Nightmare

66 1 0
                                    

09. Nightmare

Saat malam. Di kamar asrama Slytherin, Aurora memakai gaun tidurnya berwarna ungu dengan renda merah jambu. Aurora hendak mengambil buku harian berwarna hitam, tetapi buku itu hilang.

“Hhh... hilang...” kata Aurora menghela nafas, ia segera melepaskan eyepatch-nya dan pergi tidur.

o-o-o-o-o-o-o-o-o

“Di, di mana aku?” kata Aurora. Ia melihat sekeliling, semuanya terbakar, api berada di mana-mana, ditambah lagi, mayat orang-orang di mana-mana, berserakan bak daun-daun kering di musim gugur. Tempat ini seperti tempat perang dengan lautan darah, Hermione, Draco, Theo, Blaise, bahkan Ron terbujur kaku bersimbah darah.

“Ti, tidak...” kata Aurora lirih, ia jatuh terduduk, tanpa sadar ia menangis, ia melihat tangannya yang berlumuran darah, bahkan tongkatnya juga bersimbah darah, lalu tiba-tiba, mayat Harry berada dihadapannya.

“Tidak... ini mustahil... aku membunuh semuanya... aku pembunuh!! Aku membunuh Ron, Hermione, semuanya... aku membunuh semuanya... bahkan... aku juga membunuh...” kata Aurora lirih,

“Harry Potter!”

o-o-o-o-o-o-o-o-o

“TIDAK!!”

“Hhhh... hhh.... nightmare...” kata Aurora sambil menstabilkan nafasnya yang memburu. Chyntia terbangun.

“::Ada apa, Aura? Kau mengangetkanku saja::” desis Chyntia, Aura adalah nama panggilan untuk Aurora.

“::Nothing, just a nightmare::” desis Aurora, Chyntia kembali tertidur. Aurora bangkit.

“Lebih baik aku membuat tongkat untuk Ron saja” kata Aurora sambil mengambil tongkatnya dan pergi ke Hutan Terlarang.

Sejak Lockhart mengajar, entah mengapa Harry seakan kena sial. Untuk beberapa hari, Harry harus menghindari Lockhart, atau setidaknya bersama Aurora (Karena Lockhart benci Aurora).

Hari ini, Wood membangunkan Harry subuh-subuh untuk latihan. Di ruang ganti, Wood memulai ritual pertama: ‘Berceramah tentang Quidditch’. Tak terasa matahari sudah terbit, dan mereka segera latihan. Tetapi, ternyata anak Slytherin juga sudah menyewa tempat itu, Wood beradu argumen dengan Flint, tetapi Angelina dan yang lainnya lebih memilih menyerah, Harry sempat melihat Draco tertunduk diam. Earl diam-diam merapalkan kutukan Muntah Siput pada Ron, yang membuatnya muntah-muntah siput. Harry membawa Ron ke pondok Hagrid, Blaise dan Theo menyemangati Draco.

Di pondok Hagrid, Harry, Aurora, Ron dan Hermione bersembunyi enam meter dari pondok. Terlihat Hagrid kesal dengan ocehan Lockhart. Setelah si idiot pergi, dengan cepat Harry dan yang lainnya masuk ke pondok.

“Apa yang ia mau darimu, Hagrid?” tanya Aurora, Ron tengah muntah-muntah di baskom besar milik Hagrid.

“Dia ngomong tak karuan, dia kesal karena aku tak memiliki bukunya, cih, mentang-mentang hanya dia satu-satunya yang mau jadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam” gerutu Hagrid

“Apa maksudmu?” tanya Hermione

“Kau tahu kan, jadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam itu sangat berbahaya, hanya si idiot itu saja yang mau” kata Hagrid

“Aku mau kok jadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam menggantikan Lockhart” kata Aurora sambil memberikan tongkat buatannya para Ron, “Beech, dua puluh lima senti, dari rambut unicorn dan nadi jantung naga, ringan dan fleksibel”, Ron melongo.

“Memang kau bisa?” tanya Harry

“Tenang, aku sudah menelan semua buku pelajaran kelas satu sampai kelas tujuh, kok! Lagian aku juga sudah menguasai mantra yang setara dengan Auror, bahkan Auror juga banyak yang tidak bisa” kata Aurora sambil memakan bolu dengan mencelupkannya ke teh. Harry dan Ron melongo, bahkan Aurora lebih mengerikan dari Hermione dalam hal buku.

ExperimentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang