Part 1

5.1K 252 20
                                    

Kiara.

Akhirnya aku menghirup lagi udara Jakarta, yang meskipun selalu penuh polusi dan macet. Tapi ternyata aku sangat merindukannya, setelah selama kurang lebih 4 tahun aku meninggalkan Negara ini untuk mengikuti kedua orangtuaku yang bertugas di Thailand. Dan hari ini aku kembali sendiri, orangtuaku masih berada di Thailand.

"Welcome back, Indonesia," lirihku sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan dari bandara ke apartemen Kakakku. Sebenarnya aku dan keluargaku adalah warga asli Indonesia. Tapi, saat aku lulus SMA. Ayah dipindahtugaskan ke Thailand, jadi sekalian aku kuliah disana. Sementara kakakku yang sudah terlanjur bekerja di Jakarta. Lebih memilih stay di Jakarta. Tapi hampir setiap tahun ia ke Bangkok untuk mengunjungi kami.

Kepulangan kami berhubungan dengan pernikahan Kakakku yang akan dilangsungkan minggu depan. Mami bahkan sudah kembali ke Jakarta sejak satu bulan yang lalu untuk mengurus ini dan itu. Tapi beliau kembali lagi ke Bangkok 2 hari yang lalu, sebagai gantinya aku yang langsung ke Jakarta untuk membantu Kakakku. Ngomong-ngomong tentang Kakakku, hari ini dia tidak bisa menjemputku, karna dia masih bekerja.

"Kak... Aku udah sampai di depan apartemen Kakak, apa passwordnya?" tanyaku melalui ponsel saat aku sudah sampai didepan apartemen yang sengaja ia sewa hanya karna tak mau sendirian tinggal di rumah. Sekarang rumah kami disewakan, tapi setelah menikah Kak Bella dan suaminya akan tinggal disana.

"Oh, pakai tanggal ulang tahunku." sahutnya diseberang sana.

"Ck, Gampang banget sih passwordnya. Gimana kalau apartemen Kakak dibajak orang-orang yang nggak bertanggungjawab?" omelku, bagaimanapun yang namanya tanggal lahir itu mudah sekali ditebak. Bagaimana kalau ada orang yang tidak bertanggungjawab tahu ulangtahun Kak Bella, dan memanfaatkan keteledoran Kakak semata wayangku itu

"Halah, bilang gampang, kamu juga masih nanya ke Kakak?" katanya kesal.

"Ah, udahlah aku mau masuk dulu,"ujarku setelah berhasil membuka pintu.

"Oke, Istirahat dulu. Sebentar lagi Kakak pulang, kok. Kakak udah kangeeeen banget sama kamu."

"Miss you more, Kakaaaaak. Cepet pulang, dan jangan lupa bawain batagor. Kangen banget. Sama batagornya. He...he...he,"

Kudengar ia tertawa. Aku lalu mengakhiri pembicaraan ini. Dengan langkah pelan, aku memasuki area apartemen sederhana ini sambil menyeret koperku. Aku tersenyum sendiri, mengingat terakhir kali aku masuk apartemen ini. yah...saat Kak Bella sedang memilih apartemen sebelum kami pindah ke Bangkok, aku ikut. Apartemen ini juga atas rekomendasiku. Dan Kak Bella, ternyata masih betah tinggal disini, sampai sekarang.

Ada dua kamar di apartemen ini, tapi sepertinya nantinya aku akan memilih tidur dengan Kak Bella. Memanfaatkan waktuku sebaik-baiknya sebelum ia diambil orang.

***

Bastian.

"Gimana nih ?" tanya Henry padaku, bahkan ini sudah ketiga kalinya ia menanyakan hal yang sama, tapi aku masih belum bisa menjawabnya.

Aku masih memandang nanar lebaran-lembaran kertas itu. Yang ada dalam benakku sekarang adalah rangkaian kata-kata yang akan kuluncurkan pada orangtuaku. Yah...lembaran-lembaran kertas itu adalah surat kontrak dari salah satu produser music yang menawari kami untuk bekerjasama denngan mereka. Mereka memang sudha lama membicarakan ini dengan kami, aku dan Henry. Tapi, baru hari ini mereka memberikan kontrak untuk kami pelajari. Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu pusing dengan isi kontrak itu, karna intinya pun aku hanya ingin menyalurkan kesenanganku.

Tapi masalahnya sekarang adalah orangtuaku. Mereka masih belum tahu tentang pekerjaan sambilanku disamping pengerjaan tesisku. Kak Aira juga sudah setuju untuk tidak memberitahukan mereka, sampai aku sendiri yang akan memberitahu mereka. Apakah ini saatnya?

Shocking Destiny [END]Where stories live. Discover now