Part 3

1.3K 208 13
                                    

Maaf apabila terdapat typo, dan lain sebagainya.

.
.

.

I dont want you to go even if you’re tellin’ me
You’ve gotten over me boy

Cause lately I realized without you
I can’t live another day

  “Karena orang yang paling banyak tersenyum adalah orang yang paling banyak terluka”

.
.
.

Happy Reading

.

.

.

Jeon Jungkook hanya duduk diam memperhatikan dahi Kim Daehyun yang mengerut tidak senang.
Pria paruh baya itu meminta Jungkook untuk datang ke kantornya sore ini setelah ia memikirkan kemungkinan Taehyung untuk serius dengan namja bernama Jung Hoseok itu.
Daehyun ketakutan—bahwa Taehyung bisa saja menentangnya hanya untuk mempertahankan namja miskin tersebut.

Ia harus melakukan sesuatu.

  “Jadi mereka tinggal bersama?” Tanya Daehyun menaruh foto-foto yang ia dapatkan dari Jungkook.

Pelajar berwajah tampan itu mengangguk.
Ia menyilangkan kakinya sopan.

  “Putra anda yang membawa Hoseok ke apertemennya, oh—mungkin anda belum tahu kalau namja bernama Jung Hoseok itu adalah putra tunggal dari Jung il woo”

DEG.

Daehyun terkejut.
Ia membesarkan matanya tanpa sadar—namun hanya sebentar.
Karena detik berikutnya pria paruh baya itu sudah kembali duduk tenang seperti semula.

Jung il woo?

Ia tidak mungkin tidak mengenal pengusaha yang sudah tidak ada itu.
Satu-satunya pria tersukses yang pernah ada di ranah Asia.
Bibir Daehyun berkedut, menampilkan seringai culas seraya meremas kertas-kertas berisi foto Taehyung dan Hoseok.

  “Darah Jung il woo pun sekalipun sudah percuma. Pria itu sudah mati, Jungkook, tidak ada lagi yang tersisa selain kemiskinan dan gosip di mana-mana”

Oh—Jungkook mengangguk membenarkan.
Kemudian mata beralih memandangi tangan Daehyun yang masih meremas foto-foto yang sudah ia ambil dengan susah payah.

  “Kalau begitu, mengapa anda tidak melakukan sesuatu?”

  “Sesuatu?”

  “Ya, seperti bertemu langsung dengan Jung Hoseok dan memintanya untuk menjauh dari putramu”

.
Daehyun menaikkan alisnya.
Detik berikutnya ia sudah menyeringai.
Ah—ide yang sungguh brilliant.
Kenapa tidak terpikirkan olehnya sedikitpun eoh?

  “Hubungi Jung Hoseok untukku”

Namja berwajah tampan itu mengangguk.
Ia segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan menyentuh layar sentuh ponselnya beberapa kali sebelum menyerahkan benda tersebut kepada Kim Daehyun.
.
.

-----
.
.

  “Ngh”

Hoseok berjengit dari tidur pulasnya merasakan ponselnya yang berdering.
Ia membuka matanya dan segera meraih benda berlayar sentuh itu.
Mengerutkan dahinya membaca sederet nomor yang tidak dikenal menghubunginya.

  “Yeoboseyo?” Serak Hoseok beranjak duduk dari baringnya.

Ia meringis kesakitan, melirik Taehyung yang tertidur di sampingnya.
Entah sejak kapan mereka berdua ketiduran.
Percintaan kali ini benar-benar menguras tenaga keduanya.
Hoseok tersenyum tipis seraya mengusap rahang Taehyung.

Slippin AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang