comment💕

Destiny~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang