2.

377 64 2
                                    

'Drrttt...drrrtt...'

"Halo?" Chanyeol membuka pembicaraan.

"Woi bro! Lo kemana aja man?" tanya seseorang dari sebrang sana.

"Panjang, kai." ucap Chanyeol singkat.

Ya. Seseorang yang menelphonnya ialah Kai, sahabat Chanyeol.

"Lo dimana sekarang? Shareloc." ucap Kai lalu menutup telphon.

Chanyeol langsung mengirimkan lokasi kost-kost an nya. Ia harus menyiapkan banyak jawaban, karena setelah Kai bertemu dengannya nanti, Kai akan langsung membanjiri Chanyeol dengan begitu banyaknya pertanyaan.

Setelah beberapa menit kemudian, datanglah seorang pria bertubuh gagah dengan motor nya yang berwarna hitam pekat.

"Bro..." ucapan Kai terpotong.

"Biar gua jelasin." potong Chanyeol.

Chanyeol segera menjelaskan apa yang terjadi kepada Kai di dalam kamarnya.

"Kesimpulannya lo nolak untuk dijodohin terus kabur. Dan, diselingkuhin mawar?" tanya Kai.

Chanyeol mengangguk. "Chaeyoumg namanya, bukan mawar." jawabnya.

"Yeh bocah, masih aja lo belain. Panggilan nya aja rose, meski cantik pasti berduri." ucap Kai.

"Bodo lah." balas Chanyeol berusaha tak peduli.

Kai berbaring di ranjang Chanyeol. "Move on bro!" Sarannya. Sedangkan, Chanyeol terdiam.

"Gua tau yeol, lo bukan orang yang gampang nyerah. Tapi apa harus lo nyakitin hati lo buat dapetin dia lagi? Gua juga tau lah, move on gak akan secepat itu. Ya tapi mending pelan-pelan tapi pasti kan?" Kai menasehati Chanyeol.

"Yoi, sans." balas Chanyeol.

"Eh, abang lo nyariin tuh tadi." ucap Kai.

"Suho?" tanya Chanyeol.

Kai memjamkan matanya. "Ya abang lo siapa lagi kalau bukan dia?" balas Kai.

"Dih, ngapain." Chanyeol tersenyum sinis.

Kai membuka matanya untuk melihat Chanyeol. "Ngapain-ngapain, akur sono. Drama banget idup lo berdua." ucapnya.

"Iye-iye." balas Chanyeol malas.

"Geser." lanjutnya sambil menendang tubuh Kai.

"Eh-" Kai terjatuh di lantai yang keras.

"Gak ada akhlak nya lo Yeol." ucap Kai berdiri sambil mengusap-usap kepalalnya yang kesakitan.

"Tempat tidur gua, ya gua lah yang dikasur." balas Chanyeol puas.

"Balik sono." suruh Chanyeol.

"Ngusir gua, lo?" tanya Kai.

"Iye." ucap Chanyeol santai.

Kai menendang Chanyeol pelan. "Yee, songong lo! Ngasoh dulu lah disini." balas Kai.

"Suka-suka lo deh." Chanyeol memejamkan matanya mengantuk.

Kai menyalakan TV agar suasana tidak sepi sambil mencari-cari siaran kesukaannya.

"Gak nyangka aja sih gua, anak orang kaya jadi anak kost. Hahahaha!!!" Kai menertawakan Chanyeol dengan keras.

Chanyeol yang belum terlelap dalam tidurnya hanya merespon seadanya saja. "Diem lo!" ucapnya.

"Galak amat boss." balas Kai masih menertawakan Chanyeol.

"Ngomong-ngomong sampai kapan lo bakal disini? Emang gak kangen rumah?" tanya Kai penasaran.

"Entah, selama nya mungkin." jawab Chanyeol.

Kai membulatkan mata nya tak percaya. "Yakali selamanya, bertahan satu tahun aja lo pasti gak bisa." Kai menyangkal ucapan Chanyeol.

Chanyeol mengangkat bahu nya tak tahu. "Bodo deh." ucapnya malas.

"Lagian Yeol, Jooyeon pasti bakalan kangen sama om-nya." balas Kai.

"Dan bukannya perusahaan bokap lo bakal dikelola sama lo nanti?" lanjut Kai.

Benar juga, keponakannya itu pasti akan rindu padanya. Dan, jika perusahaan papa nya tidak dikelola oleh Chanyeol, siapa lagi yang ingin mengelola perusahaan itu? Sedangkan, Suho sudah sibuk dengan usaha nya sendiri, pikir Chanyeol.

"Tapi, salah satu syarat nya gua harus mau dijodohin sama anak rekan kerja bokap gua. Ogah. Gua juga punya pilihan gua sendiri kali." ucap Chanyeol.

"Siapa pilihan lo? Bukannya..." Kai menggantungkan ucapannya.

Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Saran gua ya ikutin aja alur nya. Terima perjodohan itu, daripada lo jadi gelandangan." ucap Kai.

"Selamanya." lanjut Kai sambil menekan perkataannya.

Chanyeol tambah frustasi, ia menutup mukanya dengan bantal. Harusnya kan Kai menenangkannya, menagapa Kai malah melakukan yang sebaliknya?

Kai yang masih mengutak-atik TV kembali bersuara. "Bicara soal hidup bro." katanya.

"Lagian, kalau selama nya lo disini emang lo punya duit? Lo gak mungkin nyopet kan? Ya kali anak orang kaya nyopet." lanjut Kai.

Ingin sekali rasanya Chanyeol meninju sahabatnya itu, tapi mau bagaimanapun perkataan Kai memanglah benar.

"Jangan kritik aja lo! Kasih saran." balas Chanyeol.

"Yeh, daritadi gua udah ngasih saran. Lo nya aja yang gak dengerin gua." ucap Kai santai.

Chanyeol duduk di kasurnya frustasi. Lalu, melihat dompetnya. Tangannya melempar dompet yang tipis itu.

"Sayang dompetnya, mending jual terus beli yang murah." Kai meledek Chanyeol

"Diem lo!" Chanyeol menjitak kepala Kai pelan.

"Hahaha!" Kai tertawa puas melihat kelakuan sahabatnya yang sedang kebingungan itu.

"Hm... atau gini aja Yeol, seinget gua besok bakalan ada balapan liar. Ya tapi, taruhan sih. Sementara uang taruhan lo pakai uang gua dulu, tapi gua yakin kok lo pasti menang." Kai merangkul Chanyeol sambil menawarkan ide buruk nya itu.

"Boleh, gua ikut!" ucap Chanyeol mantap.

"Jangan main ikut-ikut aja lo, resiko nya besar. Bisa ditangkap polisi atau cidera tanpa adanya jaminan. Kalau kalah ya rugi sih. Tapi, kalau untung ya lumayan." balas Kai memperingati Chanyeol.

"Lo ngeremehin gua?" tanya Chanyeol.

'Plakkk!'

"Bukan nya remehin, ya gua cuma kasih tau kalau itu resiko nya besar banget." jawab Kai sambil memukul kepala Chanyeol keras.

"Santai, santai." balas Chanyeol.

"Gini-gini, gimana kalau besok lo latihan dulu bareng Sehun?" usul Kai.

Chanyeol mengangguk mantap. "Boleh tuh!" ucapnya.

Kai pun ikut bersemangat. "Kalo gitu, gua balik dulu. Besok gua kabarin lebih lanjut ye." ucapnya. Lalu, bergegas pergi untuk pulang ke rumahnya.

Baru saja Chanyeol ingin memejamkan matanya untuk beristirahat. Namun, anehnya terbayang-bayang muka seorang gadis cantik di pikirannya. Siapa lagi jika bukan Seohyun?

Tidak tidak, mana mungkin ia dengan mudahnya melupakan Chaeyoung dan dengan mudahnya jatuh cinta dengan gadis lain? Ini mustahil. Pikir Chanyeol.

< 🕊 >

LOVE DESTINY : CHANSEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang