I Miss You

6.8K 505 71
                                    

Baekhyun kini sedang duduk tertunduk menerima seluruh hardikan Luhan. Sahabatnya itu tak ada henti berbicara, ohh bukan.. tak henti mengomel lebih tepatnya semenjak Baekhyun menginjakkan kakinya di apartemen milik mereka dan sudah mendapati Luhan dengan picingan tajamnya menyambut Baekhyun satu jam yang lalu.

Entah sejak kapan Luhan menjadi sosok ibu tiri dengan rentetan petuahnya pada Baekhyun. Padahal Baekhyun sendiri yakin jika Luhan juga menghabiskan waktunya bersama Sehun saat Baekhyun bersama Chanyeol. Mengapa sahabatnya itu bersikap seolah hubungannya dengan Sehun berjalan wajar. Ha Ha Xi Luhan lucu sekali.

"kau dan Chanyeol sudah melakukannya kan?" hardiknya.

"kau juga sudah melakukannya kan dengan Sehun?"

"YAK! anak nakal, jangan menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan konyolmu, astaga kau membuatku pening Byun Baekhyun."

Baekhyun hanya memajukan bibirnya dan kembali menunduk main-main. Ia mengantuk dan temannya ini malah mengajaknya untuk bermain-main seperti ini. Jika tau begini lebih baik ia ikut Chanyeol tadi.

"Lu tak bisakah kita tidur sekarang?" Baekhyun memelaskan wajahnya, dan jangan lupakan puppy eyes yang sengaja ia perlihatkan pada Luhan.

"baiklah kita tidur, tapi sebelumnya kau harus menceritakan semuanya padaku" Luhan bangkit dari duduknya dan segera berjalan mendahului Baekhyun untuk menuju kamar Baekhyun. Baekhyun hanya terkikik geli mengikuti Luhan.

.

.

Hari demi hari berjalan begitu saja, Baekhyun melewati harinya tanpa sedikitpun halangan berarti.

Hari ini Baekhyun kembali mengunjungi makam ayahnya. Sudah lebih dari satu tahun peristiwa itu berlalu, namun Baekhyun belum sama sekali bisa melupakannya begitu saja. masih banyak hal yang mengganggu pikirannya terkait dengan kematian sang ayah. Terlebih pada perkataan terakhir sebelum laki-laki yang amat ia sayangi itu menghembuskan nafas terakhirnya.

Flash Back On.

Baekhyun berlari tergesa menyusuri lorong rumah sakit tempatnya berpijak. Pikirannya hanya tertuju pada satu orang, ayahnya.

Bahkan belum ada setengah jam yang lalu Baekhyun menerima telfon dari sang ayah yang mengatakan jika beliau sudah sampai di Seoul karena kantor pusat ayahnya bekerja menyuruhnya datang ke kota besar itu. Tempat dimana Baekhyun sekarang tinggal dan terpisah dengan kedua orang tuanya demi mengejar karirnya sendiri.

Ayah Baekhyun bukanlah orang penting di perusahaan tempatnya bekerja, ia hanyalah salah satu mandor dimana perusahaan itu sedang menggarap proyek baru di daerah asal Baekhyun, Busan.

Baekhyun masih belum dapat percaya bahwa seseorang yang kini terbaring lemah dengan alat pendeteksi jantung yang berbunyi sangat lamban itu adalah ayahnya. Baekhyun menangis, menumpahkan air matanya dengan menggenggam tangan renta itu dan menciumnya beberapa kali.

"Appa.." Baekhyun memanggil lirih laki-laki paruh baya itu. Luhan ada disana, di belakang Baekhyun dan hanya bisa meneteskan air mata sembari menatap pasangan anak dan ayah di depannya. Bagaimanapun ayah Baekhyun sudah seperti ayahnya sendiri untuk Luhan.

"Namanya Kim Jun~hh myeon.." mata ayah Baekhyun masih terpejam saat mengatakan itu, bahkan suaranya terdengar sangat lirih di sertai dengan nafas yang tersenggal-senggal. "k.. katakan kau a~anakku padanya.." itu adalah kata terakhir yang diucapkan tuan Byun sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Flash Back Off.

.

.

"dari mana aku harus memulai mencari orang bernama Junmyeon ini Lu?" Baekhyun menampakkan wajah setengah frustasinya pada Luhan saat ini. Ia kembali teringat akan nama yang disebutkan ayahnya sebelum beliau meninggal dunia. sudah satu tahun lamanya Baekhyun mencari seseorang dengan nama Kim Junmyeon, namun sekalipun tak pernah ia menemukan titik terangnya.

When It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang