Part 4

2.3K 187 6
                                    

Kiara.

I love morning. Aku suka pagi. Entah kenapa, dari dulu aku mencintai sebuah siklus yang disebut pagi. Saat- saat dimana aku bisa menghirup udara yang masih begitu bersih dan hm…baunya, bau pagi yang menyenangkan dan menenangkan apalagi saat malamnya hujan, pagi hari akan terasa jauuuh lebih indah, yang kadang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Aku merentangkan tanganku, menghirup udara pagi sebanyak-banyaknya melalui balkon kamar, kalau di film-film biasanya adegan begini diiringi soundtrack romantis, aaah soundtrack itu seolah-olah berbisik ditelingaku. Tapi alunan lagu yang menurutku romantis itu tiba-tiba langsung berubah menjadi pengisi lagu untuk adegan criminal, saat aku menoleh kearah ranjang. Ke arah lelaki yang telah menikahiku tepat 2 minggu yang lalu itu, yang selalu merusak setiap moment pagiku hanya dengan memandangnya saja. Ia adalah satu-satunya hal yang membuatku benci bangun pagi.

 Pria itu masih meringkuk dibawah selimut tebalnya. Aku heran kenapa pria ini begitu benci bangun pagi dan lebih senang bangun siang. Padahal bangun pagi itu menyenangkan. Ah, pria ini benar-benar menganggu mataku di pagi hari, tapi eh tidak juga. Sebenarnya kalau boleh jujur, aku lebih suka melihatnya saat tidur, diam, lucu (karna mulutnya selalu terbuka saat tertidur, hahaha), dan yang paling penting adalah ia tidak terlalu menyebalkan seperti saat matanya terjaga. Ehm, tidak juga sih, dia baik, hanya lebih seringnya menyebalkan.

Selama 2 minggu ini, hubunganku dengannya bisa dibilang baik. Kami sudah berteman, dan secara terang-terangan dia bilang kalau aku bukan wanita idamannya, hah? Sopan sekali, kan? Sudah kubilang, dia itu menyebalkan. Dan yang lebih membuatku ingin memutilasinya adalah saat dengan lantang ia mengatakan kalau aku itu TIDAK SEKSI SAMA SEKALI. Ya Tuhaaaan, sepertinya aku memang harus mempercayai ultimatum Kak Aira kalau mulut pria ini benar-benar semena-mena. Oke, lupakan segala jenis sikapnya yang menyebalkan, over all, dia suami yang baik sebenarnya, suami? Bukan…maksudku teman, oke, lupakan, maksudku pria yang kukenal. Suami hanya status, sementara teman? Rasanya terlalu dini untuk menganggapnya teman, pria yang kukenal dan ku sukai. Oh Tuhan, dia pasti akan meledekku habis-habisan kalau sampai tahu aku menyukainya.

Rutinitasku tiap pagi adalah membantu ibu mertuaku menyiapkan sarapan, kemudian dengan sekuat tenaga membangunkan lelaki jelmaan kerbau itu (ini adalah hal yang paling kubenci). Dan selalu pertanyaan yang sama dilontarkan ibu mertuaku.

“Pengantin baru, kok pagi banget sih bangunnya? Nggak capek apa?”

Memangnya kalau pengantin baru harus bangun siang-siang, ya? Dan aku baru mengerti arti kata ‘capek’ yang dimaksud ibu mertuaku itu beberapa hari yang lalu. Apanya yang capek? Aku bahkan tidak pernah melakukan apa-apa dengan anakmu itu, Mama. Dia tidak pernah menyentuhku, ehm bukannya aku mengharapkannya sih, hanya saja….. Ehm…oke, lupakan.

“Kak… bangun doooong…,” Ujarku lagi mulai lelah, mulutku sampai berbusa-busa menyuruhnya bangun. Bukannya dia berpesan kalau hari ini dia ada schedule pagi? Sudahkah aku bicara kalau saat ini dia sedang sibuk-sibuknya debut sebagai penyanyi baru? Yah jadwalnya menjadi super padat setelah kami menikah, ia mulai mempromosikan lagunya sehari sejak kami menikah, dan respon dari masyarakat sangat positif. Aku rasa sekarang ia sudah menjadi idol, mengingat wajah tampannya dan juga Henry, teman duetnya, kemudian kemampuan mereka.

“Eunghhh….hh,” ia hanya melenguh dan menggeliatkan tubuhnya. Sudah. Begitu saja.

Giliran aku yang mengeluh panjang. Omelanku tentang jadwal paginya dan kemungkinan untuk terlambat benar-benar tak manjur. Aku teringat sesuatu tiba-tiba, ketika aku mengeluh pada Kak Aira tentang kebiasaan adiknya yang menyebalkan itu.

Aku sudah memasang kuda-kuda untuk menendangnya, semoga ini tidak dosa. Karena menurut Kak Aira cara ini cukup ampuh, selain menyiramkan air. Kalau menyirapkan air, aku tidak mau repot dengan menjemur kasur setelahnya. Aku rasa tendangan mautku lebih berguna.

Shocking Destiny [END]Where stories live. Discover now