*************
"Lo!" tunjuk devan pada veonka, sembari menajamkan kedua bola matanya.
"Eh..." seketika veonka terlonjak saat mendapat tatapan yang membuat ia ingin melarikan diri.Belum sampai disitu veonka kembali terlonjak saat arah pandangnya mengikuti arah gerak tangan devan yang lihai berada di kancing seragam nya.
"Ap ....apa yang mau lo lakuin." Ucap veonka susah payah.
"Nih lo keringin seragam gue...lo boleh pergi dari sini sampai seragam gue kering." Ujar devan melepas seragam miliknya dan hanya ada kaos hitam yang melekat ditubuh atletisnya."Hah!?!?...." ucap veonka terkejut.
"Buruan lo keringin seragam gue, kalo lo mau cepet pergi dari sini."
"Eh .... seragamnya gue bawa pulang aja, habis ini gue mau ada ulangan." Ujar veonka takut tak kala mendapat sorot tajam dari devan.
"Derita lo!" Ketus devan tanpa peduli tatapan memelas veonka.Veonka berjalan menjauhi devan yang tengah menjemur dirinya diterik matahari siang. Sepanjang ia mengeringkan baju devan tak hentinya pula ia menggrutu menyumpah serapahi devan.
"Dasar cowok gk punya hati....muka tembok pengen banget rasanya gue cat tuh muka....duh gimana nasib nilai ulangan gue coba....bisa-bisa telur gue nambah lagi."gerutu veonka sembari mengipas baju devan.
Setelah lama berkutat dengan seragam milik devan, veonka pun berdiri untuk memberikan hasilnya pada devan namun saat beranjak berdiri seragam yang berada di tangannya beralih ke tangan devan dengan paksa.
"Lama" ucap devan singkat melangkah menjauhi roftop meninggalkan veonka yang masih mematung, setelah punggung devan tak terlihat dari pandangannya ia pun mulai sadar dan menggerutu tak jelas.
"Dasar punuk onta udah susah-susah gue keringin gak tau trimakasih, gue sumpahin lo pulang selamet sampai rumah, kurang baik apa coba gue."
Saat asik menggerutu veonka pun melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya.
"Mampus!! Udah jam setengah 5 sore...berarti udah pada pulang dong....ishhh kok gue gak nyadar sih."ucap veonka berlari meninggalkan roftop, untuk mengambil tas miliknya.
Drttt.....drttt.....
Saat ia berjalan menuju gerbang sekolah ia mendapat pesan dari handphone miliknya.
From : kera hutan
"WOY ANAK CURUT! BURUAN LO KELUAR! GUE SURUH BOKAP BUAT JEMPUT LO!." (04.00)
"BODO! LO LAMA. GUE ANTI NUNGGU APA LAGI LO! GUE MAU PERGI! AWAS AJA LO ADUIN BOKAP.... JALAN KAKI LO PULANGNYA"(04.01).
"Hahhhh...."ucap veonka lesu saat menerima pesan dari kakak tirinya itu, sembari berjalan menuju halte bus, ia tak punya cara lain untuk bisa pulang, yang perlu ia lakukan ialah naik menggunakan bus yang nantinya akan berhenti di halte yang masih jauh dari perumahan miliknya, kemudian ia lanjutkan dengan berjalan kaki.
VEONKA OCTA RAJAHENDRA.
Perempuan malang yang hidupnya dihantui dengan rasa menyakitkan semenjak umur nya menginjak 10 tahun. Dimana saat ia berulang tahun ke 10 ibunya meninggalkan ia dan ayahnya untuk selamanya dan di hari bertepatan itu pula ayahnya membawa seorang wanita jalang dan menikahinya. Wanita itu sudah memiliki seorang anak yang sekarang menjadi mahasiswa kuliahan. KEIRA HUTANIA. Ibu dan kakak tirinya itu selalu bertindak semaunya. Ia bahkan tak segan-segan menyiksa dirinya saat ayahnya sedang di tugaskan di luar negeri.Seperti pesan yang didapat veonka beberapa menit yang lalu bahkan kakak tirinya itu hanya menunggu veonka 1 menit tetapi serasa menunggu veonka berjam-jam, bahkan veonka berani bertaruh bahwa kakak tirinya itu hanya menunggu veonka beberapa detik dan langsung pergi meninggalkannya.
Veonka hanya pasrah menerima perlakuan tak enak dari ibu dan kakak tirinya itu.
"Hufttt...."helaan nafas veonka terdengar samar karna rintikan hujan mulai turun, ia telah sampai dihalte tujuannya dan sekarang ia harus berjalan beberapa km untuk sampai dirumahnya. Dengan langkah cepat ia mulai berlari menembus hujan yang semakin kian menderas.
"Pffttt .....akhirnya sampai juga."ucap veonka lega karnaia sudah sampai didepan pintu utama rumahnya.
Saat ia membuka pintu ia dikejutkan dengan sesosok pria paruh baya yang tengah berdiri tepat disamping tangga, dengan tatapan yang masih tertuju pada veonka."Dari mana saja kamu."ucap dingin pria paruh baya yang diketahui ialah papanya.
"Veo habis...ngerjain tugas sekolah."gugup veonka saat bertatap muka dengan papanya."Jangan mencoba berbohong veo....papa tau apa yang kamu lakukan hingga hari mulai larut....kamu pergi dengan teman-temanmu itu kan...pergi gak jelas....iya kan?!?!" Bentak papanya.
Veonka yang terkejut akan ucapan papanya mulai bingung.
"Veo gak..."ucap veonka terpotong dengan suara sahutan yang berasal dari belakang papanya."Bener tuh pa, tadi waktu keira jemput veonka dia malah bentak keira dan pergi bersama teman-temannya itu yang gak jelas asal usulnya."
"Papa kan sudah bilang berkali-kali, jangan berteman dengan mereka yang gak jelas itu...hah?! Harus pakai cara apa papa mendidik kamu, kelakuan kamu ini pasti karna mereka kan?! Jawab papa veo!? Atau kamu mau papa pindahin ke los angeles?!" Ucap papa veonka.
Veonka hanya bisa terdiam, percuma ia membantah ucapan papanya, karna itu akan sia-sia.
"Jawab papa ....veo?!?!" Bentak papanya kembali.
Veonka sungguh muak dengan perlakuan papanya, kemudian ia berlari kearah tangga dan membiarkan air matanya luruh, ia tak sanggup membendungnya lagi.
"VEONKA...PAPA BELUM SELESAI BICARA!!!" Bentak papa nya kembali.
Veonka tak memperdulikannya lagi toh mama dan kakak tirinya itu masih akan menghasut papanya kembali.
Veonka terduduk di balkon kamarnya, sembari memeluk lututnya. membiarkan angin malam menerpa wajahnya dan saling beradu tangisan dengan derasnya hujan, ia tak peduli dengan seragam nya yang terasa amat dingin akibat tadi terkena air hujan di tambah dengan angin malam.
Lengkap lah penderitaannya....
"Mama....veo kangen mama" ucap lirih veonka.
Hingga tanpa sadar ia mulai tertidur dibalkon kamarnya dengan berbaring memeluk lututnya karena lelah menangis.
.
.
.
.
.
.Happy reading :v