TAKDIR ALLAH

41 3 0
                                    

Aku terlalu mencintainya keduanya ,
Sehingga aku lupa bahwa aku juga harus mencintai pencipta-Nya.

                    ~ Araa ~ 

Setelah Mas Faiz pergi bekerja . tak lama aku pun bersiap-siap juga untuk pergi bekerja . ku lihat Idzhar sudah bangun . kuangkat dan ku gendong dia dari dalam box nya . wajah lucunya membuat ku tertawa .

Tapi aku tak bisa berlama-lama bersamanya . karna jam kerja ku sangat padat hari ini . hari ini aku harus menangani suatu kasus yang melibatkan dua korban . jadi ya bisa terbilang rumit kerjaku hari ini .

Tiba-tiba ada seseorang yang mengucap salam . dan langsung masuk ke dalam rumah . ya itu si Bibi yang ku percayakan untuk menjaga Idzhar dan sekalian berbenah rumah .

Tak berlama-lama aku pun langsung memberikan Idzhar kepadanya . dan berpesan untuk memandikan Idzhar , memberinya makan tepat waktu .

Si Bibi inilah yang membantuku menjaga Idzhar . lebih tepatnya "Bi inem" dia sudah seperti ibuku sendiri . dia sangat baik .
Selanjutnya aku pun pamit untuk pergi bekerja .

Aku baru pulang bekerja pada jam 04.00 tadi.

Rasanya lelah sekali pekerjaan hari ini .
Ku lihat Idzhar yang sedang bermain dengan Bi Inem di ruang Tv .
" Bi , sebentar ya saya mau mandi dulu " kataku pada Bi Inem .
" Iya-iya Raa mandi aja dulu . ga baik juga kalau pulang bekerja langsung pegang anak . diluarkan banyak debu " ucapnya padaku .
" Iya Bi " kataku .

Selesai mandi aku tampil dengan piyama tidurku . dan langsung ke ruang Tv untuk beralih menjaga Idzhar . Kasian Bi Inem seharian penuh menjaganya .
Ku gendong Idzhar dan kubuatkan susu formula .
" aaaaaaa.....aa..aa.uuaa.... " ocehannya yang menggemaskanku .

Bi Inem pun pamit pulang ke rumahnya . aku pun mengiyakannya .

Tak lama Mas Faiz pun menelpon . katanya dia mau pergi rapat sebentar dengan temen sesama dosen .
Ntah mengapa hatiku terasa begitu gelisah . ku lihat kembali jam dinding sudah menunjukkan pukul 20.00 malam . dan mengapa Mas Faiz belum juga pulang .
Ada tanda tanya besar dihatiku . tak biasanya Mas Faiz belum pulang sudah jam segini . aku semakin khawatir padanya .
Idzhar yang masih dalam gendonganku tiba-tiba saja menangis . pikiran ku makin kacau .

Tak ada seorang pun dirumah ini . hanya kami berdua yaitu aku dan Idzhar .
Ku gendong Idzhar dengan erat . tak lupa pula aku meraih ponselku yang ku taruh di samping lemari Tv .
Berkali - kali aku menelpon Mas Faiz tapi tak diangkat . ku coba menelponnya kembali tapi nihil dia juga tak mengangkatnya .
Aku semakin gelisah . aku tak tenang . Idzhar juga tak berhenti menangis .

Selang 15 menit hujan pun turun . sederas-derasnya disertai petir yang menyambar sana dan sini . yang mengakibatkan suara keras membuat Idzhar semakin menangis .
Mas kenapa belum pulang juga batinku . aku tetap membujuk Idzhar yang sedari tadi menangis . dan akhirnya diam juga .
Hujan turun sederas-derasnya . hingga membasahi garasi dan teras rumah kami .

CATATAN TAKDIR

Malam itu..
Sebuah mobil melaju yang tampaknya sudah tak sabar ingin pulang ke rumah . dikendarai oleh seseorang yang sangat ku cintai . menyusuri jalan pinus dengan deraian hujan yang membasahi .

Brakkkhhhh......brakhhhh..

Suara dentuman mobil yang menabrak dahan pohon . dan mengakibatkan kecelakaan beruntun dijalan itu .

Arghhh.....ashhhh...
To..to..tolonggggg.....

Suara seorang pria yang sedang meminta tolong . kelihatannya dia sangat kesakitan .
Masih dalam suasana hujan deras.

Ana Uhibbuka Fillah☺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang