Meyka dengan secepat kilat memakai sepatu dan menggendong tasnya. Telat!! Aku telaaatt!
Dengan langkah cepat Meyka turun ke lantai satu rumahnya, dan berpamitan ke orang tuanya yang sedang menikmati sarapan.
"Gak sama gue aja, sekalian." Ajak Reyhan--abangnya--yang sedang menyimpulkan dasi kantor berwarna hitam.
Meyka mengambil dua helai roti yang tersedia diatas meja seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Telat sama lo ntar!" Gadis itu mengecup pipi Bella--ibunya--sebelum ia pergi ke sekolah.
"Mang yuk cepet, udah terlambat!" Mang Dadang langsung menancapkan gas mobilnya dan mengambil jalur yang tidak terkena macet. Untungnya hari ini jalan kasturi sedang sepi, koreksi mungkin hari ini bukan hari keberuntungan untuknya.
Dipertengahan jalan mobil berwarna biru pekat itu berhenti. Mang Dadang mencoba menstarter mobilnya berulang namun hasilnya nihil, "Bensinnya habis non. Mungkin semalem ga diisi sama den Reyhan"
Sialnya dijalan itu tidak ada . Meyka merutukki mobilnya, "kok ga dicek sih, sebelum pigi tadi?"
"Maafkeun mamang non, gimana kalo non zahra nunggu disini biar Mamang dadang pesenin ojol?"
Namun jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang enam menit, jika ia menunggu gojek akan menguras banyak waktu tetapi jika ia berjalan ataupun lari bayangkan saja dua kilometer berlari dalam waktu lima menit, mustahil!
Dan dengan terpaksa Meyka memutuskan untuk berjalan cepat sembari menunggu taxi lewat. Hanya itu satu-satunya cara, jika hari ini tidak upacara pasti dia akan lebih memilih ojol saja.
Jadi gini, di Shirley High School bagi yang terlambat dihari senin akan dibariskan ditengah lapangan yang pasti semua murid akan melihatnya. Dan itu sangatlah memalukan.
Balik lagi ke Meyka. Kini gadis berambut hitam itu meninggalkan sopirnya yang sedang bimbang, berlari-lari sepertinya hanya akan membuat kakinya sakit dan lelah.
Dijalan gadis itu tampak dengan raut takut seraya berdo'a didalam hati agar dia bisa sampai tepat waktu. Meyka menyipitkan matanya disaat melihat orang yang dia kenal namun berjalan dari arah yang berlawanan dengannya, lelaki berjaket hijau lumut memanggilnya dan menghampiri lalu memberhentikan motornya disamping Meyka."Naik Mey. Lo mau masuk ruang BK?"
Meyka dengan cepat naik ke motor besar itu dan menggantikan topi dengan helm pink yang sudah diberi Azka sebelumnya, setelahnya mengodekan bahwa ia sudah siap, Azka menganggukkan kepalanya dan memutar motornya lalu melajukan motornya diatas rata-rata.
Seharusnya sekarang ia bersyukur karena Azka menolongnya pagi ini. Namun, bagaimana dia tau?
Gadis cantik itu sibuk memikirkan kejadia tadi hingga ia tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di parkiran.
"Udah sampek Mey, lo ga mau ke kelas ya atau lo masih nyaman meluk gue" goda Azka. Meyka tersentak dan turun dari motor, semburat merah terlihat jelas dipipinya, "yuk ke kelas." Meyka mengalihkan pembicaraan dan memimpin jalan pagi ini, "itu helmnya mau lo bawa ke kelas ya."
Gadis itu berhenti dan semburat merah itu muncul kembali di pipi Meyka. Meyka membuka helm lalu memberinya ke Azka, Meyka menundukkan kepalanya dan membunyikan pipinya yang sudah merona malu. Dengan cepat Meyka meninggalkan Azka di parkiran.
"Meyka! Lo kok ninggalin gue sih?" Azka, cowok tampan bermata teduh itu menghampiri Meyka. Seketika sebuah ide terlintas di kepala Azka untuk menggoda Meyka, "Dari tadi aneh banget sih lo, lo kenapa? Mikirin gue ya?"
"Pd banget sih lo!" Ketus Meyka.
Azka tertawa dan mengacak rambut Meyka, " gue cuma nebak apa salahnya coba?"
"Terserah lo deh Az, gue lagi males ngomong sama lo." Meyka berdecak sebal dan merapikan kembali rambutnya.
"Oh ya?" Azka mendorong tubuh Meyka ke dinding kelas sepuluh dan membuat orang-orang yang berlalu lalang melihat mereka sekilas. Cowok ganteng itu agak merendahkan tubuhnya dan mensejajarkan tubuhnya setinggi Meyka. Azka mendekatkan wajahnya tanpa menghiraukan ekspresi kaget dari Meyka. Meyka yang diperlakukan seperti itu memejamkan kedua matanya, selang beberapa lama hanya tawa Azka yang terdengar.
"Gue cuma mau makekkan topi, gausah kepd-an deh mau gue cium, ini nih kebanyakan nonton drama." Lagi-lagi Meyka merona karenanya, selesainya Azka memakaikan topi gadis itu, Azka menjauhkan wajahnya dan menarik Meyka untuk bergegas ke kelas.
"Mereka sahabat tapi ulahnya kaya orang pacaran yah" ucap salah satu anak kelas sepuluh yang sedari tadi melihat tingkah Azka dan Meyka.
"Lo ke kelas lo sendiri ajalah Mey, males gue. Oh iya kejadian tadi lupakan aja kalau bisa jangan dilupain, gue cuma bercanda" ucap Azka didepan pintu kelas Meyka sembari mencubit gemas pipi gembung gadis disampingnya.
Dengan refleks Meyka menjitak kepala Azka, "sakit bego!"
"Cantik-cantik kok cerewet, bego-bego juga lo demen sahabatan sama gue"
To be continued.....
Dapet salam nih dari 'Azka'nya Meyka.
Kalian bebas kok menghayal wajah Meyka, Azka dan Arkan gimana kok.😙😙😙
Mau itu wajah kalian, wajah neng alya pun juga boleh wkwk.
Yaudah sekian cuap-cuap kita pada hari ini. Makasih untuk kamu yang membaca cerita dari neng Alya.
Salam cinta dari Alya yang matanya lagi kedap kedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Azka & Dia
Teen Fiction[PUBLISH DUA HARI SEKALI] {Jangan lupa follow sebelum membaca} [PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT] Tetaplah kisah ini berjudul "Aku, Azka & Dia" "Arkan! Azka! Sini!",- Meyka yang memanggil keduanya. "Iya, apa?",- bersamaan. "Say Hi for our readers...