part 5

66 3 1
                                    

Ikmal hanya terdiam dengan reaksi linda. Wajah Ikmal tampak memerah dan tubuhnya terasa bergetar, keringat yang metenes pun tak Ikmal sadari.

Ikmal POV

' gue ngerasa kalo ada yang beda sama dia, gue gak pernah kenal orang yang seperti dia, gue bahkan tak menyangka kalo hanya gue yang dapat membaca hatinya... Apa kita akan berhasil...'

"Lo yakin, kita akan berhasil?" Ucap Ikmal mempertahankan posisinya.

" Gue mohon.... Hanya Lo yang bisa ngerti apa yang gue rasain... Karena gue yakin kalo Lo yang bisa ngebebasin gue dari kelamnya hidup... Gue akan selalu percaya dan berharap sama Lo... Gue yakin!" Ucapan Linda yang seakan memaksa Ikmal untuk mengucapkan ya.

Dengan tiba-tiba, Ikmal melepaskan pelukan erat Linda, merasakan segarnya udara setelah beberapa saat merasakan udara membara. Namun, Ikmal tak menyadari orang yang memeluknya tadi terjatuh karena gerakan Ikmal yang tiba-tiba, sehingga memaksa Linda melepaskan tumpuan tubuhnya. Saat Ikmal menoleh untuk mengumpulkan kembali udara kedalam bajunya, baru Ikmal menyadari apa yang barusan dia lakukan. Ikmal langsung menghentikan gerakan kepalanya yang bergeleng seperti gerakan dugem mencari Alihan suasana, tertuju pada satu sudut seorang wanita yang terduduk di atas rumput taman.

"Lo ga papa?" Tanya Ikmal sontak memecahkan kegelisahannya.

Linda hanya tertunduk dengan rambut yang terurai menutupi sebagian wajahnya.

"Linda??! Lo ga papah kan?? Hah!!?" Tanya Ikmal mulai khawatir.

Linda hanya melakukan gerakan yang tak berarti seperti sebelumnya, dengan badan yang lemas.

Panik dengan sikap Linda, yang seperti itu, Ikmal akhirnya memegang kepala bagian pinggir Linda dan menggerakkannya agar bisa menatap kedua matanya, karena tertutupi oleh sebagian rambut panjang Linda, Ikmal pun menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah yang tampak basah itu. Dengan wajah yang begitu terkejut, Ikmal memandang serius wajah Linda.

"Lo....." Reaksi pertama Ikmal saat melihat Linda seperti itu.

Wajah Ikmal terlihat panik saat itu, apa lagi saat Linda tak membalas tatapannya dan terus saja mengeluarkan cairan dari matanya.

Sesekali Ikmal mengelus pipi Linda untuk menghapus air matanya, dengan reaksi itu, akhirnya Linda membalas tatapan Ikmal dengan mata penuh dengan air. Terlihat begitu khawatirnya Ikmal dengan mata yang agak terbuka dengan sedikit cahaya di matanya saat melihat Linda.

"Euheeeeuuuu.....hhhhhh....heuh...hiks....hiks....ekheeeuuuuhn....." Ledakan tangisan Linda yang seakan tertumpah kan.

Melihat hal itu, Ikmal langsung mendekap erat tubuh lemas Linda.

"Heuhhhhhh...heuuuhh...hiks....hiks..." Tangisan yang ia tahan selama bertahun-tahun, akhirnya hari itu dia dapat bebas menangis dengan keras.

Saat Ikmal tengah menenangkan Linda dalam pelukannya, tak sengaja ia melihat secarik kertas jepretan foto yang terlihat diantara hijaunya rerumputan. Ikmal mengambilnya dan terlihatlah seseorang yang tertangkap didalamnya. Tak perlu menatap lama foto itu, Ikmal langsung mengetahui penyebab dari tangisan yang membasahi dadanya. Sontak Ikmal langsung mendekap tubuh Linda dengan penuh rasa iba dan penasaran yang terus bergeming di telinganya.

"Jangan khawatir, Lo pasti sembuh, gue yakin Lo pasti bisa ngehadepin semuanya, tenang aja gue adalah orang pertama yang akan ngebuat lo bahagia lagi! Gua akan mastiin semuanya akan kembali normal, biar semua orang tahu kalo Linda itu orang normal... Hemmm? Lo percaya kan sama gue?" Sambil Ikmal memegang erat kedua bahu Linda dengan tatapan yang super tajam.

OooO

Pagi itu adalah awal dari perjuangan mereka. Mereka berjalan kembali pulang ke jalanan rumah Ikmal. Sampai di teras rumah besar itu, dengan sikap yang santainya Ikmal membuka pintu, namun langkahnya terhenti akibat adanya sesuatu yang hilang dari bayangannya. Saat dia menoleh, terlihat Linda hanya melongok dengan tangan yang genetar.

Tolong Sembuhkan Aku (Save Me, Please!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang