Umji bersenandung mengikuti lagu yang terputar ponselnya, sambil sesekali melihat ke arah jalan Raya di depannya.
"Apa kau benar tidak apa-apa melakukan pertunangan ini?" tanya laki-laki yang berada di sebelah Umji itu.
"Selama kau tidak berniat menjahatiku aku rasa tidak apa-apa, jadi perhatikan baik-baik semua yang kau lakukan," balas Umji.
"Siapa yang tahu nanti ke depannya akan seperti apa?" balas Yoongi.
"Apa? Kenapa kau sadis begitu?" Umji merubah posisinya agar lebih mudah berbicara dengan Yoongi.
"Aish, dasar bocah!" balas Yoongi. "Aku ini sudah dewasa! Aku tidak mungkin melanggar janjiku sendiri!" tambah Yoongi.
"Bagus kalau begitu!" ucap Umji sambil menganggukkan kepalanya. "Kak, habis dari sini mau ajak aku ke tempat pemakaman Kak Wendy?" tanya Umji.
"Untuk apa kau ingin ke sana?" tanya Yoongi balik. "Kau kan tidak mengenal dia, begitu juga sebaliknya."
"Makanya biar aku lebih kenal dengan dia, ayolah ajak aku ke sana!" balas Umji sambil menatap Yoongi dengan puppy eyes nya.
"Apa? Jangan menatap aku seperti itu! Iya! nanti selesai dari butik kita akan pergi kesana," ucap Yoongi pada akhirnya menyerah dan mengikuti kemauan Umji.
"Yey!" Umji berteriak girang karena berhasil memaksa Yoongi untuk mengajaknya pergi.
"Dasar bocah SMA!" ucap Yoongi.
"Oh iya umur kakak sudah dua pulih dua tahun kan? Wah kak kau sudah dewasa ya."
Umji sebenarnya tidak paham apa yang dia katakan, tiba-tiba saja dia berbicara tidak jelas.
"Kenapa aku malah merasa jengkel dengan ucapan mu? Kau mengejekku tua ya?" tanya Yoongi sambil mendeli kesal.
"Apa? Tidak dua puluh dua tahun itu masih muda kok!" Balas Umji.
"Kalau kau belum genap delapan belas tahun kan?" Yoongi mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Ya, begitulah?"
"Habis lulus kau benar-benar ingin ke Inggris?" tanya Yoongi.
Pertanyaan itu yang selalu Yoongi tanyakan setiap mereka sedang bersama, Umji tahu mungkin Yoongi mulai membuka hati untuk Umji, lalu bagaimana jika Umji malah pergi?
"Tenang saja aku akan menyelesaikan kuliahku selama tiga setengah tahun dan akan langsung kembali ke korea dan tinggal di sini selamanya!" balas Umji.
"Berjanjilah kepada dirimu sendiri," ucap Yoongi.
"Tentu aku berjanji, aku juga berjanji padamu, tiga setengah tahun itu sebentar lagian aku pasti juga akan pulang saat liburan semester," lanjut Umji.
"Ya,ya terserah kau saja." Yoongi tidak mau terlihat senang dengan ucapan Umji .
"Baiklah kalau begitu" balas Umji sambil mengangguk.
"Awas saja jika kau sampai lebih dari tiga setengah tahun, aku yang akan menyusulmu ke sana," gumam Yoongi walau begitu masih bisa terdengar oleh Umji dan sontak saja membuat Umji terkekeh kecil.
.
.
.
.
.
."Bagaimana? Apa menurutmu ini nyaman?"
Umji agak malu jika ditanya seperti itu, semua gaun disini sangat Bagus tapi tidak cocok cocok dengan Umji yang badannya sedikit lebih berisi di banding wanita kebanyakkan.
"Jika tidak nyaman ganti saja, masih banyak pilihan yang lain " ucap Yoongi sang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Saya bisa mencarikan baju lain, lagipula nyonya Min sudah memesan beberapa jenis dress," balas pegawai itu.
Terlalu terbuka kah?"Yang itu cocok denganmu," Umji baru saja ingin berjalan kedepan cermin ketika tiba-tiba Yoongi menahan lengan Umji
"Benarkah?" tanya Umji sedikit ragu.
"Tentu, kau tidak percaya denganku?" balas Yoongi.
"Baiklah kalau begitu aku ambil ini saja" ucap Umji.
Lalu Umji kembali ke kamar ganti, untuk kembali mengganti pakaiannya.
"Tidak perlu pakaian yang terlalu formal atau terlalu terbuka, kau itu masih anah sekolah, jangan menjadi dewasa sebelum waktunya," Yoongi mulai berceramah.
"Iya-iya, ayo pergi kau berjanji mengajakku ke makam bukan?" ajak Umji.
"Nanti saja, kita cari makanan dulu lagipula ini sudah mau jam makan siang, kita masih sempat kesana nanti."
"Kau terlihat mengulur-ulur waktu tuan Min Yoongi!" Balas Umji sebal.
"Mau aku antar ke makan atau tidak itu terserahmu, aku mau cari makan siang dulu sekarang," ucap Yoongi tidak perduli.
"Aih, iya baiklah aku ikut!" balas Umji sebal.
Sementara Yoongi hanya terkekeh, melihat wajah kesal Umji.
"Ayo!" Yoongi mengulurkan tanggannya.
"Apa?!" Umji yang masih kesal tiba-tiba menjadi gugup.
"Berikan tanganmu!" ucap Yoongi lagi.
Sementara Umji hanya bisa menelan ludah lalu mengulurkan tangannya yang langsung digenggam oleh Yoongi.
"Kau harus terbiasa, aku kan baru menggandeng tanganmu saja tapi kau sudah terlihat gugup!"
Umji mendengus kesal, tetapi tetap saja debaran di dadanya tidak bisa di sembunyikan!
~~~~~~~~~~~~~
Aku ingetin lagi
Banyak kalimat yang aku ubah
Jadi buat yang udah baca versi lama
Tolong baca ulang, takut kalian bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [KYN-MYG]✔
Fanfiction[Season1] [End] [Season2] [End] Dia dingin, hanya itu yang Umji tahu tentang laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. 29/08/2018-12/05/2019