Believe Me

7.4K 527 41
                                    

waktu sepertinya tak memiliki kesabaran untuk berjalan lebih perlahan. Satu musim telah terlewati dan kini butiran-butiran halus berwarna putih tengah menghiasi setiap sudut kota. Hawa dingin yang tak lagi ragu untuk menyeruak pada kulit kembali menyapa. Tak terkecuali tatapan dingin seorang pria yang kini tengah menancapkan atensinya pada layar LED berukuran cukup besar di dalam ruangan kedap suara. Berkas-berkas tebal yang tersimpan apik di setiap raknya menjelaskan bahwa penghuninya bukanlah orang sembarangan.

Park Chanyeol, pria dengan wajah bak dewa itu menatap tajam pada televisi yang kini menampilkan berita yang sudah sejak seminggu yang lalu menjadi topik panas.

Hwang Minhyun, CEO dari salah satu perusahaan ternama di Korea, ditemukan tewas setelah percobaan bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri di kediamannya. Pihak keluarga terutama istri dari Hwang Sajangnim sendini masih belum bisa di temui untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.

Begitu sekiranya berita yang sampai seminggu belakangan ini memenuhi hampir seluruh stasiun televisi Korea Selatan.

"dia baik-baik saja?" suara bariton miliknya memecah keheningan di ruangan itu.

"yaa, aku baru saja meminta Jongin memeriksa keadaannya, tapi Chan apa perlu.."

"aku ingin kau segera mengurus masalah ini Hun, aku muak dengan berita ini" ucapnya tegas mengintrupsi perkataan Sehun.

"yaa aku akan menyelesaikannya, tapi Chan..apa perlu dia tinggal bersamamu?"

"kita sudah pernah membahasnya Hun, kau boleh pergi ini sudah jam makan siang" si keras kepala Chanyeol lagi-lagi hanya mengeluarkan suara beratnya yang mampu membuat bulu kuduk seseorang meremang seketika.

"Chanyeolie.." hingga satu suara kecil mengintrupsi keduanya. Chanyeol dan Sehun serempak membawa pandangan mereka ke arah pintu ruang kerja Chanyeol. Dapat mereka lihat sebuah kepala dengan senyum mengembang dari bibir tipisnya. Itu Baekhyun, si mungil yang memang sudah sering datang tanpa di undang saat jam makan siang seperti ini.

Seluruh pegawai Hynix Book sudah sangat tau si mungil dengan mata hazel itu adalah kekasih dari boss mereka, jadi tidak heran jika Baekhyun dapat dengan mudahnya keluar masuk Hynix tanpa hambatan apapun.

"Baek, kau disini?" Sehun yang memang akan segera keluar dari ruangan Chanyeol yang mencekam baginya itu menyapa Baekhyun terlebih dahulu.

"Sehunie kenapa pergi? Aku mambawa cukup banyak makan siang hari ini, kita bisa makan siang bersama" jawab gadis bersurai coklat itu dengan senyuman menyejukkan yang ia punya.

"ohh terimakasih Baek, tapi aku harus pergi.. lain kali oke?"

"eemm gwenchana, Sehunie hati-hati"

"arayo" mereka saling melambaikan tangan, mengabaikan tatapan tajam dari pemilik ruangan yang sedari tadi telah memperhatikan keduanya.

Baekhyun segera melangkah tanpa memandang Chanyeol dan mendudukkan dirinya di sova yang ada di ruang kerja Chanyeol. Membuka bekal makan siang yang dibawanya dan menyiapkan peralatan makan untuknya dan tentu saja untuk kekasihnya.

Baekhyun membawa pandangannya pada sosok kekasihnya yang masih terdiam di kursi kerja pria itu. Sedikit mengangkat satu alisnya heran melihat wajah Chanyeol yang menampilkan ekspresi dengan wata yang menukik tajam menatapnya saat ini. Ohh ayolah Baek, kau itu benar-benar si mungil yang tak tau rasa takut sepertinya.

"Chanyeolie~ berhenti main-main, ayo kita makan siang" rengeknya, tak mempedulikan wajah masam Chanyeol sama sekali.

"kau menggoda Sehun ya tadi?" Chanyeol bangkit dari duduknya dan segera berjalan perlahan menghampiri kekasih mungilnya. Baekhyun mendelik mendengar perkataan Chanyeol barusan.

When It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang