Rain in the memories

108 15 0
                                    

Gadis itu tersenyum ketika sang langit mengeluarkan air matanya, mata sayunya itu menatap nanar air hujan yang turun kebumi seraya mengingatkannya kembali kepada sang 'momentum'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tersenyum ketika sang langit mengeluarkan air matanya, mata sayunya itu menatap nanar air hujan yang turun kebumi seraya mengingatkannya kembali kepada sang 'momentum'.

Sudah beberapa hari ini juga sang gadis itu terlihat tidak pergi kesekolah sama sekali, padahal sedikit lagi dirinya akan naik kelas.

Sudah beberapa hari ini juga sang gadis itu terlihat tidak pergi kesekolah sama sekali, padahal sedikit lagi dirinya akan naik kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam tiba ditemani gemersik dedaunan yang terjatuh dan berbaur dengan bunyi lonceng. Sinarnya rembulan juga menghiasi malam yang dihiasi oleh bintang - bintang kecil diangkasa.

Sebongkahan memori yang telah terkubur dengan dalam, kini terbangun seperti sosok mayat yang bangun dari tidur panjangnya, Valerie, gadis itu hanya dapat menghembuskan nafasnya dengan pelan di kesunyian malam.

Tok.. Tok..

Bunyi seseorang itu mengetok pintu kamar si gadis blesteran Amrik - Korea, si empunya hanya dapat mengeluskan dadanya sembari membuka pintu yang telah di kunci selama beberapa jam tersebut.

"Ace-

Baru saja gadis itu angkat bicara langsung diselak oleh kedua sahabatnya tersebut dengan muka yang ditekuk layaknya seorang nenek - nenek. Si gadis yang dipanggil Ace itu hanya dapat memiringkan kepalanya lucu.

"Kenapa?" Tanya si gadis bersurai hitam itu sembari menatap manik mata cokelat milik lawan bicaranya.

"Kalian ini, kenapa selalu meninggaliku dalam pembicaraan kalian sih?" Karena sepertinya salah satu gadis itu seperti tidak dianggap keberadaannya, ia hanya menghembuskan nafasnya pelan dalam kesunyian malam.

Kedua gadis lainnya hanya dapat tertawa sambil sesekali terkekeh. Valarie senang, ia masih memiliki sahabat yang berada disampingnya.

Reinna, gadis itu berjalan menyusuri belahan kota tak ada seorang pun yang menemaninya di kedinginan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reinna, gadis itu berjalan menyusuri belahan kota tak ada seorang pun yang menemaninya di kedinginan malam. Bahkan kesunyian malam juga menyelimuti dirinya.

Sebongkah memoria lama kini kembali kepada ingatannya yang tidak pasti. Suara klakson mobil yang sesekali berbunyi menemani dirinya di keheningan malam, sebuah mimpi indah kini berubah menjadi mimpi buruk.

Hanya,

Karena dirinya sendiri

Namun, ada rasa bersalah mengusik hatinya. Ia mencoba meredamkan semua perasaan yang telah berkecamuk dipikirannya, hanya saja ia terlalu egois untuk mengerti perasaan orang lain. Ia sama sekali tidak ingin mendengarkan kata hatinya, ia tahu ia memang pemaksa dan selalu ingin menang sendiri. Dan ia sendiri sadar akan hal tersebut.

 Dan ia sendiri sadar akan hal tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tit... Tit.. Tit

Bunyi alat jantung tersebut tersebar keseluruh penjuru ruangan bernuansa putih pucat tersebut, sebuah tatapan mata hampa melirik dirinya yang sedang tergelatak lemah di atas kasur tersebut.







Updated at weekend
a/n: yay or nay?😊















MomentumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang