Setelah selesai melanjutkan take scene selanjutnya Ali memutuskan untuk kembali ke basecamp. Ditempat itu masih ada Prilly beserta kedua sahabatnya, karena memang Ali sendiri yang meminta mereka untuk menunggunya di basecamp nya selagi dia take. Sedangkan Feny ia tengah menemui beberapa Fans Ali lainnya yang datang ke loksyutnya hari ini. Tiba di basecamp Ali langsung mendaratkan pantat mulusnya disamping Prilly. Hal itu tentu saja membuat jantung Prilly seperti ingin terjun bebas dari tempatnya, Namun sebisa mungkin ia mengontrol detakan jantungnya itu.
"Kalian kesini tadi naik apa?" Ali memulai percakapan. Ia berusaha menghilangkan suasana awkward diantara mereka.
"Apa aja yang penting bisa ke sini hehe," Sahut Evha cengengesan. Prilly yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Ia tahu betul sahabatnya yang satu itu memang orang yang terkenal ramah. Dia tak mengenal canggung sedikitpun meskipun itu bersama orang yang baru dikenalnya. Sedangkan Ali hanya bisa terkekeh mendengar itu.
"Maaf nih ya Bang sebelumnya, mending kalo dia ngomong nggak usah diladenin deh! Dia kalo obatnya udah habis pasti nggak nyambung!"
Ucapan yang keluar dari mulut Ayu itu mengundang tawa renyah Ali dan Prilly.
Evha mendengus kesal "Enak aja lo bilang!"
"Lagian lo ini nggak ada sopan nya banget sama orang, inget Vha dia itu Idola kita lho!"
"Lho, gue kan cuma berusaha menghilangkan suasana yang canggung!"
"Ya nggak gitu juga kali! Orang ditanya bener bener juga!"
"Udah diem! Kenapa jadi pada ribut coba?" Tegur Prilly melerai perdebatan kedua sahabatnya itu.
Bak anak kecil yang menurut pada ibunya Evha dan Ayu langsung bungkam. Mereka tidak bisa berkutik lagi jika Prilly sudah angkat bicara.
"Maafin mereka ya Bang. Mereka suka gitu, dimana-mana bawaannya ribut mulu," Ucap Prilly yang merasa tak enak pada Ali. Prilly hanya tidak ingin saja Ali merasa risih mempunyai seorang Fans seperti mereka.
"Iya nggak papa, santai aja," Ujar Ali dengan senyum manisnya.
"Kamu nggak risih kan punya Fans yang nggak sopan kaya kita?" Tanya Prilly hati-hati.
"Aku nggak risih kok. Malahan aku berterima kasih banget sama kalian, karna dengan kalian mengidolakan aku itu artinya orang yang sayang sama aku bertambah hehe. Lagi pula kalian itu bukan nggak sopan, tapi kalian itu orangnya welcome dengan siapapun. Dan kalian juga nggak usah sungkan sama aku. Karena aku juga udah anggap kalian teman aku sendiri kok,"
Itulah salah satu alasan orang-orang mengidolakan pria tampan itu. Sikapnya yang humble pada siapapun membuat banyak orang mengaguminya. Dia tidak pernah membedakan antara Fans dengan Idola, karna menurutnya setiap manusia itu sama. Hanya saja mungkin status yang menjadi perbedaan di antara manusia-manusia itu. Tapi meskipun seperti itu, sejauh ini Ali tidak pernah memandang orang dari statusnya. Karna baginya status itu tidak menjamin semuanya.
"Yau--" Ucapan yang akan dikeluarkan Prilly terpaksa ia telan kembali disaat suara seseorang menyelanya.
"Ekhem... Ya ampun Ayu enak banget yah yang asik ngobrol berdua sama pangeran kudanya!" Suara bernada menyindir itu keluar dari mulut Evha yang memotong Ucapan Prilly tadi.
"Apalah daya kita yang cuma dianggurin, cem pengamen yang nggak dikasih receh ckck!" Decak Ayu yang ikut menyindir sahabatnya itu yang asik sendiri ngobrol berdua dengan Ali. Ditambah lagi posisi keduanya yang sudah berhadapan-hadapan.
Mendengar sindiran halus dari kedua sahabatnya membuat Prilly meringis malu. Tak ayal jika gadis itu asik sendiri dengan Ali, karena biasanya pun ketika dia sedang membicarakan tentang Ali pasti ia yang paling antusias sendiri, Apalagi kini ia sedang berbicara dengannya langsung pasti dunia serasa milik berdua. Sedangkan Ali ia hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Hal itu ia lakukan karena ia tak tahu harus bagaimana menanggapi sindiran halus kedua sahabat Prilly itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fans And Idol
FanfictionBerjodoh dengan idola sendiri? Hal itu dialami oleh gadis berpipi chubby ini dan bahkan ia merasa hidupnya itu bagai mimpi yang mustahil terjadi.