0.

904 78 3
                                    


"Park Chanyeol, duduk." ucap seorang lelaki paruh baya lengkap dengan jas nya yang rapih.

Seorang pemuda dengan pakaian serba hitam putih terduduk di sebuah sofa ruang keluarga yang sangat empuk dengan malas.

"Kenapa?" tanya pemuda itu malas, siapa lagi jika bukan si tuan muda Park Chanyeol.

"Bulan depan, kamu harus bersedia bertunangan dengan anak rekan kerja papa." ucap lelaki paruh baya itu santai.

Chanyeol menaikkan alis nya terkejut. "Apa? Gak, Chanyeol punya pilihan Chan sendiri." ucapnya menolak.

Lelaki paruh baya itu berdiri dengan santai. "Papa gak mau tau. Kamu harus turutin kemauan papa." balasnya santai.

"Chan gak mau." tolak Chanyeol keras.

"Dari dulu, gak pernah berubah. Gak pernah nurut kata orang tua, sok dewasa, dasar brandalan ! mau jadi apa kamu?!" lelaki paruh baya itu terlihat melepaskan emosi nya.

Chanyeol berdiri dengan kasar. "Chanyeol emang bukan anak yang berguna, anak kesayangan papa memang cuma bang Suho doang kan? Chanyeol cuma dijadikan barang yang seenakmya dijodohin sama anak orang lain yang Chanyeol gak kenal. Dasar--" ucapnya terpotong, Chanyeol berusaha sekuat mungkin untuk menahan ucapan kotornya itu terhadap papa nya sendiri.

"Anak kurangajar! Pergi kamu!"

Lelaki paruh baya itu melayangkan tamparan keras di pipi sang anak, Chanyeol.

Chanyeol hanya terdiam, tak percaya orang yang ia hormati selama ini dengan mudah melayangkan tamparan keras di pipi mulusnya. Bukan rasa sakit fisik yang ia rasakan. Namun, hati nya benar-benar sakit melihat perlakuan papa nya terhadap dirinya sendiri.

"Kalau papa mau Chanyeol keluar dari rumah ini, bukan begini caranya."

Chanyeol tersenyum miring, ia mengambil jaket nya serta kunci motor kesayangannya. Berjalan menuju keluar rumah, dan tak ada niatan untuk pulang kembali.

"Tinggalin semua fasilitas yang udah papa kasih ke kamu."

Chanyeol menghentikan pergerakan kakinya, ia berbalik untuk melempar semua kartu debit dan lain-lain, kecuali ponsel dan kunci motornya.

"Ponsel dan motor ini Chanyeol beli dari hasil kerja keras Chanyeol sendiri." ucap Chanyeol lalu pergi keluar dari rumah nya yang megah.

「 🕊 」

Chanyeol mengendarai motornya diatas kecepatan rata-rata. Tak jarang ia bertengkar dengan orang tua nya. Namun, kali ini ia benar-benar tidak bisa menahan ego nya lagi.

Mungkin, berziarah ke makan mendiang ibu nya adalah salah satu cara untuk menenangkan pikirannya, atau mungkin menghubungi kekasihnya dapat sedikit menenangkan hatinya.

Setelah berziarah ke makam mendiang ibu nya, Chanyeol segera menghubungi kekasihnya yang selama ini ia banggakan. Berharap situasi akan membaik. Namun, perkiraan nya salah.

Tak ada guna nya Chanyeol menghubungi kekasihnya yaitu, Park Chaeyoung. Kini kekasih nya sudah berada di depan mata. Tetapi, satu hal yang membuat Chanyeol sangat marah, Park Chaeyoung pergi dengan lelaki lain. Dan, lelaki itu adalah Jung Jaehyun, musuh bebuyutan Chanyeol dalam balapan liar.

Chanyeol segera menghampiri Chaeyoung dan Jaehyun. Tangan nya dengan kasar menarik pergelangan Chaeyoung, sehingga Chaeyoung meringis kesakitan.

"Aa-" ringis Chaeyoung

"Jangan pernah lo sakitin cewe gua." ucap Jaehyun melepas tangan Chanyeol dari pergelamgan tangan Chaeyoung.

"Cewe lo? Buta mata lo? Dia itu cewe gua!" balas Chanyeol tak terima atas ucapan Jaehyun tadi.

Jaehyun tersenyum sinis. "Tanya aja sama Chaeyoung nya sendiri." ucapnya.

"Chae, apa bener?" tanya Chanyeol yang sangat berharap, bahwa Jaehyun hanya berbohong saja. Sedangkan, Chaeyoung hanya mengangguk pelan, dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Sial. dan kamu lebih pilih si bajingan ini?" tanya Chanyeol lagi sambil sekuat mungkin menahan emosi nya.

Chaeyoung hanya diam saja, ia bahkan tak tau harus berkata apa, dia memang salah. Jatuh hati pada kedua pria yang berhubungan tak baik ini. Tapi, bukankah jika mencintai pria di waktu yang sama, lebih baik memilih yang kedua?

"Brengsek lo!!!"

Chanyeol sudah tak bisa lagi menahan emosi nya, ia memukul keras pipi mulus Jaehyun dan melampiaskan segala emosinya.

"Stop!!! Berhenti!!!" Chaeyoung berusaha memisahkan mereka.

"Tega kamu Chae." ucap Chanyeol penuh dendam.

Jaehyun memegang ujung bibir a yang terasa sakit sambil tersenyum menang. "Rasain lo brengsek! Kalau berani, besok tanding di arena liar!" ucap nya menantang Chanyeol.

"Dan jangan pikir, lo udah menang karena udah dapatin Chaeyoung." ucap Chanyeol lalu pergi mengendarai motornya.

Taman Umum.

Sore hari yang tenang berubah menjadi sore yang buruk bagi Chanyeol. Ia terduduk di sebuah bangku taman sambil menghabiskan minuman soda nya.

"Sial!" ucapnya lantang sambil mengeluarkan emosinya.

Kurang sial apalagi Chanyeol sekarang? Keluar dari rumah tanpa fasilitas yang mencukupinya, tidak punya tempat tinggal dan ditambah lagi kekasihnya yang benar-benar ia sayangi telah memilih musuh bebuyutannya yang sangat ia benci.

Chanyeol melemparkan kaleng soda itu penuh amarah. Setidaknya, dengan cara ini ia sudah tak terlalu emosi lagi.

'Plakk...'

"A-aduh!!!"

"Woi! Siapa yang udah lempar kaleng soda ini?!" tanya seorang gadis bertubuh tinggi.

< 🕊 >

Hai, semoga suka ceritanya ya! Maaf, selalu ngecewain kalian. Mohon maaf atas typo nya ya! Kalian tinggal baca aja sampai akhir, jangan lupa votemment ya! Terimakasih 💗

LOVE DESTINY : CHANSEO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang