|Aku, Azka & Dia|

358 20 6
                                    

Hujan lebat yang turun menimpa kota dua jam yang lalu sudah mereda. Beruntungnya sore ini hadirlah Sang pelangi yang terlukis di kanvas ciptaan Tuhan.

Gadis cantik berjaket putih dan memakai topi dengan warna senada menyesap kopi panas kesukaannya di sebuah cafe yang terkenal dengan tempat yang instagramable di kota padat itu.

Bukan tanpa alasan dia pergi ke Cafe NikmatinAja, penyebab terkuat dia sering ketempat favorit--di kalangan muda sampai dewasa--itu adalah rasa kopinya yang super nikmat dengan harga yang memadai kantong, bahkan rumornya pemilik cafe ini adalah milik anak muda dengan tampang yang mempesona.

Dia, gadis bernama Meyka Azzahra masih terus menatap kagum perpaduan warna-warna yang indah dilangit dari cafe. Namun hatinya mendadak kesal setelah mendapat pesan dari ayahnya.

Hatinya mengatakan untuk berlama-lama disana namun dia harus bergegas pulang kerumah, beberapa saat langkahnya terhenti saat merasa ada sesuatu yang terlupa. "Oh gosh, kalung dari Azka. Kok mendadak pelupa gini ya."
Seseorang menumpahkan minumannya kebaju putih Meyka disaat baru saja ia berbalik mengambil kalung yang tertinggal.

Noda kopi yang lumayan banyak membuat Meyka mengepalkan tangannya. "Lo jalan gimana sih, otak itu dibuat biar lo bisa ngendaliin mata!"

Perkataan pedas Meyka membuat seisi cafe terkejut, namun hanya cowok didepannya yang menatapnya santai.

"Dia itu o-" Cowok berbaju hitam didepannya itu menyuruh pelayan diam yang kebetulan baru saja memberikan pesanan.

"Harusnya itu lo! Ngapain cobak lo itu berhenti segala lagipula gue ga sengaja." Cowok itu tidak mau kalah.

"Gini ya, ga mungkin kayak ginian nggak disengaja. Logika aja kalo orang didepan lo berhenti otomatis lo juga berhenti, bukan asal jalan sampek numpahin kopi kejaket kesukaan gue!" Jika saja ini bukan pemberian dari Azka dia pasti tidak akan semarah ini. Ia berjalan kearah meja yang dia tempati beberapa saat yang lalu. Kemudian menghampiri cowok yang sedang berjalan ke luar.

"Cowok sok ganteng!" Teriak Meyka. Namun cowok itu tidak berbalik.

"Hei! Lo cowok yang make baju item!" Dia tidak berbalik. Dengan cepat Meyka berlari dan berhenti didepan cowok itu, sehingga cowok tinggi itu berhenti.

"Lo budeg atau gimana sih! Oke gue kasih lo kesempatan untuk minta maaf." Meyka melipatkan tangannya dan dileyakkan di depan dada. Cowok jakung itu menatapnya dengan sinis.

"Gue ga perlu meminta maaf untuk lo." Dia pergi meninggalkan Meyka dengan satu tangan diletakkan di saku.

Jika ada angka 1 sampai 10 kini angka kemarahan Meyka berada di 9,99!. Gadis cantik itu mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Lo itu ya masih mending gue ga minta nyuciin jaket gue, disuruh minta maaf aja nggak mau! Dasar gak bertanggung jawab! Sombong! Muka lo standard aja sok-sokan mau kayak Manu Rios lo!"

Gadis itu melangkahkan kakinya gedebak-gedebuk menuju pinggir jalan. Dia membuka ponselnya dan melihat idolanya yang sedang live di Instagram seraya menunggu ojol yang baru saja ia pesan, dan lagi-lagi keberuntungan tidak berpihak padanya. Ponsel yang awalnya ditangan lentiknya kini diambil oleh pengendara motor dengan wajah yang ditutupi masker atau apalah Meyka kurang hafal.

"Jerk! Ponsel gue! Tolong! Siapapun tolongin gue! Hei copet jangan cepet-cepet dong! Kaki gue sakit. Tolong! Siapapun!" Terdengar suara motor besar menghampiri Meyka yang sedang ngosh-ngoshan, wajahnya tidak terlihat tertutupi helm full-face yang digunakannya.

Aku, Azka & DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang