Membaca serta menghayati
Hikayat hati yang menentramkan
Seperti rangkulan saat waktu Dhuha.
Ampun ingin meminta.Setiap huruf dengan makna berbeda.
Setiap kata dengan penekanan berbeda
Menjadi ayat-ayat untuk dicinta.Aku makhluk.
Terlalu dzaif untuk membagak
terlalu buruk untuk sombong.
Karna yang pantas adalah Tuhan ku.Seperti penerangan
Disinilah aku, mengadu, menangis didepan Mu
Kau beri aku jalan yang aku butuh
Namun masih saja aku lalai.
Tapi tak pernah Kau tinggalkan aku.Aku cinta, namun tak demikian ku tunjukkan.
Aku buruk, sehingga terlalu malu untuk menghadap.
Aku sedih, Kau beri kebahagiaan.
Aku senang, selalu kau ingatkan agar bersyukur.Tapi aku lalai.
Terlalu lalai.
Sangat lalai.
Melupakan Mu adalah hal yang sangat aku sesali.
Kembalikan aku lagi. Seperti saat Kau menyayangi ku.
Siksa ringan bagi Mu, namun sangat berat untuk ku pikulKesempatan aku perbaiki semua.
Mohon berilah.
Agar aku Istiqomah.
Menjalani dengan sabar dan tabah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twillight
PoetryCampur aduk menghampiriku. Terkadang begini, terkadang begitu. Yang jelas tak pernah ada kejelasan.Karna kejelasan yang jelas hanya milik yang sempurna. Sedangkan kesempurnaan tak ada didiri ku.Kesempurnaan hanya milik Tuhan ku. Yang Maha Kuasa diat...