1

27 0 0
                                    

Kenapa baru sekarang kita dipertemukan

Mungkin salahku melewatkanmu

Maafkan aku...

Lagu ini terus ku putar sepanjang perjalanan dari sebuah Coffee Shop di bilangan Ibukota bagian selatan. Setengah mati ku cari judulnya, akhirnya ku temukan lewat mesin pencari dalam jaringan dengan memasukkan kata kunci penggalan lirik lagu ini.

Asal kau tahu saja, lagu ini benar-benar bermain otomatis di kepalaku semenjak kejadian di Coffee Shop tadi. Tepatnya sejak sesosok perempuan manis mendorong pintu kaca berbingkai kayu ukiran di sana, bel klasik juga turut berbunyi.

Bel itu telah berbunyi sekian kali semenjak aku duduk dan sibuk dengan pekerjaanku di sini. Tapi bel kali ini seolah berbeda bunyinya.Benar saja. Karla. Pandanganku berhenti sekian detik.

Kemana kau slama ini..

Ia memesan Cappucino hangat. Aku yakin. Terbukti, ia memesannya. Menutup permintaan pesanan dengan terimakasih dan senyuman. Kepalanya menunduk merogoh dompetnya. Masih merah muda. Ia mengeluarkan lembaran rupiah dengan pecahan 20.000.

"Terimakasih kembali" ucapnya sembari menebar senyum kepada Mita yang menjaga kasir sore ini.

Kepalanya kembali menunduk memasukkan kembali dompet merah mudanya. Segera ia mengangkat kepala dan menyisir pandangan untuk mencari tempat duduk. Tapi pandangan matanya menemukanku yang sejak tadi memperhatikannya, menebak dengan benar apa saja yang akan terjadi di meja kasir tadi.

"Ry?"

Selamat, Karla!Where stories live. Discover now