part 4

75 3 0
                                    

"Ini, kamu tidur di sini yaahh.. "Perintah ramah nandhita yang langsung dipatuhi Linda.

"Kalo butuh sesuatu tinggal bilang ajah yah.. " sambung nandhita yang akan menutup pintu kamar.

"Iyah.. " jawab Linda.

Nandhita pun menutup pintu.

Linda pov

"Gue, terlahir kayak gini, gak punya sopan santun, etika, apalagi gaya. terus orang tua gue, gak pernah peduli sama gue, hidup gue komplit banget, extra ordinary lagih.. Mungkin satu hari nanti impian gue buat ngehancurin diri sendiri akan terwujud.. Karena apa lagi tujuan gue hidup? Makan? Kerja? Punya banyak duit? Apa artinya jika masih aja gue ngerasa kosong tanpa kebahagiaan. Lagi pula hidup gue dipenuhi dengan kata 'MUNGKIN'. Para orang tua selalu maksain buat ngedorong anaknya buat jadi yang terbaik, tanpa memikirkan apa yang mereka rasakan.. Bukannya gue benci sama mereka, tapi, apa gue emang anak mereka? Itu pertanyaan gue sampe detik ini.. "

OooO

Keesokan harinya..

"LINDA APA KAMU SUDAH BANGUN? " teriak seseorang dari luar.

"Ia.. " ucap Linda yang tengah terduduk di atas ranjangnya.

...

Linda pun keluar dari kamarnya untuk memenuhi panggilan Nandhita.

"Apa tidurmu nyenyak? " tanya nandhita sambil menyiapkan sarapan di meja makan.

Linda hanya terdiam dan terus meneruskan langkahnya sambil terus memperhatikan nandhita yang sedang menyiapkan makanan.

"Linda?" tanya nandhita

Linda hanya memandang tajam mata nandhita dengan dalam tanpa berkedip ataupun memasang ekspresi biasa saja, melainkan ekspresi tak suka dan benci.

"Apa kamu? ..... Kamu kenapa? " heran nandhita.

Linda terus memandang tajam mata nandhita.

"Apa kamu tak suka dengan roti? "

"...."

"Apa kamu mau makanan lain? "

Linda melangkahkan kakinya, meraih pisau roti dan terus berjalan menghampiri nandhita. Dengan keadaan seperti itu, seorang psikolog harus dalam keadaan tenang. Nandhita berjalan mundur perlahan.

"Linda, apa kau tahu siapa aku? " tanya lembut nandhita.

Linda terus berjalan

"Linda... "

Saat linda semakin dekat dengan nandhita, dia mengacungkan pisau, dan..

Ikmal muncul tiba-tiba, dan menghentikan serangan linda.

Tangan linda yang terus digenggam erat, akhirnya menjatuhkan pisaunya. Ikmal pun perlahan menurunkan tangan linda.

"Kak, aku nenangin dia dulu yah.. " kata ikmal sambil menarik linda yang tengah tertunduk.

...


Di taman komlpeks mereka duduk di bangku yang tersedia. Dengan pandangan yang terus tertunduk, linda memainkan tangannya yang gemetar. Melihat linda, ikmal langsung menggenggam salah satu tangan linda dengan erat. Linda mencoba melepaskan genggaman itu, namun ikmal terus saja mengelus tangannya dengan jempolnya. Linda menatap ikmal, dia hanya menarik nafas sejenak dan menengadahkan wajahnya lalu beralih ke arah yang berbeda-beda.

Saat itulah untuk pertama kalinya linda meneteskan airmatanya, hingga tetesan itu berubah menjadi cucuran yang deras.

Linda pov

"Selama gue hidup kayak gini, rasanya gue udah lama gak nangis. Hidup gue di penuhi senyuman, senyuman yang membuat gue hancur, senyuman yang membuat gue kesepian, bahkan senyuman yang membuat gue di jauhi sama semua orang... Waktu itu, semua amarah gue keluar, gak tau kenapa, saat tangan itu ngegenggam, rasanya kekuatannya menyebar dari tangan, kesekujur tubuh dan akhirnya gue bisa ngerasain rasa bahagia itu gimana, meskipun dia gak ngomong, ngak natap gue, tapi rasanya dia berkata 'tak apa... Semuanya akan baik saja... "

Ikmal pov

"Gue itu gak yakin sama apa yang gue liat, apa dia itu nangis atau bahagia?  Karena gue gak pernah ngeliat orang yang nangis tapi sebahagia itu... Seakan, airmatanya itu berubah menjadi serpihan yang berkilau, tangisannya seperti orang yang sedang tersenyum lebar, suaranya seperti sedang bersenandung riang... Bahkan gue heran, kenapa orang kayak dia itu bisa bisanya nangis di depan orang lain, padahal gue tau persis orang-orang yang kayak dia itu bukan tipe orang yang bisa ngeekspresiin di depan orang lain, apalagi orang yang baru di kenal. Bermacam-macam orang yang pernah gue liat, cuman dia yang agak membuat gue penasaran. Apa gue bisa ngembaliin senyumannya? Apa gue bisa ngebantu dia? "

Saat linda mulai tenang, ikmal pun melepaskan genggamannya. Linda pun membersihkan wajahnya. Ikmal hanya mengepal ngepalkan tangannya dengan ekspresi yang canggung sekaligus malu dengan melirik kearah atas dan lemalingkan wajahnya dari linda.

"Gue, duluan. "Penggalan ucapan ikmal yang belum selesai dengan wajah yang canggung.

Linda hanya menatap mata ikmal dengan ekspresi yang biasa aja.

"Mm? Kalo lo udah tenang, lo taukan rumah gue.. " sambung ikmal dengan keringat dingin yang terus bercucuran, ikmal menarik narik kerah bajunya dan sesekali memalingkan wajahnya dari linda.

"Gue duluan yah.. " ucap gugup ikmal.

Linda hanya terdiam tanpa reaksi berarti.

Setelah beberapa langkah yang dia ambil dia menghentikan langkahnya dan berbalik, terlihat linda yang terus memandanginya. Ikmal mengangkat tangannya dengan ragu ragu "d.. D. .. Dah..... " ucapnya akhirnya bisa dituntaskan. Langsung ikmal berbalik hendak pergi, namun "tunggu!! " panggil linda. "Mmm? " jawab ikmal berbalik. Linda menghampiri ikmal...

Linda berhenti tepat di hadapan ikmal. "Apa? " tanya ikmal.

Linda tak bereaksi dan hanya tertunduk menyembunyikan wajahnya dari ikmal.

"Apaan? " ikmal hendak pergi.

Namun linda berhasil meraih tangan ikmal, ikmal yang tadinya hendak pergi, menjadi tertahan dan membuatnya harus berbalik memastikan apa yang menahan tangannya, ikmal memandang tangannya dan mengalihkannya pada linda yang menatapnya dengan penuh rahasia di matanya. Beberapa lama mereka bertatapan, ikmal yang tadinya acuh tak acuh pada linda akhirnya membalas tatapan linda, bahkan tatapan ikmal lebih dalam dari linda. Sesuadah itu ikmal mulai serius dengan apa yang tengah dia lakukan saat ini, dia menghadapkan wajahnya langsung di dekat hidung linda yang mancung. Dengan kemampuannya dalam membaca isi hati ikmal terus membaca isi hati linda.

Ikmal linda pov

Linda:"makasih.... "

Ikmal:"gak papa... "

Linda:"maaf gue udah nyusahin keluarga lo.. "

Ikmal:"itu emang kebiasaan lo kan... Jadi ngapain minta maaf.. "

Linda:"tolong... "

Ikmal:"tolong apa? Gue bukan dukun... "

Linda:"plisss.. "

Ikmal:"apa sekarang lo beneran? Lo lagi gak bercanda kan? "

Linda: dengan tatapan yang sangat meyakinkan dan penuh harap.

Ikmal:"apa yang bisa gue bantu, gue bukan orang hebat kayak kaka gue yang bisa membuat semua orang bahagia... "

Linda:"gue mohon... "

Ikmal: dengan pandangan yang agak gak yakin namun serius.

Linda:"gue mohon... "

Ikmal:"apa... "

Linda langsung memeluk tubuh ikmal dengan erat tanpa menatapnya lagi. "Tolong sembuhin gue... " ucap linda yang terdengar jelas di benak ikmal tanpa linda mengeluarkan suara sedikitpun.





Author pov

Haii pembacaaa... Baca terus yah... Jangan lupa like, coment nya yahh yang banyakk.. Supaya aku lebih semangat ngarangnya... Salam bad girl and bad boy, sampe ketemu di chapter berikutnya....

Tolong Sembuhkan Aku (Save Me, Please!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang