*************
"Devaaaaaaaaannnnn!! Jangan lari lo, buruan balikin kotak pusaka gue!" Teriak seorang perempuan tomboy yang tengah berlari mengejar pemuda yang membawa sebuah kotak persegi berwarna ungu.
"Gua pinjem bentar monn!"balas pemuda itu yang sudah berlari terlalu jauh hingga tak terlihat di koridor sekolah.
LOXIE DEVANO GEORGY nama pemuda itu, ia merupakan salah satu most wanted sekolah tak hayal jika ia dikagumi disekolah, dengan wajahnya yang tampan ia mampu menyihir semua mata yang memandangnya dengan tatapan kagum, ia bukanlah dari keluarga yang berada namun juga tak kekurangan, ibunya mengelola sebuah toko roti kecil dibantu dengan nenek devan yang sudah renta, dibalik itu semua devan tak pernah melihat wajah yang mungkin menjadi pahlawan keluarganya yaitu sosok seorang ayah. Sedari kecil devan tak pernah mengungkit siapa ayahnya namun dihati kecilnya ia juga ingin mengetahui seperti apa ayahnya itu.
Devan berlari kearah gudang lama 'Tempat Keliaran' mungkin dua kata itu yang dapat menggambarkan bagaimana suasana gudang itu, banyak puntung rokok yang berserakan dimana-mana, gudang itu merupakan saksi bisu kenakalan remaja mereka.
"Dateng juga lo van, dari mana aja lo?"sapa seorang pemuda yang ada dalam gudang tua itu.
"Iya, gak biasanya lo telat kesini, biasanya kan lo yang pertama dateng."sahut pemuda lainnya yang tengah fokus memperhatikan layar handphone nya."Gua ada dikit kendala.... lo kan pada tau." Jawab devan menunjukan sebuah kotak persegi yang ia bawa di tangannya.
"Gila !?! Niat banget lo...." timbrung lainnya.
"Ya iyalah gua udah gak sabar, setahun sekali yakan??."seringaian devan yang dijawab kebisuan dari ketiga sahabatnya.
Mereka berempat berjalan melawati sepanjang koridor yang sedikit ramai karna sekarang adalah waktunya istirahat.
Tatapan kagum serta memuja terlontar dari setiap siswi disepanjang koridor.
Dengan sikap acuh devan melangkah sedangkan ketiga sahabat devan yang tak kalah tampan sudah biasa dengan hal ini.
ARKA ARZANKA ALVAGIO sahabat devan yang merupakan gamer akut, ia tak akan peduli dengan sekitar jika ia sudah masuk dalam dunia game nya, walau ia tak terlalu peduli dengan sekitar namun ia sangat mudah terpancing emosi jika berhubungan dengan sahabatnya.
ALFIN RENDRA DELRAZ sahabat devan yang sangat tertutup, ia akan menampilkan wajah datarnya ketika ia berinteraksi dengan orang lain bahkan ia sangat pelit bicara tapi itu semua tak berlaku untuk devan dan kedua sahabatnya.
ANDREO BAGAS PRATAMA
Sahabat devan yang paling gokil diantara yang lain, ia merupakan playboy emak yang artinya ia sangat menyukai kaum emak-emak bukan berarti ia perusak rumah tangga orang namun ia hanya sekeder pengagum emak karna menurutnya emak-emak itu memiliki pesona yang kuat_-***
Mereka berempat sampai ditujuan mereka yaitu roftop sekolah yang jarang dikunjungi siswa lain karna cuaca yang sangat panas.
"Nih lo aja yang buka...."devan melempar kotak persegi itu kepada andre, yang langsung ditangkap dengan gelagapan oleh andre.
"Gila lo nyet, untung gua bisa nangkep kalau kagak?!? Hancur sudah wajah ketampanan gua."sembari memasang wajah menyedihkannya.
Devan dan lainnya hanya memutar bola matanya malas.
"Eh cumi...buruan lo buka kotak nya."ujar arka."Iya-iya sabar napa nyet..."gerutu andre.
Andre membuka kotak itu seraya mengambil benda didalamnya.
"Gila!?! Serius ini...." ujar andre mengeluarkan isi kotak itu, ada seperangkat alat make up yang membikin bulu kuduk keempat pemuda itu seketika berdiri."Iyalah....sesuai aturan, siapa yang kalah harus merelakan ketampanan nya buat di cemong pakai nih make up setelah itu fashion show keliling seantero sekolah." Ucap devan menyeringai.
"Lo gak lagi balas dendam kan gara-gara tahun kemarin lo kalah trus nyium kambing ?"tutur arka.
"Tenang gua udah terima itu dengan lapang dada....yah walaupun gua udah gosok gigi beratus kali sih....tapi permainan tetap dilanjut bukan? dan sekarang gua yang nentuin bagi yang kalah dalam permainan ini?"seringai devan lagi.
Sedangkan ketiga sahabatnya hanya memasang wajah pasrah.
Permainan segera dimulai, keempat pemuda itu saling bertatap karna mereka tak tau yang akan terjadi kedepannya.Permainan yang mereka mainkan cukup simple namun hukuman nya lah yang membuat mereka mati-matian harus memenangkan permainan itu.
Mereka tidak menggunakan permainan yang ada di handphone mereka karna itu akan membuat arka otomatis jadi pemenang, namun mereka menggunakan permainan manual yang sering mereka mainkan saat kecil, hingga sekarang mereka tak malu melakukannya kembali untuk mengingat masa kecil mereka.
Setiap pemain harus melemparkan ranting kecil tepat pada botol yang disusun, pemain harus menjatuhkan botol yang berada diatas tanpa menggoyahkan botol lainnya serta botol yang terjatuh tadi harus masuk kedalam tong sampah yang disediakan dibelakang botol itu. Permainan ini butuh konsentrasi dan kejelian agar pemain tak melakukan kesalahan.
"Siap?...gua dulu yang mulai.."ucap devan memfokuskan rantingnya kemudian melemparkan nya.
Tak........tapp......
Botol masuk dengan mulus menampilkan senyum smirk diwajah tampan devan, ditatap para sahabatnya yang dilanda kegugupan.
"Giliran lo fin..." tunjuk devan.
Dengan wajah datarnya alfin bersiap melempar rantingnya, walau wajah alfin datar tetapi bukan berarti hatinya juga tak gugup sedari tadi....Tak........tapp......
Masuk!! Sama halnya dengan devan akhirnya alfin dapat bernafas lega pasalnya ia juga pernah kalah hingga ia mendapat hukuman melayani penghuni panti jompo yang kebanyakan dari mereka menyukai ketampanan alfin, hingga ia mendapatkan banyak cubitan maut dari para nenek-nenek yang gemas dengannya.
"Tinggal lo berdua..."senyum devil devan muncul seketika, membuat arka dan andre bergidik ngeri.
Mereka berdua melempar secara bersamaan dan....
*ihirr.... happy reading...maapin kalau ceritanya kurang memuaskan
Lope yuu readers:)Siapa yang kalah hayo....