Rain in the spring time

174 21 4
                                    

Sayup-sayup terdengar bunyi lonceng membuat seorang putri tidur terbangun dari tidur nyenyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayup-sayup terdengar bunyi lonceng membuat seorang putri tidur terbangun dari tidur nyenyaknya. Mata sayunya itu perlahan terbuka, menampakkan sosok siluet, membuatnya teringat kembali pada masa lalunya yang telah ia kubur amat sangat dalam, namun memori itu kembali datang mengingatkannya pada memori yang kelamnya.

Memori itu serasa menari-nari dalam kekangan emosi. Udara pun berdesir, memperlihatkan pemandangan yang indah.

Tapi, nyatanya itu tidak merubah apapun yang telah terjadi, gadis itu berharap dapat mengulang kembali waktu. Andai ia memiliki pintu ajaib. Semua hal yang telah terjadi itu membuat dirinya terus merasakan sakitnya, kehilangan dan kebencian.

Ia pun beranjak dari kasurnya lalu menarik nafasnya pelan dalam kesunyian, ia yakin, pasti pada akhirnya ia dapat merasakan kebahagiaan. Walaupun mungkin tidak pernah terjadi.

Sosok siluet itu datang kembali, seraya menggiringnya pada melodi kematian. Koridor yang ia lewati serasa asing dimatanya, padahal ia sudah lama tinggal disini. Bahkan ia menyimpan fotonya dengan seorang pria yang dulu amat menyayanginya.

Nafasnya memburu, tangannya bergetar. Mungkin waktunya hidup sedikit lagi habis, termakan oleh waktu. Cepat atau lambat, ia akan ditangisi oleh banyak orang,

Atau mungkin tidak.

Mark Satya Pradana, pria itu terus-terusan melamun memikirkan kenangannya, kepergiannya membuat dirinya menggila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark Satya Pradana, pria itu terus-terusan melamun memikirkan kenangannya, kepergiannya membuat dirinya menggila.

Musim semi dikit lagi tiba, namun dirinya masih terlena oleh pemandangan di hadapannya tersebut. Sudah seminggu dari perginya gadis tersebut namun ia tetap  tidak tahu apa yang terjadi. Ditambah lagi sang gadis itu juga sudah tidak masuk sekolah selama seminggu dan itu membuatnya merasa mengganjal dalam pikirannya.

"Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mark..?" Panggil seorang gadis berambut putih, senyumannya juga menghangatkan keheningan malam.

"Iya." Jawab pria itu kalem namun dingin. Bahkan pria itu tidak sekalipun menengokan kepalanya kearah sang gadis.

Walaupun ucapannya tersebut telah dibalas oleh si pria, tetap membuat dirinya merasa tidak penting oleh kekasihnya tersebut.

"Pergilah, aku ingin sendiri." Pria itupun angkat suara. Seakan membaca otak sang gadis, si gadis itu hanya menundukan kepalanya. Ia pun berjalan menjauh, ia yakin kekasihnya itu butuh waktu.

"Rainna, maafkan aku. Aku tidak mencintaimu dengan tulus." Walaupun si pria itu berbicara hampir berbisik, namun sang gadis masih dapat mendengar lirihanyan.

Ada sedikit rasa bersalah mengganjal dirinya, namun Reinna adalah Reinna. Ia akan tetap bersifat egois.

 Ia akan tetap bersifat egois

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next?

   

MomentumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang