MEMORIA I

142 22 3
                                    

"Ayah, ayah! Apa yang ayah lakukan pada adikku?! Hiks.." seorang anak laki laki menangis ketika melihat adik perempuannya telah di seret seret oleh ayahnya dengan kasar

"Hoon, sekarang kau tidak akan bisa bertemu dengan adikmu lagi. Dan, kami tidak akan lagi tinggal bersamamu Hoon" sang ayah hanya memberikan senyum licik pada anak laki lakinya itu

"Hei lelaki brengsek! Mengapa kau mengambil hak asuh Dahyun dariku?!" tiba tiba Nyonya Kim yang sedari tadi hanya diam kini mulai bertindak

"Shut! Diam saja kau wanita gila" bentak suaminya.

"Ya! Aku sadar jika aku belakangan ini sering berbicara pada diri sendiri dan bertindak seperti orang tidak waras dan gila. Tapi, hanya karena ini kau menggugat cerai aku, dan memisahkan tali persaudaraan anak kita? Mengapa kau tak pernah berpikir tentang anak anakmu? Mengapa mereka yang ikut terkena imbas dari pertengkaran kita?!" tanya Nyonya Kim tegas.

"Oh, ternyata selama ini kau sadar jika kau tidak waras. Dan asal kau tahu, aku menggugat ceraimu bukan hanya karena perilakumu, tapi aku tidak ingin memiliki anak laki laki yang lemah seperti dia" tunjuk sang ayah pada anak lelakinya.

"Apa maksudmu?!"

"Ya, dia lelaki lemah. Penyakitan. Asal kau tahu selama ini aku menginginkan anak laki laki karena aku ingin dia menjadi pribadi kuat dan tangguh, bukan yang di senggol sedikit saja sudah jatuh!"

"Aku kecewa padamu suamiku" lirih nyonya kim

"Suamiku? Hei! Bukankah kita sudah tidak memiliki hubungan apa apa lagi? Hahaha" pria brengsek yang berperan menjadi ayah tak tahu diri itu tertawa keras sampai satu ruangan tamu itu dipenuhi oleh tawanya saja.

"Sudah lah, aku lelah berdebat denganmu mantan istriku. Aku akan meninggalkan kalian sekarang. Sampai jumpa. Eh, tunggu" sang ayah yang tak tahu diri itu berjalan mendekati nyonya Kim.

Cup

"Kecupan terakhirku untuk mu" ucapnya setelah mengecup dahi mantan istrinya. Lagi dan lagi ia mengeluarkan senyuman jahat pada sang mantan nya itu.

"Ayo Dahyun sayang, kita pergi meninggalkan mereka" ajak Sang ayah itu pada anak perempuannya.

"Tidak! Aku tidak mau jika tidak ada ibu dan Kakak Ku" Gadis kecil itu mulai memberontak.

"Kau! Siapa yang mengajarkanmu membentak orangtuamu seperti itu? Oh, tentu saja ibumu. Benar bukan? Dasar wanita aneh. Bukannya mendidik anaknya dengan benar" si suami itu menatap sinis pada mantan istrinya.

"Ayo lah, Dahyunnie akan mendapatkan semua yang dahyunnie mau jika kamu bersama ayah" tiba tiba nada bicaranya melembut saat anak perempuannya itu merinding ketakutan melihat ayahnya.

"Tidak mau! Aku hanya mau bersama ibu dan Kakakku" ucapnya lagi.

"Kau memang tidak bisa diperlakukan lembut ya" tiba tiba pria brengsek itu menjambak rambut anak perempuannya sendiri dengan kencang.

"Agghhh" rintih anak perempuan nya itu yang merasa kesakitan karena rambutnya di jambak dengan kuat.

"Sampai jumpa wanita gila, dan lelaki lemah. Aku membenci kalian" ucap sang ayah yang tak tahu diri sebagai ucapan perpisahan mereka.

.

"Hoon, psst hoon" panggil seorang wanita paru baya yang sedang berjalan sambil menenteng tas belanjaan.

"Iya, ada apa nyonya Song?" tanya si Younghoon kecil pada seorang wanita paru baya yang bermarga Song

"Apa benar orang tuamu bercerai?" tanya Nyonya Song tersebut sambil mendekat ke arah Younghoon kecil.

SICK ^KYH+CTZ^ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang