LAGI-LAGI KITA BERTEMU di sebuah kedai kopi yang sudah bosan menjadi saksi bisu di antara kita. Karena hanya di kedai inilah kita bertukar cerita yang tak pernah diucapkan pada orang lain di luar sana.
Sudah jadi kebiasaanmu untuk bertemu di tempat ini jika hidup sedang mencoba mengacaukan pikiranmu lagi. Kalau bukan karena suaramu di telepon yang terdengar seolah putus asa, mungkin aku tidak akan datang ke kedai kopi langganan kita.
Setelah memasuki kedai, aku mencoba menelaah orang-orang. Kulihat kamu duduk di sudut ruangan, dengan raut muka yang begitu kusut serta kertas putih yang berserakan di atas meja.
Begitu aku memanggil nama kamu, seketika wajah kusut itu hilang dan berganti dengan senyuman sekaligus tatapan tak percaya.
Aku duduk di depanmu. Kamu mengubah posisi duduk, dan berusaha merapikan kertas yang berserakan. Bertukar kabar, itulah yang menjadi topik pertamamu selalu.
Kita bercerita tentang banyak hal. Tentang keseharian di kampus yang berbeda, tentang musik yang mendekatkan kita, juga....
Tentang perasaan.
Ada banyak hal penuh misteri tentang perasaan yang tak pernah terucap. Baik itu dari bibirmu. Maupun dari untaian kata yang kubuat pada langit malam.
Keheningan mendominasi. Lagi-lagi kamu menyesap kopi hitam kesukaanmu. Begitupun denganku yang hanya memainkan sebuah sendok di atas cangkir affogato yang kupesan.
Kamu lalu berkata, waktu adalah sesuatu yang kamu benci. Jika saja bisa diulang kembali, kamu tidak akan kacau seperti sekarang ini. Kacau dengan kehidupan para dewasa muda yang penuh dengan kemunafikan. Selalu merasa segalanya berubah dan lebih baik untuk menyendiri. Karena dunia para orang dewasa adalah dunia mengerikan penuh kekacauan dan keegoisan. Dunia fana yang mengacakkan hati sekaligus pikiran; yang membuatmu terkadang merasa kesepian di antara sejumlah teman yang kamu kenal.
Bahkan, ketika kamu memalsukan dirimu di depan perempuan yang tengah menjalani hubungan bersamamu hingga sekarang, kamu masih berlari padaku hanya untuk mencurahkan semua isi pikiranmu. Lantas, kenapa kamu masih bersama perempuan itu? Dan mengeluh, bahwa meskipun begitu, kamu masih merasa sendiri?
Tanpa kamu sadari, sebelum kamu berada di tahap dimana kamu merasa sendiri, aku sudah lama berada di posisimu yang sekarang ini. Kamu tidak tahu, butuh beberapa waktu aku bisa menyesuaikan diri, menjadi seseorang yang pura-pura apatis terhadap kehidupan di luar sana.
Tapi, untuk apa aku beritahu padamu. Nyatanya, kamu pun akan berpura-pura tidak menganggapku ada di saat kehidupan tidak mengacaukanmu lagi seperti sekarang.
Tue. 11.5.19
7:59 p.m.
![](https://img.wattpad.com/cover/129222121-288-k39663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Well Away
Poetry〰 Sekumpulan pemikiran dan kata-kata yang kadang kala hanya imajinasi belaka, namun tak jarang adalah bagian liar di kepala yang tak pernah terucap. 〰 #569 in Poetry Book cover by retardataire Copyright © November 2017 by Deandra Rad...