Kelas Sihir

118 1 0
                                    

03. Kelas Sihir

 

 

Sejak Harry berada di Hogwarts, banyak pasang mata yang memandanginya- tepatnya memandangi bekas lukanya dengan kagum. Harry sampai pusing dibuatnya, ia sudah hampir terlambat memasuki kelasnya dengan Ron, dan naasnya mereka juga masih belum menemukannya, karena saking luasnya sekolah Hogwarts ini. Hogwarts terdiri dari seratus empat puluh dua tangga dengan berbagai macam bentuk dan bisa berubah tempat, ruangan yang begitu banyak sampai kau takkan hafal berapa, dan terlebih lagi Filch dan Mrs. Norris (kucing Filch), mereka penjaga sekolah yang sangat menyebalkan, sama menyebalkan dengan Peeves.

Terlebih lagi, di kelas, pelajarannya sangat sulit bagi Harry, ia dapat menyimpulkan kelas yang menurutnya menarik hanya dalam satu kali pertemuan. Pelajaran Sejarah Sihir sangat membosankan, gurunya adalah seorang hantu bernama Prof. Binns, ia adalah satu-satunya hantu yang mengajar, di pelajaran ini, yang menyimak hanyalah Hermione. Di kelas Jimat dan Guna-guna, gurunya bernama Prof. Flitwick, terlebih lagi saat pertama kali mengabsen, dan mendekati nama ‘Harry Potter’, ia memekik girang dan terjungkal. Kelas Transfigurasi lain, Prof. McGonagall seakan tahu bagaimana membuat kelas tenang, dan pelajaran ini sangat susah, dan yang berhasil saat pertama mencoba mengubah korek api menjadi jarum adalah Hermione Granger. Kelas Pertahanan Terhadap Sihir Hitam sangat dinanti, tetapi ternyata Prof. Quirrell terkesan main-main dan tak serius. Harry sempat lega karena tak sedikit yang bernasib sama sepertinya.

~~~~~

Hari Jum’at adalah hari keramat bagi Harry dan Ron karena dapat berhasil menghafal denah sekolah. Mereka pun memasuki Aula Besar untuk sarapan. Harry, Hermione, Ron, dan Neville berbincang-bincang mengenai pelajaran nanti,

“Ugh, nanti pelajaran Ramuan dengan Prof. Snape, dan digabung dengan asrama Slytherin” kata Ron sebal sambil menuang gula pada buburnya, Harry dan Neville sempat gembira karena bisa satu kelas dengan Aurora, tetapi mood Neville langsung down setelah tahu Prof. Snape yang mengajar.

“Ugh, aku tak tahan kalau diajar Prof. Snape” kata Neville dengan wajah pucat.

“Terlebih lagi, katanya Prof. Snape sangat menganak emaskan Slytherin” kata Hermione kesal.

Aurora sempat melirik meja Gryffindor, lalu ia beranjak dari meja Slytherin dan pergi, semua anak dan guru yang melihat bertanya-tanya mau kemana Aurora? Dan pertanyaan itu terjawab saat Aurora tiba-tiba duduk di sebelah Hermione di Gryffindor. Mulut para murid dan guru ternganga tak percaya, seorang Slytherin duduk di tempat Gryffindor, seekor ular ganas pergi ke sarang singa yang buas.

“Maaf, aku numpang dulu di sini” ucap Aurora sambil memotong beefsteak-nya dan memasukan potongan itu ke jubahnya.

“Tak ku sangka seorang Slytherin nekad ke Gryffindor” kata Ron

ExperimentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang