Flashback, Jakarta, 2010
Sudah 3 hari antara Meena dan Yudhan saling mengenal dan sesekali berbincang saat berpapasan di koridor. Yudah tetap bersikap baik pada Meena karena tidak ingin di cap sebagai pria sok tampan atau sombong. Sebaliknya, Meena menganggap Yudhan memberikannya sebuah lampu hijau untuk saling mengenal lebih jauh lagi.
Bel istirahat berbunyi, Meena yang tengah bersama dengan Dea dan Fina langsung memeluk kedua sahabatnya itu dengan senyum sumringah.
"Tau deh yang tadi dikasih pin BBM sama Yudhan." ledek Fina.
"Traktiran di Mang Ujang menanti nih!" sambung Dea.
"Jangankan Mang Ujang, di A&W pun jadi De!!" pekik Meena senang.
"Tapi ya, Mei.. yang gue tau dari Alam kalau Yudhan itu.. gapernah naksir sama cewe." Fina meringgis. Sudah ia yakinkan bahwa Meena tidak akan percaya dengan omongannya barusan.
Meena tersenyum lembut saat mendengar ucapan Fina. "Fin, cinta itu datang karena terbiasa. Fase seorang manusia buat ngalamin yang namanya jatuh cinta itu, beda-beda." ucapnya dengan bersungguh-sungguh, "Dan gue percaya tentang kekuatan cinta bakalan hadir memberkati gue dan Yudhan."
Fina dan Dea terdiam, mereka memilih membungkam mulutnya dan tidak mematahkan semangat Meena, meskipun mereka tahu kekecewaan yang akan menghampiri Meena.
•••••
Ketiga sahabat itu menghabiskan waktu istirahat mereka di lapangan basket, tentu saja Fina dan Dea menemani Meena untuk melihat Yudhan yang tengah asik bermain basket bersama teman-temannya.
Yudhan termasuk golongan anak populer, memiliki wajah tampan dan tubuh atletis. Sayang, Yudhan tidak begitu tertarik dan lebih banyak menutup dirinya dari gerombolan wanita.
Ia masih normal, tentu dia suka memandangi wanita cantik dan juga.. sexy tentunya. Namun, kebanyakan wanita disekitarnya mendekat berharap untuk menjadi kekasihnya.
Yudhan muak, dia belum paham betul apa itu cinta dan memilih untuk sendiri sampai detik ini.
Gadis berambut coklat itu terus memandangi pria yang ia kagumi, tatapan matanya tak lepas dari Yudhan yang kini melepas beberapa kancing kemeja sekolahnya.
"Sayang ya dia susah di deketin, padahal sering jadi omongan sama anak-anak cewe."
"Iya, dia main juga sama anak-anak populer tapi misterius banget auranya."
"Tapi dia kalau di sapa ngasih respon walaupun engga senyum."
"Eh lo tau gak kalau dia nolak Vania? Anak XII IPA itu, sadis banget ga sih dia nolak cewe paling cantik di sekolah?"
"Iyaloh, tapi dia deket banget sama Deandra itu! Curiga deh kalau mereka sebenernya pacaran."
Obrolan para gadis di sebelah Meena membuatnya terusik, apa benar kalau Yudhan susah di dekati. Mengapa dengannya Yudhan sedikit terbuka dan memberikan respon baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall And Love
Teen FictionCinta? Apasih itu cinta. Bagi seorang Yudhan Pradana, cinta hanya membuang-buang waktu, terlebih dengan merindu. Namun, semua berbalik setelah Yudhan mengenal seorang gadis yang begitu tulus menerimanya, Meena Tarissa. Apakah dia tetap menganggap ci...