Bagian Tigapuluhtiga

1.7K 254 5
                                    

    Melamun seperti menjdari rutinitas untuk Umji di saat dia tidak tahu harus melakukan apa.

    "Hei coba kau bantu aku membungkus kota ini? Melamun tidak akan membuat dirimu menjadi kaya."

    Umji mendelik kearah Sinb yang sedang sibuk dengan kotak berisi hadiah yang ingin dia berikan kepada temannya.

    "Hari ini aku mau pergi kerumah kak Sowon, kau mau ikut atau tidak?"

    "Ada apa sampai kau mau pergi kesana?"

    "Dia habis masak kepiting, spagheti, lasagna, dan berbagai macam percobaan lainnya, apa aku harus berfikir dua kali sebelum kesana?"

    "Dasar tukang makan!"

    "Hei! Makan itu sebuah kebutuhan!"

    "Tapi kau rakus!"

    "Tidak rakus! Porsi makanku memang banyak!"

    "Terserah kau saja lah? Aku ikut deh?"

    "Mau ngapain?"

    "Makan! Apa lagi?"

    "Menyebalkan!"

    Sinb berdecak sebal lalu kembali sibuk dengan bungkus kadonya.

    "Bukan seperti itu! Kau akan merusak kertasnya! Berikan padaku!"

    Umji langsung mengambil alih kertas dan juga gunting yang Sinb pegang.

    "Harusnya dari tadi! Kau kan tahu aku tidak pandai dalam hal seni?"

    "Hubungannya apa? Ini hanya bungkus kado? "

    "Tidak tahu, yang jelas aku tidak pandai mengerjakannya?"

    "Kau memang tidak niat mengerjakannya bukan?"

    "Kau tahu saja? Habisnya aku malas untuk datang ke acara ulang tahun temanku itu!"

    "Kenapa?"

    "Aku harus datang membawa pasangan, sementara aku masih seperti ini?"

    "Jomblo maksudmu?"

    "Berkacalah wahai tuan Putri!"

    "Astaga kau ini kenapa sih? Ajak saja kak Hoseok?"

    "Untuk apa mengajaknya?"

    "Untuk kau jadikan supir!"

    "Jahat sekali kau ini! Maaf saja ya aku tidak sejahat itu sampai memperalat orang lain!"

    Umji merasa kepalanya jadi sakit karena terlalu banyak berbicara dengan Sinb.

    "Kau bilang kau harus mengajak pasangan kan? Aku merekomendasikan kak Hoseok, kau aja dia sebagai pasangan mu! Kau paham tidak sih? Aku jadi kesal sendiri!"

    Sinb kelihatan agak ketakutan mendengar omelan Umji, karena Umji berbicara dengan selotip di tangan kiri dan gunting di tangan kanan.

    Bisa-bisa jika Umji kalap, malah Sinb nantinya yang Umji bungkus.

    "Aduh iya-iya aku sudah mengerti, jangan marah-marah?"

    "Habisnya kau nyebelin! Masa harus aku jelaskan dengan detail dulu baru paham? Memangnya kau anak kecil?"

     "Aduh,  iya maafkan aku, sudahlah cepat selesaikan bungkus kadonya, setelah itu kita berangkat?"

    Umji menghembuskan nafas kesal, kenapa juga malah jadi dia yang membungkuskan kado Sinb?

.
.
.
.
.

    Apa kah akan ada waktu di mana Umji tidak bertemu dengan Yoongi sehari saja?

    "Kau datang?"

    Harusnya Umji ingat jika Sowon dan Yoongi masih berada di satu lingkaran pertemanan.

    "Tentu saja! Kalau aku tidak datang berarti kan aku tidak ada di sini?"

    Padahal Umji seperti menginginkan sebuah pertengkaran kecil namun sayangnya dengan lugunya Yoongi hanya menganggukkan kepalanya.

    "Kalian sudah balikan?" tanya Sowon yang tiba-tiba saja muncul di antara Umji dan Yoongi.

    "Belum/tidak."

    "Wah, kalau belum berarti masih ada harapan untuk balikan bukan?"

    Tiba-tiba saja Sowon hanya fokus kepada jawaban yang di lontarkan Yoongi.

    "Apa maksudnya?" tanya Umji dengan wajah kesal.

    "Ya maksudnya kalian akan kembali bersama?"

    "Siapa bilang?" kali ini Sinb menyerobot.

    "Kenapa memangnya?"

    "Tidak aku restui!"

    "Memangnya kau siapa? Neneknya?" Taehyung datang lalu mengacak-acak rambut Sinb.

    "Ih! Pergi sana!" Sinb memukul bahu Taehyung.

    "Dasar gorila! Tenaganya besar banget!" ucap Taehyung.

    Umji hanya menatap kebingungan tingkat aneh Taehyung dan Sinb.

    "Apa aku benar-benar tidak ada kesempatan?"

    Umji mendongak menatap Yoongi yang sedang menatap Umji dengan wajah serius.

    "Kau tahu? Ini bukan sebuah permainan yang setiap kau gagal mungkin kau masih ada kesempatan untuk mengulanginya lagi."

    "Aku tidak pernah menganggap ini sebuah permainan?"

    "Kalau begitu kau pasti tahukan apa jawaban ku?"

    "Aku tidak meminta sebuah kesempatan, aku hanya meminta kau membuka hatimu padaku."

.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~
Huhuhuhu
Asli aku tuh kenapa sih?

Fake Love [KYN-MYG]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang