Halo, Hiddenatics. Aku siap mengisi malming kalian. Eh btw kalo ada typo langsung koreksi aja ya, aku lagi sibuk banget, gak ada waktu buat baca ulang.
nih pemanasan dulu....
Happy reading!
.
.
.Baru kemarin Julia senang karena Shachi mau datang untuk sarapan bersama, kali ini ia harus menghela napas panjang lagi karena melihat salah satu kursi kosong.
Di depannya hanya Jae dan Eunra yang tampak menikmati sarapan mereka.
Padahal kemarin Shachi seakan tak pernah berhenti tersenyum, tetapi pagi ini ia sudah mendengar kabar dari dayang Chua, bahwa putri termudanya itu lebih memilih sarapannya di bawa ke kamar saja.
Julia menghela napas, ia tahu betul apa yang membuat putrinya seperti ini. Dia mendapat laporan tadi malam, tepat saat ia kembali dari sebuah pertemuan penting bersama Shingook.
Lagi dan lagi, Jae bertengkar dengan Shachi.
Lebih tepatnya, Jae memarahi Shachi.
"Putera Mahkota," panggil Julia lembut dan berhati-hati.
Jae menoleh, "yaa? Mama?"
Julia seperti menimbang sejenak, sebelum dia berucap. "Kalau tidak keberatan, bolehkah aku mendengar darimu tentang apa yang terjadi semalam."
Mendengar ucapan itu, Shingook juga ikut menimpali. "Ah, iya. Benar. Kudengar kau bertengkar lagi dengan Putri Shachi?" Berbeda dengan Julia, Shingook lebih blak-blakkan.
Jae sempat terdiam, kunyahannya menjadi sangat pelan sebelum akhirnya ia tersenyum tipis, beberapa detik mengambil napas lalu menjawab. "Hanya pertengkaran biasa. Adik dan Kakak," jawab Jae lalu melanjutkan menyendok makanannya lagi.
"Tapi, kudengar kau bertindak agak kasar, Putera Mahkota. Apa yang membuatmu melakukan itu?" Shingook sebenarnya sudah ingin menanyakan ini sejak tadi malam, tetapi ia sangat lelah, dia ingin mengurus ini tapi sepertinya baik Shachi maupun Jae sudah tidur. Baru kali ini ia teringat dan kebetulan Julia menyinggungnya.
Jae membatalkan suapannya ke mulut. "Maafkan aku, aku hilang kendali, semalam dia mengatakan hal yang tidak pantas diucapkan. Aku hanya sedih, adikku sudah sangat jauh dari batasannya. Tapi, aku sungguh menyesal, Yang Mulia."
Shingook membuang napas pelan. "Jika kau menyesal, kau takkan bisa makan dengan lahap, dan mungkin harusnya kau tidak di sini," sindir Shingook yang jelas sangat mengena dengan maksud harusnya Jae menemui Shachi secara langsung.
Eunra merasakan keadaan mulai sedikit tegang, apalagi Jae masih mematung di tempatnya. "Aku sudah berbicara dengan Putri tadi malam," ucapnya dengan suara yang anggun.
Kali ini bukan hanya Jae saja yang terdiam, tapi juga Shingook dan Julia. Mereka semua menoleh pada Eunra dengan tatapan tidak percaya. Mereka semua tahu bagaimana Shachi dan Eunra jarang berbicara, mereka tidak pernah dekat dalam hal apa pun. Kalau Jae masih sering berkomunikasi dengan Shachi pada hal-hal sepele, tapi Shachi dan Eunra? Dalam sebulan, percakapan mereka tidak lebih dari seluruh jumlah jari tangan.
Eunra menjadi heran juga, mendadak Eunra tegang dan untuk mengusirnya, Eunra mengambil segelas air minum dan meneguknya sejenak.
Julia sadar bahwa ini tidak seharusnya terjadi, jadi buru-buru ia mencairkan suasana dengan senyumnya.
"Oh, benarkah Putri Eunra? Kau mendatangi adikmu semalam? Apa yang kalian bicarakan?" Julia tampak antusias.
Semua juga langsung kembali normal, dan Shingook pun ikut-ikutan tersenyum. "Yaa, apa yang kalian bicarakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
That (Hidden) Princess
Ficção GeralShachi menemukan banyak kejutan dalam hidupnya sejak usia 7 tahun. Mulai dari fakta bahwa Ayahnya masih hidup, kenyataan bahwa ternyata dirinya merupakan keturunan bangsawan, sampai dipaksa segera meninggalkan Amerika untuk menetap di Korea. Lingkun...