Tanpa terasa hari-hari berlalu begitu cepat. Beberapa waktu terakhir ini, Prilly tak pernah lagi mengunjungi Ali di lokasi syutingnya. Bukan tak ingin, dirinya yang tengah disibukkan dengan tugas-tugas kuliah membuatnya tak sempat untuk bertemu lagi dengan Idolanya itu. Padahal dirinya kerap kali dilanda rindu terhadap lelaki itu, namun apa lah daya baginya pendidikan harus tetap diutamakan dari yang lainnya.
Hari ini adalah akhir pekan. Prilly berencana memanfaatkan waktu liburnya untuk dirinya sendiri. Beberapa menit sebelum matahari menampakan dirinya dengan sempurna, Prilly sudah terjaga dari tidur nyenyaknya semalam. Lantas setelah menunaikan shalat subuh, Prilly segera saja mempersiapkan dirinya untuk pergi.
Sesaat kemudian ketika dirasa penampilannya telah rapih dia pun beranjak keluar kamar dan menemui keluarganya diruang makan untuk sarapan pagi bersama.
"Selamat pagi, semua?" Prilly mendudukkan diri disamping adiknya, Raja.
"Selamat pagi juga, Prilly- putra Rizal dan Ully!" Prilly terkekeh mendengar kedua orang tua dan adiknya yang menjawab sapaannya dengan kompak.
"Mau kemana Prill pagi-pagi udah rapih aja?" Ully melempar tanya pada anak gadisnya.
"Prilly mau ke Mall. Berangkat pagi menghindari macet Ma, apa lagi ini weekend pasti jalanan bakal penuh banget sama kendaraan-kendaraan." Ujar Prilly mengutarakan alasan.
"Raja ikut ya, Kak?" Raja menyeletuk membuat Prilly mengalihkan pandangan menatap Adiknya itu.
"Enggak ada ya! Gue mau pergi sendiri, jadi lo gak perlu ngintil!" Prilly menjawab adiknya dengan tegas. Sementara Raja hanya bisa mencibir pada Kakaknya itu.
"Mau ngapain Prill di Mall? Kok Adik kamu pengen ikut gak dibolehin?"
Prilly menoleh sesaat ketika mendapat pertanyaan dari Rizal. "Prilly tuh mau me time, Pa! Kemaren kan Prilly sibuk kuliah terus, jadi sekarang Prilly pengen abisin waktu libur buat jalan ke Mall." Rizal mengangguk mengerti mendengar jawaban Prilly. Berikutnya suasana dimeja makan berubah hening. Para penghuninya tampak sibuk menikmati sarapan mereka masing-masing.
••••••
Brak! Brak! Brak! Brak!
Tidurnya yang semula terasa nyenyak, seketika berganti dengan kegusaran dirinya. Ali, lelaki itu langsung terlonjak bangun ketika mendengar kegaduhan didepan kamarnya. Ali jadi menahan kesal begitu mendapati pintu kamarnya yang tengah digebrak seseorang.
"Woi.... Arab! Udah bangun belum lo?!" Ali menghela napas mendapat pertanyaan dari sebuah suara yang langsung ia kenali milik siapa.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Ali lantas beranjak turun dari tempat tidur. Dihadapannya berdiri dua Sepupunya setelah dia membuka pintu kamarnya. Kedua orang itu dengan tanpa dosanya justru menunjukkan cengirannya pada Ali.
"Hehe, udah bangun lo, Li?" Ali memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan basa-basi dari Baja.
"Ngapain lo berdua kesini? Pake gedor-gedor pintu orang sembarangan lagi!" Ali berujar malas menatap kedua Sepupunya.
"Ini nih Li, si Fara ngajakin hangout. Maksa banget dia nyeret gue kesini!" Fara- yang juga salah satu Sepupu Ali terlihat mendelik mendengar ucapan Baja yang menuding dirinya.
"Apaan? Enggak ya! Gue gak maksa lo apa lagi sampe nyeret-nyeret begitu! Fitnah lo!" Fara menoyor kepala Baja dengan jengkel.
Baja mengusap kepalanya pelan. "Yaelah, kan tetep aja lo yang ngajakin kesini!"
Ketika Fara akan membalas ucapan Baja, suara Ali justru menghentikan niatnya. "Udah deh gak usah pada ribut! Kalian berdua mau ngapain kesini?"
"Kan udah gue bilang, ini nih si Fara ngajakin hangout! Mau ikut kagak lo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fans And Idol
Fiksi PenggemarBerjodoh dengan idola sendiri? Hal itu dialami oleh gadis berpipi chubby ini dan bahkan ia merasa hidupnya itu bagai mimpi yang mustahil terjadi.