"Safira!!!" Teriakan melengking tersebut membuat sang empu yang dipanggil merasa terganggu dengan tidur nyenyaknya.
Oh tuhan, Safira baru saja tidur dini hari, dia lelah mengerjakan proposal yang seharusnya dikerjakan minggu sebelumnya, bahan meeting dengan klien di Italia tersebut sudah hampir selesai, namun Safira sudah tidur karena menahan ngantuk yang menyerang.
"Mengapa tidak bilang bahwa bahannya belum siap? Oh tuhan!!!. Meetingnya hari ini Safira!!" Teriakan tersebut menggema keseluruh ruangan, membuat Safira mendengus kesal atas sikap Naya.
"Kau tidak tau perjuanganku untuk menyelesaikan itu tadi malam, aku hampir menyelesaikannya pada jam 4.00A.M dini hari, dan kau malah memarahiku!!"
"Itu salahmu, seharusnya kau mengerjakannya minggu lalu!" Dengusan Naya membuat Safira semakin ngantuk.
"Huh, jika kau bilang kemarin aku pasti akan membantu!"
Dan lihatlah, Safira kembali kebantalan empuk surganya meninggalkan Naya dengan sebuah dokumen yang belum diselesaikannya.
***
"Huh, akhirnya selesai juga." Naya meregangkan otot otot tubuhnya yang pegal, dan saat melihat jam.
Naya dibuat melotot dengan jarum jam yang menunjukan angka 5, astaga pertemuan meeting dilakukan pada jam 7.
Itu artinya waktu untuk membangunkan Safira sekaligus bersiap hanya 2 jam. Astaga!.Naya berteriak untuk memanggil Safira, namun tak ada sahutan membuat Salsa menghampiri kamar Naya, dan yang pertama kali ia lihat adalah, Safira yang meringkuk seperti bayi dalam selimut.
"Safira!" Suara Naya masih tinggi namun tidak seperti berteriak lagi.
Ia menghampiri Safira untuk membangunkan anak kebo tersebut, tapi saat menyentuh lengannya, Naya dibuat terkejut dengan perubahan suhu badan Safira yang panas.
Astaga anak ini demam!, kondisi kurang sehat malah dipaksakan lembur, ininih anak bandel tidak tau diri!!- batin Naya sembari geleng geleng kepala melihat kelakuan Safira yang kadang diluar nalar.
Naya menghembuskan nafas lelah, ia berjalan kedapur untuk mengambil air hangat, mangkok, dan kain yang bisa meresap air.
Naya meletakkan kain yang sudah dilipatnya dan dibasahinya tersebut ke kening Safira. Ia bingung. Safira harus menghadiri meeting dengan klien dari Italia. Dan sekarang Safira masih demam, bagaimana ini? Tidak mungkin jika Naya harus membangunkan Safira dan mengganggu waktu istirahat Safira.
Dan sekarang waktu telah menunjukan pukul 5.45 p.m oh astaga, bagaimana ini? Haruskah Naya yang turun tangan untuk kerja sama ini?huh mau bagaimana lagi.
***
Dan sekarang disinilah Naya, dikawasan perhotelan bintang lima, karena janji meeting akan diadakan disalah satu ruangan tersebut. Berhubung klien adalah pemilik hotel,jadi tidak terlalu merogoh kocek yang banyak hanya untuk meeting ini.
Langkah kaki jenjang yang dibalut heels 7cm tersebut menggema, membuat beberapa karyawan hotel dan penghuni gedung tersebut menoleh kearahnya, dan detik selanjutnya semua dibuat terkesima dengan tampilan Naya.
Naya hanya memakai pakaian yang simple, yaitu blouse putih yang dipadukan dengan rok span hitam diatas lutut tersebut, memperlihatkan kaki jenjang nan mulus, membuat beberapa pria yang menatap ingin menjilat dan merasa bagaimana kaki mulus tersebut dilidah, serta tatanan rambut yang disanggul membuat leher jenjang Naya nampak, dan membuat para bajingan brengsek ingin menyecap dan membuat beberapa tanda merah disana. Naya juga memadukan tas kecil simple miliknya yang hanya diisi oleh dompet dan hpnya, dan dokumen yang akan dipresentasikan telah tersedia di tas lainnya.
Dan saat Naya bertanya ruangan yang telah dijanjikan klien dengan perusahaan Nugr.Corp di meja resipsionis, para resipsionis tersebut ramah dengan gaya lembut dan elegan, membuat Naya bertanya tanya, siapa pemilik perusahaan perusahaan ternama diItalia ini.
Dan saat Naya diarahkan ke lantai 28 dilantai teratas gedung tersebut, Naya dibuat terpukau dengan desain yang ada dilantai tersebut. Dibuat khusus untuk pemilik hotel tersebut, Desain Maskulin yang menggambarkan pemiliknya, membuat Naya bertanya tanya dalam benaknya, siapa pemilik hotel tersebut, dan dirinya menyayangkan Safira yang tidak bisa hadir.
Dilantai tersebut Naya diarahkan oleh sekertarisnya pemilik hotel menuju ruang CEO.
Tok
Tok
TokSuara maskulin menyapa gendang telinga Naya, membuat bulu kuduk Naya berdiri. Kesan pertama saat Naya masuk ke dalam ruangan tersebut adalah, maskulin, elegan, dan terlalu pria. Dan saat melihat punggung kokoh tersebut Naya dibuat bungkam, ia kira pemilik perusahaan dan hotel tersebut adalah seorang paruh baya yang gendut dan botak. Namun asumsinya seperti sirna dan lenyap dalam satu kedipan mata saat matanya menatap punggung kokoh tesebut, sepertinya pemilik perusahaan tersebut masih muda, terlihat dari tinggi badan, punggung kokoh dan bahu tegapnya.
Dan saat sekertaris tersebut keluar, dan pemilik hotel tersebut menoleh, Naya membeku ditempat.
Arsen Darmaputra Verizall
Lelaki itu.
Masa lalu.
'Pelacur.'
'Wanita hina.'
'Jalang.'
'Kau hanya menyusahkan!'
'Pergi dari hidupnya!!'
Kepala Naya berdenyut kuat membuatnya oleng ditempat, hampir saja Naya jatuh jika sepasang lengan kokoh tersebut tidak menyangganya.
Sen,17 September, 2018
9.50 a.mTbc
Segini dulu ya😥
Itu aja butuh waktu hampir seminggu.
Jangan lupa vote, comment, and follow akun me😘😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine's Glamour
Romance"Berhenti menyinggung masalah yang sudah lewat!!. Saya harap anda mengerti, jika saya hadir disini atas dasar pekerjaan bukan pribadi!" nada hormat masih kentara dalam ucapan tersebut. "Anda yang memulai, anda bersikap seolah olah hubungan kita mas...